Liputan6.com, Yogyakarta - Longsor dan banjir yang melanda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dalam beberapa hari terakhir, meninggalkan duka bagi warga Yogyakarta. Berdasarkan laporan yang masuk ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY hingga Jumat, 1 Desember 2017 pukul 15.00 WIB, jumlah korban tewas mencapai delapan orang.
Jumlah korban jiwa itu tercatat di empat kabupaten dan Kota Yogyakarta. "Delapan, tiga di Kota Yogyakarta, dua di Gunungkidul, dua di Kulon Progo, dan Bantul, satu tewas dan sembilan luka luka," ucap Manajer Pusdalop BPBD DIY, Danang Samsu Rizal, Jumat, 1 Desember 2017.
Danang menjelaskan, tercatat ada 611 titik dilanda angin kencang, longsor, serta banjir di DIY. Fokus BPBD DIY saat ini adalah membersihkan wilayah terdampak, yaitu fasilitas umum, rumah warga, dan jalan dari material longsor dan lumpur banjir.
Advertisement
"Membuka dan memperlancar akses jalan yang tertutup," katanya.
Baca Juga
Fokus lainnya adalah mengirimkan bantuan makanan dan non-makanan kepada masyarakat terdampak, juga pasokan air bersih ke Kabupaten Bantul dan Gunungkidul. Selain itu, mendirikan posko penanganan darurat bencana, terutama memberikan pertolongan kepada warga yang terdampak.
Sejauh ini, menurut Danang, koordinasi antarposko telah dilakukan dan merekomendasikan agar DIY menaikkan status dari Siaga Darurat menjadi Tanggap Darurat untuk mendukung operasi tanggap darurat di kabupaten atau kota.
Pemerintah DIY telah menetapkan status Siaga Darurat Bencana Banjir, Tanah Longsor, dan Angin Kencang dengan Ketetapan Gubernur Nomor 251/KEP/2017 pada tanggal 28 November 2017 sampai 31 Maret 2017.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Â
Â
Korban Terdampak Bencana
BPBD mencatat korban terdampak di Kota Yogyakarta, sekitar 151 jiwa, Kabupaten Bantul, 9.866 jiwa, Kabupaten Kulonprogo. 1.072 jiwa, Kabupaten Gunungkidul sekitar 3.003 jiwa, dan Kabupaten Sleman sekitar 214 jiwa.
Data titik pengungsi di Kabupaten Bantul paling banyak ada di Kecamatan Jetis, yaitu 10 titik 899 jiwa dan Kecamatan Piyungan 17 titik dengan 1.110 jiwa.
"Sementara di Kecamatan Imogiri dengan 13 titik jumlah berdampak 2.456 jiwa. Kecamatan Kretek 11 titik dengan 2229 jiwa dan Kecamatan Pundong di dua titik dengan 205 jiwa," kata Danang.
Adapun di Kabupaten Kulon Progo, titik pengungsian di lima kecamatan, yaitu delapan titik di Kecamatan Panjatan dengan 894 jiwa, dua titik di Kecamatan Kalibawang dengan 107 jiwa. Selain itu, tujuh titik di Kecamatan Galur dengan 884 jiwa.
"Kabupaten Gunung Kidul ada di Kecamatan Gedangsari, 175 jiwa, Kecamatan Nglipar, lima titik dengan 885 jiwa, Kecamatan Playen ada empat titik 335 jiwa. Kalau Slemandi Kecamatan Prambanan, satu titik 56 Jiwa," ujar Manajer Pusdalop BPBD DIY, Danang Samsu Rizal.
Advertisement
Sultan Tetapkan DIY Tanggap Darurat
Sebelumnya, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan HB X menyatakan DIY berstatus tanggap darurat selama satu pekan terhitung sejak Rabu, 29 November 2017, karena badai Cempaka. Kejadian itu mengakibatkan tanah longsor yang menelan lima korban jiwa di lima kabupaten dan kota.
"Kepala daerah silakan mengambil kebijakan terkait kebencanaan baik penanganan pengungsi maupun perbaikan sementara dengan dana cadangan," ujar Sultan, Rabu, 29 November 2017.
Ia menilai status tanggap darurat diterapkan berdasarkan pertimbangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang melaporkan badai Cempaka berlangsung sampai minggu depan.
Sultan HB X juga meminta masyarakat tetap waspada dan berhati-hati, sembari pemerintah proaktif menginformasikan kondisi terbaru terkait badai Cempaka.