Liputan6.com, Sleman - Seekor buaya muncul di Kali Kwagon, Desa Sidorejo, Kecamatan Godean, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (29/11/2017). Keberadaan buaya sebesar pohon pisang dengan panjang sekitar dua meter itu mengejutkan warga.
"Ini baru pertama kali muncul buaya di daerah kami," ujar Sukiman, Kepala Dusun Kwagon.
Kemunculan buaya pertama kali diketahui oleh warga setempat bernama Sarino. Ia melintasi daerah tepi kali pada pukul 05.30 WIB. Buaya itu berada di atas tumpukan pelepah pisang di tengah kali yang arusnya deras akibat hujan semalam.
Advertisement
Baca Juga
Warga yang melihat pun melaporkan kepada aparat dusun supaya segera menangkap buaya itu. Mereka pun kembali ke kali dengan membawa tali tambang. Akan tetapi, setelah sampai di kali, buaya itu sudah hilang."Saat ini kami masih mencari, walaupun warga juga tidak terlalu berani. Bahaya buaya lepas nanti kalau makan hewan atau anak bagaimana," tutur Sukiman.
Ia juga sudah melaporkan penemuan buaya ini kepada kepolisian dan koramil setempat. Sejumlah relawan juga sudah mendatangi lokasi untuk membantu mencari.
Awas, Kawanan Buaya Sungai Luk Ulo Datang Lagi
Sebelumnya, di warga daerah lain juga dirisaukan dengan kemunculan buaya. Kawanan buaya Sungai Luk Ulo, Kabupaten Kebumen, menyebabkan warga sepanjang aliran tak bisa leluasa beraktivitas. Mereka khawatir, tiba-tiba terjadi serangan buaya tanpa terdeteksi.
Pekan lalu buaya kembali muncul di Desa Rantewringin, Kecamatan Buluspaspesantren. Buaya itu tampak di permukaan palung sungai yang berarus lambat.
Sebelumnya, pada pertengah Oktober 2017, warga juga sempat dibuat heboh oleh buaya sepanjang empat meter yang terdampar di areal persawahan desa Kedungwinangun Kecamatan Klirong, sekitar tiga kilometer dari Rantewringin.
Buaya muara (Crocodylus porosus) itu diduga terseret banjir besar sungai dan akhirnya mendarat di persawahan warga. Predator itu didapati tengah berendam di lumpur oleh seorang petani.
Saat itu, warga berusaha menangkap buaya tersebut. Namun, buaya yang ganas dan tampak masih gesit itu meloloskan diri dan masuk ke Sungai Luk Ulo yang berjarak 50 meter dari persawahan.
Jauh hari sebelum itu, mamalia peninggalan zaman dinosaurus itu menampakkan diri di sepanjang aliran Sungai Luklulo yang membentang dari pegunungan utara Kebumen hingga bermuara di Laut Selatan Jawa. Tercatat, kawanan buaya muncul enam kali sejak musim kemarau di berbagai desa sepanjang Sungai Luk Ulo.
Kemunculan buaya ini tak urung mendapat perhatian dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah. Dikhawatirkan, warga tak mewaspadai kemunculan kawanan buaya sehingga meningkatkan risiko serangan buaya.
Â
Simak video pihan berikut ini:
Advertisement