Sukses

Skenario bak Film Mafia, Tahanan Pincang Berhasil Kabur dari Bui

Tahanan itu merupakan mantan anggota Polri yang terlibat kasus pembunuhan.

Liputan6.com, Pekanbaru - Pincang dan memakai tongkat, tahanan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pekanbaru bernama Satriandi berhasil kabur. Ia membuat nyali sipir tahanan menciut lantaran menodongkan senjata.

Dipapah rekan sebui, Nugroho, tahanan eks anggota Polri itu memasuki mobil Nissan X-trail yang sudah menunggu di luar Lapas. Skenario pelarian itu sudah direncanakan dengan matang.

Kepala Lapas Julius Syahroza berututur, tahanan yang merupakan mantan anggota Polri itu kabur dibantu orang yang pura-pura membesuk pada Rabu siang, 22 November 2017. Pengejaran sempat dilakukan oleh sipir penjara yang bertugas, tapi Satriandi dan Nugroho lenyap di ujung jalan.

"Pencarian tengah dilakukan dengan berkoordinasi dengan Polresta Pekanbaru," kata Julius di Lapas Pekanbaru, Rabu 22 November 2017.

Satriandi kabur sekitar pukul 17.00 Wib. Laporan yang Julius terima, Satriandi berpura-pura mengambil kiriman barang di depan pintu pengamanan.

"Saat itu saya sudah sampai di rumah," terang Julius.

Lanjut Julius, karena jam besuk sudah habis, maka sipir pengamanan Lapas meminta Satriandi kembali ke sel. Perintah itu ditolak. Satriandi malah mendorong petugas serta menodongkan senjata api warna silver.

"Petugas yang ditodong ini adalah Darso Sihombing memakai alat berbentuk senjata api, belum diketahui dari mana diperolehnya," terang Julius.

Saat kabur itu, Satriandi dibantu tahanan lainnya bernama Nugroho. Dengan terseok-seok memakai tongkat karena pernah ditembak polisi ketika ditangkap, Satriandi berhasil keluar dari gerbang Lapas.

Petugas tak berani melawan karena takut ditembak. Sipir baru mengejar Satriandi usai pesakitan itu masuk ke mobil Nissan X-trail yang disebut memiliki pelat merah atau mobil dinas. Namun info pelat merah itu dibantah Julius.

"Sepertinya hitam ya, X-trail. Tapi kita masih selidiki," tegas Julius.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Evaluasi Internal 

Terlepas dari matangnya rencana melarikan diri, Julius juga mengevaluasi bagian internal Lapas. Seperti mengapa pintu pengamanan terakhir tidak digembok? Serta mengapa saat itu, hanya ada satu sipir jaga, padahal harusnya dua karena jam besuk sudah ditutup?

"Seharusnya dikunci, ini enggak tahu kenapa gak dilakukan. Dan saat itu hanya ada satu penjaga, satunya lagi berada di ruangan," terang Julius.

Lapas juga belum mengetahui dari mana Satriandi mendapatkan senjata api. Namun menurut Julius, pada siangnya, ada 2 orang yang membesuknya atas nama Resti Wahyuni dan Hasbi.

"Hasbi ini adik kandungnya, dan diduga yang menyopirinya kabur memakai mobil," terang Julius.

Sebelumnya, tahanan Satriandi divonis 15 tahun penjara di Pengadilan Negeri Pekanbaru atas kasus pembunuhan. Dia juga pernah melompat dari lantai 8 sebuah hotel di Pekanbaru saat digrebek polisi karena memiliki ribuan pil ekstasi.