Liputan6.com, Brebes - Top 3 berita hari ini, Pantura tak melulu identik dengan kemacetan. Aksi begal pun ternyata mengintai para pengendara roda dua baik empat saat tengah melintas atau hendak mudik ke kampung halaman.
Aksinya pun terbilang cukup sadis. Belum lama ini seorang pengendara motor trail, lengan kanannya hampir putus akibat ditebas parang oleh kawanan begal berjumlah empat orang.
Meski sempat melakukan perlawanan untuk mempertahankan motor hasil kerjanya selama diperantauan, Abdul Aziz menyerah setelah dikeroyok.Â
Advertisement
Sementara, dari Palopo, Sulawesi Selatan, jenazah seorang bapak terpaksa dibopong ke Mapolres Palopo untuk dilihat anaknya terakhir kali sekaligus berpamitan.Â
Melihat jenazah sang ayah, tangis remaja 16 tahun itu tak terbendung melihat ayahnya yang berkunjung dalam keadaan tidak bernyawa lagi.Â
Berikut berita terpopuler dalam Top 3 Berita Hari Ini:
1. Begal Berkeliaran di Pantura, Tangan Ditebas hingga Nyaris Putus
Pada Selasa malam, 5 Desember 2017, sekitar pukul 20.00 WIB, seorang pemuda bernama Abdul Aziz (20), warga Banjaratma, harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Brebes karena lengan kanannya hampir putus ditebas parang oleh kawanan begal berjumlah empat orang.
Sebelum membegal, mereka membuntuti korban yang saat itu mengendarai sepeda motor trail Kawasaki KLX berwarna hijau bernomor polisi T 5461 NZ beberapa ratus meter sebelum lokasi kejadian.
Awalnya, korban sempat berusaha mempertahankan sepeda motor hasil jerih payahnya merantau di Tangerang itu. Namun selain membawa senjata api, satu pelaku begal lainya tanpa ampun menebaskan sebilah parang hingga mengenai lengan tangan kanan korban.
2. 'Kunjungan Terakhir' Bapak pada Tahanan Anak Usai Menjadi Jenazah
Tangis Aksan Prayogi (16), tahanan kasus narkoba di Polres Palopo, Sulawesi Selatan, tak terbendung saat jenazah bapaknya, Nurdin (37), tiba di Polres Palopo.
Jenazah Nurdin digotong warga dari rumahnya di Tanjung Ringgit, Kecamatan Wara Timur, Kabupaten Palopo, menuju Mapolres Palopo untuk dilihat anaknya terakhir kali sekaligus berpamitan.
Alasan jenazah sang ayah terpaksa dibawa ke Mapolres Palopo, karena polisi tak mau mengambil risiko dengan mengizinkan Aksan menemuinya di rumahnya.
"Alasan kami takut dia (Aksan) kabur. Ini sangat berisiko," kata Woro, via telepon, Kamis, 7 Desember 2017.
3. Mimpi Calon Perangkat Desa Berakhir di Selembar Ijazah PalsuÂ
Desa Ayam Alas membuka seleksi perangkat desa pada November 2017 lalu. Panitia mensyaratkan pendidikan minimal SMA dalam seleksi ini.
Pemerintah desa mengharapkan perangkat desa yang baru berkualitas, menyusul beratnya pekerjaan desa seiring terbitnya Undang-Undang Desa yang disusul pengucuran Anggaran Dana Desa.
Karena ke depannya mereka harus mengerti bagaimana mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBD) dan bagaimana sistem pelaporannya.
Sar alias SKM (35) mencoba mengikuti seleksi tersebut. Namun dia tak bisa lolos karena hanya memiliki ijazah SMP. Sar pun mulai mencari cara untuk mengakali aturan.
Dia pun mempengaruhi Adnan alias ADS (47), seorang perangkat desa Ayam Alas untuk berkomplot membuat ijazah palsu.