Liputan6.com, Serang - Basarnas telah memetakan wilayah rawan bencana alam di Provinsi Banten, agar masyarakat lebih siaga dan berhati-hati. Sebab, ancaman bencana alam bisa datang setiap waktu.
Untuk wilayah Kabupaten Serang, sepanjang aliran Sungai Ciujung menjadi lokasi rawan bencana alam seperti banjir. Selanjutnya di Kabupaten Pandeglang, sepanjang aliran Sungai Cicangu, menjadi lokasi yang setiap musim penghujan langganan banjir.
"Di daerah Mancak rawan banjir dari Sungai Cidanau. (Kabupaten) Lebak rawan longsor. Daerah Pakuhaji (Tangerang) rawan banjir," ucap Zaenal Arifin, Kepala Kantor SAR Banten, saat ditemui di kantornya, Rabu, 29 November 2017.
Advertisement
Baca Juga
Bagi nelayan diharapkan lebih berhati-hati saat melaut mencari ikan, karena perairan barat Banten, gelombangnya mencapai dua meter. Sedangkan di perairan selatan Banten bahkan tinggi gelombangnya lebih dari dua meter."Kami siapkan (bantuan) matra darat, matra laut. Perahu karet kita siap. Kapal boat kita siapkan untuk di perairan. Ada posko gabungan pas terjadi bencana," jelasnya.
Basarnas Banten yang hanya beranggotakan 12 personel mengaku, dengan segala keterbatasan yang ada akan berupaya membantu proses evakuasi dan memberi pertolongan saat terjadi bencana alam.
"Tapi kita meminimalkan kekurangan itu dengan potensi yang ada. Kerja sama dengan KSOP, ASDP (Merak), Bakamla, Polair, dan TNI AL," kata Zaenal.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Â
Â
Sekolah Tertimbun Longsor di Lebak
Sementara itu, Madrasah Aliyah Al-Mutakin yang berlokasi di Desa Cisampih, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Lebak, Banten, tertimbun longsor pada Selasa, 28 November 2017.
"Kejadian longsor diakibatkan karena dalam beberapa hari ini curah hujan cukup tinggi," kata Lettu Sudarsono, Pasi Intel Dandim Lebak, saat dikonfirmasi melalui aplikasi berbincang, Rabu, 29 November 2017.
Longsor terjadi pada Selasa dini hari sekitar pukul 01.00 WIB, sehingga satu ruang kelas rusak parah dan satu ruangan rusak ringan.
"Kerugian jiwa nihil, kerugian materiel diperkirakan lebih kurang Rp 100 juta," jelasnya.Kini, kondisi sekolah tersebut tak bisa dipergunakan lantaran peralatan belajar mengajar, seperti bangku, dan meja pun ikut rusak.
"Babinsa berkoordinasi dengan kades dan warga setempat mengamankan material yang masih bisa digunakan. Sementara, bantuan dari pemerintah belum ada," kata Sudarsono.
Advertisement
Siklon Tropis Dahlia Mengancam
Adapun berdasarkan pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), siklon tropis atau badai Cempaka di selatan Pulau Jawa pada hari ini telah melemah menjadi Depresi Tropis (eks Cempaka).
"Bergerak ke arah barat daya menjauhi perairan Indonesia," ucap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, saat memberikan keterangan pers, Rabu sore, 29 November 2017, dilansir bmkg.go.id.
Dampak dari eks siklon tropis atau badai Cempaka memberikan pengaruh terhadap kondisi cuaca di Indonesia. "Seperti hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di selatan Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan Lombok," Dwikorita menjelaskan.
Ia menambahkan, eks siklon tropis tersebut menyebabkan angin kencang hingga 20 knot (36 kilometer per jam) yang berpotensi di wilayah selatan Jawa. Sementara untuk kondisi perairan, menyebabkan gelombang tinggi 2.5-4 meter di perairan selatan Banten hingga selatan Jawa Tengah, dan Samudea Hindia selatan Pulau Jawa.
Sebelumnya, badai Cempaka mengakibatkan hujan dengan intensitas lebat di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Pacitan, Jawa Timur, yang mengakibatkan banjir. Berdasarkan hasil analisis BMKG, curah hujan di DIY pada 28 November 2017, 286 mm/hari. Sementara di wilayah Pacitan pada 27 November, 383 mm/hari. Curah hujan yang terjadi tersebut merupakan curah hujan kategori ekstrem (> 150 mm/hari).
Dampak Badai Dahlia
Sementara itu, bibit siklon tropis di barat daya Bengkulu meningkat menjadi siklon tropis pada pukul 19.00 WIB dengan nama siklon tropis Dahlia. Badai Dahlia berada pada posisi 8.2 LS dan 100.8 BT (sekitar 470 km sebelah selatan Bengkulu) dengan pergerakan ke arah tenggara menjauhi wilayah Indonesia.
Lahirnya siklon tropis Dahlia akan berdampak pada peningkatan hujan lebat, tinggi gelombang, angin kencang, maupun potensi kilat/petir di beberapa wilayah di Indonesia. Dampak yang ditimbulkan seperti:
- Hujan sedang hingga lebat di pesisir barat Bengkulu hingga Lampung, Banten, dan Jawa Barat bagian selatan.
- Angin kencang > 20 knots (36 km/jam) di pesisir barat Sumatera Barat hingga Lampung, Banten, Jakarta, dan Jawa Barat.
- Gelombang laut dengan ketinggian 2.5-4.0 meter di Perairan Kepulauan Nias, Perairan Kep. Mentawai, Samudera Hindia barat Aceh hingga Kep. Mentawai.
- Gelombang laut dengan tinggi 4.0-6.0 meter di Perairan Enggano, Perairan Barat Lampung, Samudera Hindia Barat Enggano hingga Lampung, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Banten, dan Samudera Hindia selatan Banten.
Dengan adanya situasi potensi cuaca ekstrem ini, BMKG mengimbau warga agar:
- Waspada potensi genangan, banjir maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat, terutama di daerah rawan banjir dan longsor terutama di daerah dataran rendah, daerah cekungan, bantaran kali atau sungai, perbukitan, lereng-lereng, dan pegunungan.
- Waspada terhadap potensi hujan disertai angin kencang yang dapat menyebabkan pohon maupun papan reklame/baliho tumbang/roboh serta yang berbahaya bagi kapal berukuran kecil
- Tidak berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat/petir.
- Waspada peningkatan ketinggian gelombang laut yang > 2.5 meter
Bagi warga yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG senantiasa membuka layanan informasi cuaca 24 jam, yaitu melalui:
Call Center 021-6546318, Bmkg.go.id, follow Twitter @infobmkg, aplikasi iOS, dan Android "Info BMKG". Atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.
Advertisement