Liputan6.com, Painan - Kawasan Wisata Bahari Terpadu Mandeh, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, meraih peringkat pertama pada kategori Surga Tersembunyi Terpopuler di Anugerah Pesona Indonesia (API) II. Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni menerima penghargaannya di Jakarta, Sabtu malam, 25 November 2017.
"Penghargaannya langsung saya terima di Jakarta, ini pencapaian yang luar biasa untuk dunia pariwisata Pesisir Selatan," katanya di Painan, Senin (27/11/2017), dilansir Antara.
Ia berharap momentum tersebut mampu meningkatkan popularitas kawasan Mandeh tidak hanya di dalam, namun juga di luar negeri.
Advertisement
Baca Juga
"Kepada masyarakat yang berperan aktif mewujudkan kawasan Mandeh meraih peringkat pertama saya atas nama pemerintah daerah mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya," ujarnya.
Raja Ampat Rasa Sumatera
Dalam berbagai kesempatan sebelumnya, Menteri Pariwisata, Arief Yahya, menyebut Mandeh sebagai Raja Ampat-nya Sumatera. Dari puncak Mandeh, pengunjung bisa melihat onggokan Pulau Traju, Sironjong Besar, dan Sironjong Kecil, Pulau Setan, hingga Pulau Cubadak.
Ke arah utara kawasan tersebut, pengunjung bisa menikmati gugusan pulau yang terlihat melingkar seperti Pulau Pagang, Pulau Marak yang berdampingan dengan Sikuai, serta Pulau Bintangor.
Berpaling ke arah berlawanan, pengunjung disajikan dengan keindahan tanjung dengan riak air yang ringan ibarat sebuah danau. Keindahan ini yang membuat Menteri Arief Yahya berulang kali mengunjungi kawasan tersebut.
Menurut Arief, Mandeh akan menjadi proyek percontohan pengembangan kawasan wisata di Sumbar. Mandeh potensial dikembangkan sebagai kawasan wisata meningkat luas kawasan yang berjarak sekita 56 kilometer dari Kota Padang tersebut mencapai 18.000 hektare.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Geliat Mandeh
Pegiat pariwisata Nofrins Napilus menyatakan, Mandeh layak dikembangkan menjadi kawasan wisata dengan luasnya lahan yang dimiliki kawasan tersebut. "Untuk Sumatera (Mandeh) emang paling lengkap dengan kombinasi darat, pulau, dan keindahan bawah lautnya," ujar Nofrin.
Dia mengatakan pengembangan kawasan wisata Mandeh memerlukan regulasi berupa peraturan daerah sehingga mendorong investor besar bisa ambil bagian.
"Karena satu-satunya daerah di Sumbar saat ini yang paling memungkinkan dikembangkan jadi kawasan khusus dan cukup luas hingga 400 hektare di satu lokasi, ya, di kawasan Mandeh," ujarnya.
Hanya, menurut dia, kawasan Mandeh punya identitas tersendiri. "Sudah enggak setuju pakai istilah Raja Ampat."
Debus dan Air Terjun Mandeh
Tak hanya keelokan alam, Mandeh juga punya kekayaan budaya. Nagari Mandeh (desa adat), Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat sebelumnya menyatakan akan mengembangkan kesenian debus untuk menambah nilai jual daerah itu pada wisatawan lokal maupun mancanegara.
"Semenjak daerah ini dijadikan lokasi wisata kami mulai berpikir apa yang harus dikembangkan, ternyata debus berpotensi," kata Wali Nagari (kepala desa adat) setempat, Jasril Rajo Basah di Painan, beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan, kesenian debus di daerah itu sudah ada sejak lama dan beberapa kali memeriahkan acara baik tingkat nagari maupun kecamatan. Untuk itu, saat ini tim kesenian debus di nagari yang pimpinannya hanya perlu dikembangkan agar menjadi lebih menarik.
"Air terjun tersebut tingginya seratus meter dan saat ini baru bisa dijangkau menggunakan jalan setapak sejauh namun ke depan akan perbaiki agar wisatawan dengan mudah bisa mengeksplorasi keindahannya," tutur dia.
Â
Advertisement