Sukses

Kerugian Banjir Bandang Malangbong Garut Capai Miliaran Rupiah

Kerugian material itu berasal dari rusaknya ratusan rumah warga dan fasilitas umum, serta peternakan warga akibat diterjang banjir bandang.

Liputan6.com, Garut - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut mencatat, berdasarkan perhitungan sementara hasil rapat koordinasi tingkat Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, total kerugian banjir bandang dan longsor yang menimpa Kecamatan Malangbong, Rabu petang lalu, (22/11/2017) mencapai Rp 5,4 miliar.

"Angka itu baru perhitungan sementara kerugian material, belum imaterialnya seperti trauma warga dan lainnya," ujar Kepala Pelaksana BPBD Garut, Dadi Djakaria, Jumat (24/11/2017).

Berdasarkan data yang dihimpun dari pihak Kecamatan Malangbong, bencana alam yang terjadi sejak Rabu petang itu mengakibatkan 149 rumah penduduk rusak, mulai dari rusak ringan, sedang, dan berat. Kemudian 147 kepala keluarga atau sekitar 768 jiwa terpaksa diungsikan.

Sementara fasilitas umum yang rusak meliputi 8 masjid, 2 sekolah dengan 6 ruang kelas, 7 jembatan, 4 titik irigasi, dan 2 titik jalan. "Sedangkan yang terancam akibat musibah itu mencapai 464 KK atau 1.600 jiwa," ujar Dadi.

Total rincian estimasi kerugian akibat bencana banjir bandang dan longsor Kecamatan Malangbong yang berhasil dicatat, yakni kerusakan rumah penduduk mencapai Rp 1,6 miliar, fasilitas publik Rp 3,4 miliar, perikanan Rp 125 juta, peternakan ayam Rp 200 juta, kendaraan Rp 50 juta, ternak sapi Rp 15 juta serta kerugian harta benda Rp 10 juta.

 

2 dari 3 halaman

Kronologi Terjangan Banjir Bandang

Camat Malangbong, Teten Sundara, menambahkan, hujan lebat yang mengguyur wilayah Kecamatan Malangbong dan sekitarnya mulai pukul 14.30 WIB hingga 18.00 WIB pada Rabu, 22 November 2017 lalu, menyebabkan air dari dua sungai yaitu Citatapa dan Cideres meluap.

"Awalnya air menabrak rumah Ujang yang berada dekat sungai hingga temboknya jebol, seluruh isi rumah termasuk satu kendaraan roda tiga, hanyut," ujarnya.

Kemudian dalam waktu singkat, air langsung menggenangi Kampung Cipeuyeum dan Kampung Cijanur, Desa Sukamanah yang jaraknya berdekatan. "Sebenarnya tanda-tanda bencana mulai terlihat pukul 16.00 WIB saat hujan turun," ujarnya.

Namun, karena terjadi penyempitan di jembatan, air yang datang berputar dan naik ke perkampungan lain hingga mencapai ketinggian 1,5 – 2 meter. "Selain merendam perkampungan, air juga mengakibatkan banyak tembok di bantaran sungai terkikis hingga mengakibatkan longsor dan menghanyutkan benda yang dilaluinya," papar Teten.

Selain menimpa Kampung Cipeuyeum dan Kampung Cijanur, banjir bandang juga mengakibatkan rusaknya jembatan di daerah Tanjaknangsi, Desa Malangbong akibat meluapnya Sungai Cikurutug.

Adapun banjir di Kampung Ciwahang, Desa Sukamanah, terjadi akibat air yang datang dari daerah pegunungan. Air tersebut melewati jalan dan selokan dan kemudian menimpa perkampungan. "Kami terus melakukan evakuasi dan pendataan korban berikut kerugian,” ujar dia.

Teten menambahkan, selain menggenangi dua kampung tadi, hujan lebat yang terjadi dua hari lalu, mengakibatkan sejumlah desa di Kecamatan Malangbong mengalami longsor seperti Desa Girimakmur, Desa Campaka, Desa Mekarmulya, Desa Cihaurkuning, Desa Cikarag, Desa Barudua, Desa Cinagara, dan Desa Sekarwangi.

"Para korban membutuhkan bantuan makanan, pakaian, selimut, obat-obatan dan peralatan masak," ujarnya.

 

3 dari 3 halaman

Jalur Selatan Kereta Api Lumpuh

Selain menyebabkan kerusakan permukiman penduduk dan fasilitas umum lainnya, hujan deras yang terjadi Rabu kemarin, menyebabkan arus transportasi Kereta Api (KA) yang melintasi jalur selatan Jawa terputus hingga 24 jam.

Gangguan ini berasal dari material longsoran tebing di samping rel yang menutupi bantalan perlintasan kereta, hingga akhirnya menghentikan perjalanan kereta yang melalui jalur selatan tersebut.

Kepala Humas Daop 2 Bandung Joni Martinus mengatakan, rute perlintasan Kereta Api (KA) jalur selatan Jawa, baru bisa dilalui rangkaian KA jika proses pembersihan material longsor bisa selesai malam tadi.

"Perlintasan Kereta Api berada di Kecamatan Malangbong dipastikan bisa dilalui rangkaian sekitar pukul 23.00 WIB jika tidak terjadi hujan kembali," ujarnya, Kamis malam (23/11/2017).

Menurutnya, perlintasan kereta jalur selatan terpaksa dialihkan ke jalur utara, paska terjadinya longsor di wilayah di Bumiwaluya - Cipendeuy berada di Kampung Cikadongdong, Desa Mekarmulya, Kecamatan Malangbong, Rabu petang kemarin.

Bahkan, sejak dilakukan pendataan, terdapat delapan titik perlintasan yang berada di Kampung Ciherang dan Kampung Cidahu, Desa Haur Kuning, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, ikut tertimbun material longsor dari tebing yang berada di samping perlintasan.

"Yang paling parah berada di KM 231+01 sepanjang 100 meter dengan kondisi ketebalan 7 meter dan 232+89 sepanjang 50 meter ketebalan 3 meter," ujarnya.

Sulitnya akses kendaraan yang menuju perlintasan kereta api dari Cipendeuy sampai Bumiwaluya, menyebabkan upaya pembersihan material longsor dilakukan secara manual petugas Daop 2 Bandung dengan bantuan masyarakat sekitar.

"Penanganan masih terus dilakukan oleh 200 orang bantuan dari masyarakat sekitar, kami melihat material longsoran yang menimbun perlintasan tersebut disebabkan tanah labil," tuturnya.

Akibat kondisi medan yang sulit itu, ujar dia, hingga kini perjalanan KA melalui jalur selatan masih dialihkan melalui jalur utara melalui rute Purwakarta, Cikampek, Cirebon, Purwokerto dan Kroya dengan cara memutar dan kembali lagi ke jalur selatan.

"Sampai sekarang ini tidak ada pemberhentian bagi penumpang meskipun ada keterlambatan 5 jam," ujarnya.

Sementara itu, bagi para penumpang yang mengalami keterlambatan, lembaganya siap mengembalikan uang tiket 100 persen tanpa potongan.

"Semua penumpang sejak kemarin malam hingga pagi telah menggunakan bus yang disiapkan dibeberapa stasiun mulai dari Tasikmalaya, Garut, Ciamis dan Banjar," ungkapnya.

 

Simak video pilihan berikut ini: