Sukses

Hari Guru, Rumah Tokoh Pendidikan di Pontianak Bakal Jadi Museum

Dalam rangka memperingati Hari Guru, ternyata banyak kisah mengenai kiprah dan pengabdian pahlawan tanpa jasa tersebut.

Liputan6.com, Pontianak - Setiap 25 November, Indonesia memperingati Hari Guru. Dalam rangka memperingati Hari Guru, ternyata banyak kisah mengenai kiprah dan pengabdian pahlawan tanpa tanda jasa tersebut, terutama di daerah-daerah.

Di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, misalnya. Pemerintah setempat berniat menjadikan eks rumah seorang tokoh pendidikan dan pemerhati sejarah Kalimantan Barat, Sudarto --yang meninggal pada usia 83 tahun-- menjadi museum.

"Semangat almarhum Sudarto di dunia pendidikan perlu diabadikan, salah satunya dengan menjadikan rumahnya sebagai museum," ucap Wali Kota Sutarmidji di Pontianak, dilansir Antara yang dikutip Liputan6.com, Jumat (24/11/2017).

Rumah sang guru berlokasi di kompleks SMP Negeri 2 Pontianak di Jalan Selayar, Pontianak Selatan. Rumah kayu yang seluas lapangan bulu tangkis itu ditinggali almarhum sejak pertama mengabdi jadi guru di Pontianak.

Rumah almarhum saat itu penuh buku dari hasil belajar yang dia lakukan. Namun, kini semuanya sudah disumbangkan ke perpustakaan. "Kini, rumah itu sudah tidak terawat, makanya akan kami jadikan museum," Sutarmidji mengungkapkan.

Adapun Hari Guru Nasional ternyata telah dicetuskan sejak 1994 sesuai dengan keputusan presiden. Berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 78 Tahun 1994 dan juga di Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, 25 November dipilih sebagai Hari Guru Nasional dan diperingati bersamaan dengan ulang tahun PGRI.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Menurut Sutarmidji, almarhum adalah seorang pendidik yang mendedikasikan seumur hidupnya untuk pendidikan. Sudarto juga dikenal dengan kesederhanaan, keikhlasan, atau orang yang betul-betul memikirkan dunia pendidikan.

Boleh dibilang, semua sosok ideal bagi seorang guru, ada di sosok almarhum Sudarto. "Makanya, kami akan menjadikan rumah dinas beliau menjadi museum," ujarnya.

Sudarto pun bisa dijadikan contoh bagi siapa saja. "(Terutama) untuk melihat bagaimana sosok seorang pendidik yang idealis dan yang bisa jadi teladan," kata Sutarmidji.

Nantinya, dalam museum tersebut akan disediakan ruang baca. Bahkan, sebagai penghormatan, Gedung Amplitheater di SMPN 2 Pontianak akan diberi nama Amplitheater Sudarto.

"Saya juga pernah diajar oleh almarhum. Setelah pensiun, almarhum pernah menjadi pejabat di Diknas, hingga menjadi konsultan pendidikan dan mengabdikan diri sampai akhir hayat di Diknas Provinsi Kalbar," ucapnya.

Selain itu, menurut Sutarmidji, almarhum juga aktif dalam pertemuan dan sering menjadi narasumber dalam acara bertema sejarah.