Sukses

Pantun Batanghari Sembilan Sumsel yang Bikin Ketawa

Sumsel menjadi salah satu provinsi tertua di Indonesia dengan keanekaragaman budaya yang masih terus dilestarikan.

Liputan6.com, Palembang - Salah satu kesenian khas Sumatera Selatan (Sumsel), yaitu musik Batanghari Sembilan masih terus dilestarikan para seniman lokal. Musik Batanghari Sembilan yang mengiringi pantun berbahasa daerah mampu membuat para pendengarnya tertawa dengan bait-bait yang jenaka.

Nama Batanghari Sembilan sendiri, merupakan gambaran dari sembilan anak Sungai Musi yang membelah kawasan Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel).

Ali Goik Depati, seniman Sumsel mengatakan, pantun jenaka menceritakan kehidupan sehari-hari masyarakat Sumsel yang dibungkus dengan kata-kata yang lucu.

Beberapa bahasa daerah dari sejumlah kabupaten di Sumsel pun sering digunakan, seperti bahasa daerah Prabumulih, Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Ilir, dan lainnya.

Untuk bisa menguasai musik Batanghari Sembilan, para seniman harus menghabiskan waktu setidaknya tiga tahun. Menggunakan alat musik gitar, musik Batanghari Sembilan mempunyai ciri khas petikan yang menemani lantunan pantun jenaka.

"Memang agak sulit belajar musik Batanghari Sembilan, makanya para senimannya hanya dari kalangan tua saja," ujarnya kepada Liputan6.com, yang ditulis Selasa, 28 November 2017.

Agar bisa dinikmati oleh generasi muda, pihaknya mulai melirik jenis musik lain seperti musik jazz dan hentakan musik Disc Jockey (DJ). Musik modern ini akan dikolaborasikan dengan musik Batanghari Sembilan agar terdengar lebih kekinian.

Namun, pihaknya masih menyayangkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel belum terlalu mempromosikan kesenian daerah hingga ke mancanegara.

"Musik daerah seharusnya jadi nilai jual yang tinggi, karena kesulitan dalam permainannya. Tapi,pemda belum terlalu memberikan wadah untuk promosi," katanya.

Dwiki Darmawan selaku Ketua Umum Yayasan Anugerah Musik Indonesia (AMI), saat hadir dalam Festival Musik Jazz Sriwijaya di Kota Palembang, Sumsel, mengatakan bahwa potensi pengembangan musik tradisional Sumsel cukup besar jika dikemas lebih modern.

"Seperti di Indonesia Timur, punya style tersendiri dan sudah menembus kancah internasional. Musik Batanghari Sembilan juga potensi itu, jika dibalut dengan musik zaman sekarang," ujarnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Program Promosi Daerah

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumsel, Irene Camelyn Sinaga membantah bahwa Pemprov Sumsel lepas tangan dalam melestarikan budaya dan kesenian Sumsel.

Pemprov Sumsel melalui Disbudpar Sumsel bahkan sering membuat promosi dan workshop kesenian daerah, terutama untuk kesenian musik Batanghari Sembilan. Agar generasi muda bisa menjadi penerus seniman senior dalam melestarikan kesenian lokal.

"Yang berkomentar kesenian Batanghari Sembilan hampir punah tersebut, mereka tidak pernah tahu perkembangannya. Hanya sekedar berkomentar miring saja," ujarnya.

Salah satu program promosi yang dilakukan Disbudpar Sumsel, yaitu dengan menggelar festival musik yang diikuti oleh musisi mancanegara. Seperti Festival Musik Jazz Sriwijaya.

Bahkan dalam waktu dekat, pihaknya akan menggelar kegiatan nusantara bertema Indonesia jelang Asian Games 2018 mendatang.

"Memang kita belum membawa kesenian Batanghari Sembilan ke luar negeri. Tapi, dengan berbagai kegiatan bertaraf internasional, kita selalu hadirkan kesenian daerah sebagai promosi dari pemda," ucapnya.

Â