Sukses

3 Ilmuwan Muda Semarang Berjaya di Thailand

Para ilmuwan muda tersebut mendapat dukungan dan pendampingan dari empat profesor masing-masing.

Liputan6.com, Semarang - Tiga ilmuwan muda Semarang, Jawa Tengah, sukses mendapatkan penghargaan bergengsi dari ajang The 2nd International Conference on Animal Nutrition and Environment (ANI-NUE2017). Mereka adalah mahasiswi S1 Peternakan Universitas Diponegoro (Undip) yang mewakili Indonesia di ajang bertajuk "Towards the Betterment of Animal Productivity, Conserving Resources and Environment" di Pullman Raja Orchid Hotel, Khon Kaen, Thailand, awal November 2017.

Tiga ilmuwan muda itu adalah Farah Nabila, Rizky Choirunnisa, dan Ulia Renfelia Baysi. Mereka menyabet penghargaan The Outstanding Oral Presenter dan juga The Best Young Presenter. Penghargaan ini diberikan kepada ilmuwan muda untuk penampilan dan materi terbaik.

Menurut Ulia Renfelia Baysi, acara diikuti 200 peserta dari 21 negara. Negara yang dianggap maju seperti Inggris, Amerika Serikat, Itala, Australia, Kanada, dan Jepang juga turut ambil bagian.

"Sebenarnya tujuan forum ini untuk sharing dan diskusi keilmuan. Publikasi penelitian baru, mengorbitkan, dan memotivasi ilmuwan muda dari seluruh dunia," ucap Ulia, Minggu (26/11/2017).

Dalam pembukaan ANI-NUE2017, Indonesia menyajikan pertunjukan dengan menyanyikan lagu "Maju Tak Gentar". Seluruh peserta seminar antusias dengan perform dan mengiringi lagu "Maju Tak Gentar" dengan standing ovation atau tepuk tangan sembari berdiri.

Selain presentasi penelitian, para ilmuwan muda ini harus menampilkan atraksi di panggung utama. (foto: Liputan6.com/aviola/edhie prayitno ige)

Dalam forum bergengsi dunia itu, para mahasiswa Undip ini menyampaikan penelitian tentang prediksi lemak intermuscular domba ekor tipis. Ulia Renfelia Baysi membawakan hasil riset itu dengan bahasa Inggris yang fasih dan sukses memukau peserta.

"Kami menggunakan parameter ukuran tubuh (lingkar dada, dalam dada, panjang badan) sebagai materi prediksi," kata Ulia.

Sementara itu, Farah Nabila mempresentasikan metode baru untuk memprediksi lemak intermuscular. Farah juga sukses menambang penghargaan itu.

"Dengan prediksi lemak intermuscular itu, akhirnya akan didapat persentase total lemak," ujar Farah.

Satu penghargaan lagi disabet Rizky Choirunnisa. Rizky bersama timnya mengirimkan materi penelitian tentang formula untuk mencari tingkat konsumsi protein untuk mengontrol kadar lemak dan protein domba. Naskah penelitian itu dikerjakan bersama Ari Prima dan Febrianto Dwi.

Para ilmuwan muda ini mendapat dukungan dan pendampingan dari empat profesor masing-masing, yaitu Prof. Agung Purnomoadi dan Prof. Edy Rianto, Prof. Joelal Achmadi dan Dr. Retno Adiwinarti.

"Kami riset bersama tim Cemara dengan bimbingan para profesor. Bahkan kami juga sudah berlatih presentasi hingga dua bulan," kata Rizky.

2 dari 2 halaman

Perbandingan Lapangan

Untuk mencari titik temu antara teori dan praktik di Negeri Gajah Putih itu, semua peserta juga diajak mengunjungi pengelolaan smallholder dairy farmer dan organisasi pengembangan industri susu di Thailand. Smallholder farmer di Thailand memiliki sapi lebih dari 50 ekor dan dilengkapi dengan alat-alat modern seperti alat perah otomatis.

"Kunjungan ini bisa memotivasi peserta agar dapat mengembangkan dunia Peternakan. Kami yang dari Indonesia sesungguhnya tidak kalah dari sumber daya alam dan sumber daya manusia," kata Rizky.

Menurut Ulia, Rizky maupun Farah, forum itu menjadi sangat inspiratif. Forum dunia itu seakan pamer banyaknya ilmuwan muda berbakat dan memiliki keinginan mengembangkan ilmu pengetahuan.

Para ilmuwan muda Semarang berfoto bersama usai presentasi. (foto: Liputan6.com/aviola/edhie prayitno ige)

"Khususnya di bidang peternakan yang sering dianggap tak menarik bagi generasi milenial," kata Ulia.

Undip mengirimkan enam ilmuwan berstatus mahasiswa untuk ikut serta dalam forum ini. Masing-masing Nadlirotun Luthfi, Vita Restitrisnani, Muhammad Ainsyar Harahap, Farah Nabila, Rizky Choirunnisa, dan Ulia Renfelia Baysi. (aviola putri-semarang)