Sukses

Dinas Pertanian dan Peternakan Musnahkan Sapi Positif Antraks

Sebelumnya sembilan warga di Bone Bolango terserang antraks usai mengonsumsi daging sapi yang sakit.

Liputan6.com, Bone - Tim dari Dinas Pertanian dan Peternakan Bone Bolango menemukan satu ekor sapi yang positif antraks yang hendak dipotong warga. Sapi yang ditemukan di Desa Padengo itu, awalnya sakit dan hendak di potong paksa oleh warga. Namun setelah diteliti sampel darahnya oleh tim dari dinas pertanian dan peternakan setempat, sapi itu positif antraks.

"Setelah positif antraks, kita lakukan protap pengamanan dengan membakar sapi positif antraks lalu kita kubur. ada satu sapi lagi yang kita periksa, namun hasilnya negatif antraks," ungkap Alwin Karim, Kabid Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bone Bolango, Sabtu (25/11/2017).

Alwin mengatakan, pihaknya telah menurunkan tim untuk memvaksin sapi-sapi lain di lokasi yang diduga terkena antraks. Dari data yang ada, sejak Januari 2017 lalu, sebanyak 10.000 ternak sapi sudah divaksin.

Dia mengatakan bahwa seluruh pengobatan maupun vaksinasi ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus antraks meluas. "Seluruh pengobatan ternak sapi ini kita berikan secara gratis," ungkapnya.

Sebelumnya dari laporan yang diterima oleh Puskesmas Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango diketahui ada sembilan warganya positif terkena penyakit antraks. Mereka mengkonsumsi daging yang diduga telah terjangkit antraks. Mayoritas warga mengalami luka di bagian kulit kaki dan tangan  dan mengaku merasakan pusing saat beraktivitas.

"Dari gejalanya, baik luka yang dialami dan riwayat adanya kontak dengan hewan ternak, para warga ini ini positif antraks," kata Roni Hunta, Kepala Puskesmas Tilongkabila, Bone Bolango.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

 

2 dari 2 halaman

Serangan Antraks Terparah

Sementara itu, Anggota DPRD Kabupaten Bone Bolango, Ronal Alibasa meminta agar pemda setempat lebih serius menindakalnjuti merebaknya kembali wabah antraks. Meski warga hanya terkena antraks kulit, namun dia menilai kasus antraks 2017 ini paling parah jika dibandingkan dengan kasus yang terjadi pada tahun 2016 lalu.

Menurutnya, dinas pertanian dan peternakan sebagai dinas teknis harus mengambil langkah untuk memutus mata rantai kasus antraks dengan cara mensterilkan kondisi kesehatan seluruh ternak sapi yang masuk ke daerah tersebut. Jika tidak dilakukan, maka kasus yang sama akan terus terjadi apalagi saat ini pemda memiliki program bantuan satu warga dua ekor sapi.

"Jika kita tidak sterilkan pengadaannya atau distribusi sapi kepada warga, maka kasus antraks lagi-lagi akan temui," pungkasnya.