Sukses

Susah Dimintai Tanda Tangan, 2 Mahasiswa Ancam Dekan Pakai Golok

Beruntung, polisi segera datang menyelamatkan sang dekan yang diancam pakai golok tersebut.

Liputan6.com, Ambon - Dekan Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, Maluku, atas nama Dr La Djumaidi nyaris celaka di tangan dua mahasiswanya, Rabu (29/11/2017).

Beruntung, sang dekan diselamatkan polisi setelah sempat menghubungi Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease. Polisi berhasil menyelamatkan dirinya dari amukan dua mahasiswa yang membawa sebilah golok.

"Ia benar, polisi sudah datang dan mengamankan situasi, Pak Dekan tadi berhasil amankan diri di dalam ruang kerja," kata salah satu mahasiswa usai kejadian tersebut.

Informasi yang dihimpun usai kejadian, Abu Ali Reliubun dan Sahlan Reengifurwarin merupakan mahasiswa akhir studi Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum, di Fakultas Syariah IAIN Ambon.

Keduanya sedang mengurusi administrasi untuk mengikuti ujian akhir. Salah satu surat itu perlu tanda tangan dekan. Namun, seminggu berjalan surat yang diajukan Bagian Administratif dan Keuangan (BAK) Fakultas Syariah, dekan tak kunjung membubuhi tanda tangannya di surat tersebut.

Menurut sumber yang enggan disebutkan namanya, aksi dua mahasiswa itu sempat dilerai oleh mahasiswa lainnya. Salah satu dosen juga ikut memfasilitasi.

Namun, sang dekan tetap menolak kemauan dua mahasiswa tersebut, sikap dekan itu juga sempat memicu emosi para mahasiswa lainnya.

 Saksikan video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Situasi Memanas

Situasi di depan Kantor Fakultas Syariah pun semakin memanas. Mahasiswa yang membawa golok juga berupaya merangsek masuk ke ruang dekan, tapi berhasil dicegat.

Sejumlah anggota Patroli Reaksi Cepat (PRC) Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease yang dikontak dekan juga bergerak cepat ke lokasi kejadian dan ikut mengamankan kondisi.

Dekan Fakultas Syariah Dr La Djumaidi yang dikonfirmasi menyatakan tidak tahu pasti penyebab mahasiswanya mengamuk dengan golok, karena saat kejadian dia sedang berada di ruang ujian untuk menguji mahasiswa lainnya.

"Setelah selesai ujian tadi saya turun ke fakultas sudah ada kerumunan mahasiswa, tapi saya tidak melihat ada yang membawa golok," ujar dekan.

Menurut dekan, masalah dengan mahasiswanya itu hanya persoalan teknis dan telah diselesaikan secara kekeluargaan. Dekan berjanji akan menandatangani surat itu dalam waktu yang dekat.

"Memang surat itu belum keluar, karena operator hanya satu dan beban kerjanya banyak. Tapi surat mereka akan segera dicetak," kata dekan.