Sukses

Jaminan Stok BBM untuk Natal dan Tahun Baru di Bali

Jelang Natal dan Tahun Baru 2018 persediaan BBM di Bali aman.

Liputan6.com, Denpasar - ‎Marketing Brand Manager PT Pertamina Regional V Bali-Nusra, I Ketut Permadi Arya Kumara menjamin stok bahan bakar minyak atau BBM untuk Natal dan perayaan tahun baru (Nataru) di Bali aman.

"Stok kita cukup. Doakan agar distribusi kita aman tidak terkendala bencana erupsi Gunung Agung," ucap Arya di sela-sela penyerahan bantuan BUMN kepada pengungsi Gunung Agung di GOR Swecapura, Klungkung, Bali, Kamis, 7 Desember 2017.

Saban hari di Bali membutuhkan BBM sebanyak tiga ribu kiloliter dan gas sebesar 650 metrik ton. Sejauh ini, proses distribusi masih berjalan lancar, belum terdampak aktivitas erupsi Gunung Agung. "Doakan distribusi aman, tidak terkendala Gunung Agung," dia berharap.

Jika pun terkendala, semisal jalan putus karena Gunung Agung, Arya mengaku telah memiliki beberapa skenario yang telah disiapkannya. Dalam hal distribusi, Arya menuturkan telah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk jalur distribusi jika bencana alam meluas.

"Misalnya distribusi jalan darat putus kita siapkan distribusi jalur laut," jelasnya.

Jika nantinya Depo Manggis di Karangasem, terisolasi akibat erupsi Gunung Agung, Arya mengaku masih ada Depo di Pesanggaran, Denpasar, yang bisa memasok BBM. Jika pun tak memungkinkan, masih ada Depo Tanjung Wangi di Banyuwangi.

"Relatif dekat dan bisa didistribusikan via kapal feri lalu jalur darat. Itu bisa meng-cover Bali bagian barat seperti Kabupaten Jembrana, Buleleng dan Tabanan," tuturnya.

 

2 dari 2 halaman

Distribusi Elpiji di Lokasi Pengungsian

Saat ini, khusus bagi pengungsi Gunung Agung, Arya menegaskan sikap kepedulian institusinya dengan memberikan tujuh tabung gas di tiap titik tujuh pengungsian utama.

"Untuk satu titik pengungsian kita salurkan tujuh tabung gas 12 kilogram. Jadi setiap hari itu 49 tabung kita salurkan untuk pengungsi," kata Arya.

Di sisi lain, Arya mengaku terjadi penurunan ‎penjualan. Ia tak menampik jika hal itu imbas status Awas Gunung Agung yang menyebabkan roda ekonomi tak berjalan normal.

Hanya saja, ia belum bisa menghitung berapa persen jumlah penurunan konsumsi setelah status Gunung Agung kembali dinaikkan ke level IV (Awas).

‎"Ini baru berapa hari, kami belum bisa bicara sekian persen. Tapi yang jelas turun, karena aktivitas memasak turun juga dengan aktivitas wisata yang tidak seramai biasanya," katanya.

Semua terimbas. Kecenderungan turun sejak status Gunung Agung dinaikkan jadi Awas lagi. "Apalagi sempat ditutup bandara, sangat siginifikan pengaruhnya," tutur dia.

Â