Sukses

Target Kunjungan Wisatawan ke NTB Terganggu Letusan Gunung Agung

Letusan Gunung Agung sangat berpengaruh. Sebab, separuh dari wisatawan yang ke Lombok, merupakan turis dari Bali.

Liputan6.com, Mataram - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Mohammad Amin mengatakan, kunjungan wisatawan ke Lombok-Sumbawa tahun 2017 yang ditargetkan 3,5 juta wisatawan diprediksi tak tercapai. Hal itu disebabkan karena Gunung Agung meletus, sehingga mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Lombok, dalam dua bulan terakhir.

"Banyak pesawat yang mengangkut wisatawan itu cancel. Itu salah satu pengaruhnya," ucap Amin, Senin (4/12/2017).

Amin menjelaskan, selain dari Lombok, target kunjungan juga berpengaruh dengan kondisi di Bali. Sebab, Bali merupakan penyumbang wisatawan terbesar untuk Lombok.

Separuh dari wisatawan yang datang berlibur ke Lombok, merupakan wisatawan yang datang dari Bali. "Baik menggunakan pesawat maupun menggunakan kapal cepat, speedboat, tujuan Senggigi dan Gili Trawangan," ujarnya.

"Kalau di Bali bandaranya tutup, maka wisatawan juga tidak datang. itu pasti berimbas ke Lombok juga," kata Amin.

Adapun Kepala Dinas Pariwisata NTB, Mohamad Faozal, tidak menampik bahwa terjadi penurunan angka kunjungan wisatawan akibat Gunung Agung meletus. Dia mengungkapkan, tahun ini, target kunjungan 3,5 juta wisatawan hampir terlampaui. Bahkan, menembus angka 80 persen dari target atau sekitar 2,8 juta wisatawan.

Namun, ia memperkirakan, jika Gunung Agung tak erupsi lagi dan aktivitas bandara normal, dipastikan target tersebut bisa tercapai di akhir bulan ini. "Tetapi, kalau (erupsi Gunung Agung) selesai, kita optimis bisa melampai target," kata Faozal.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

2 dari 2 halaman

Target Wisatawan ke Bali Juga Terganggu

Meletusnya Gunung Agung di Bali, bakal berdampak pada capaian jumlah wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia. Akibat peristiwa alam tersebut, diperkirakan target 15 juta wisman pada tahun ini tidak akan tercapai.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengatakan bahwa dari target 15 juta wisman tersebut diperkirakan hanya akan tercapai 14 juta wisman. Selama ini Bali merupakan kontributor utama di sektor pariwisata.

"Ini mengganggu target. Kemungkinan hanya tercapai 14 juta atau 93 persen-95 persen. Bali itu sehari 15 ribu, tapi Agustus sudah 20 ribu per hari atau 600 ribu per bulan," ‎ujar dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, 29 November 2017.

Sementara untuk kerugian di sektor pariwisata akibat letusan Gunung Agung diperkirakan mencapai Rp 250 miliar.

‎"Rp 250 miliar. Untungnya 15 ribu dikali US$ 1.200 per orang dikali kurs Rp 13 ribu. Kalau ini 36 hari efektifnya kita terganggu itu sekitar Rp 9 triliun," jelas dia.

Namun demikian, Arief meyakini jumlah kunjungan wisman di 2018 akan lebih baik dari tahun ini. Sebab, akan ada banyak ajang internasional yang berlangsung di Indonesia seperti Annual Meeting Bank Dunia-IMF yang akan digelar di Bali.

"Kita kalau mau jawab form soal Bank Dunia juga tidak bisa karena tidak ada teknologi yang menyatakan kapan ini (erupsi Gunung Agung) berakhir," ujar Arief.

Selain Bali, imbuh dia, hanya Jakarta yang bisa untuk ajang internasional.