Liputan6.com, Denpasar - Lava mulai kembali mengalir memenuhi kawah Gunung Agung. Sebelumnya aliran lava sempat tersendat naik ke atas permukaan. Hal itu disebabkan oleh energi yang tak terlalu kuat untuk mendobrak lapisan lava yang telah keluar terlebih dahulu dan mengeras.
Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Devy Kamil Syahbana menjelaskan jika proses efusi atau pertumbuhan lava ke permukaan kawah Gunung Agung mulai terjadi kembali.
Sebelumnya, pertumbuhan lava sempat melambat dalam beberapa hari terakhir. Namun, kata Devy, sejak kemarin terpantau aliran lava kembali memenuhi kawah dengan diameter 900 meter dan kedalaman 200 meter.
Advertisement
Baca Juga
Setidaknya hal itu yang terpantau dari hasil citra satelit yang merekam thermal atau energi panas di puncak kawah Gunung Agung. Energi thermal yang terekam itu mengindikasikan lava di permukaan kawah gunung setinggi n3.142 mdpl tersebut.
"Dari satelit kita lihat adanya penambahan lava, tapi tidak linear lagi. Tidak lurus begitu naik ke atas, dia hanya menggembung di tengah," terang Devy di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Kamis 98/12/2017).
Menurutnya, hal itu terjadi akibat lava yang telah mengeras membuat sulit untuk ditembus. Sebabnya, ketebalan lava yang telah mengeras itu sudah semakin tebal dan cukup tinggi. Akibatnya, lava kemudian bergerak mengalir di kebagian tengah kawah.
"Jadi, kalau misalnya ada pertumbuhan lava, penambahan lava baru, dia mengisi ke bagian tengah (kawah)," tuturnya.
Jika terjadi pelepasan energi, Devy amat bersyukur lantaran tekanan gas yang mendorong dari dalam perut Gunung Agung semakin berkurang. Namun, jika sebelumnya pengukuran gas SO2 yang merupakan gas magmatik cukup tinggi terukur, saat ini jumlahnya turun drastis.
Normalnya saat erupsi itu kita mengalami penurunan gradual untuk kadar SO2. Tapi setelah beberapa hari lalu tersendat naik ke permukaan, kini lava kembali lancar mengalir baik ke kawah Gunung Agung.
Demikian kondisinya pada tanggal 25-29 November, SO2 terukur cukup tinggi, kemudian drop turun ke angka yang cukup jauh sampai ke satu per dua puluh kalinya.
"Karena itu perlu mengantisipasi perkembangan yang terjadi di Gunung Agung," ujar Devy.
Saksikan video pilihan di bawah ini:Â