Liputan6.com, Cirebon - Ratusan ton limbah medis masih tercecer di tempat penampungan sementara (TPS) Desa Panguragan Wetan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Berdasarkan hasil penelusuran Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, limbah yang termasuk bahan beracun dan berbahaya (B3) itu diduga berasal dari buangan rumah sakit di luar Cirebon.
Beberapa di antara sumber penyumbang limbah medis adalah rumah sakit di Bekasi dan Karawang. Tetapi hasil penelusuran di lokasi, limbah medis juga disinyalir berasal dari rumah sakit di luar Jawa Barat.
Sejumlah aktivis menemukan bungkus plastik obat dari berbagai instalasi farmasi yang ada di Indonesia. Berikut daftar temuan bungkus plastik obat yang berasal dari berbagai instalasi farmasi:
Advertisement
1. RS MH di Lampung
2. Instalasi Farmasi S di Tasikmalaya
3. Instalasi Farmasi RS I di Cikampek Utara
4. RSUD F di Jakarta
5. Instalasi Farmasi RS DS Jakarta Timur
6. RSUD PM di Jakarta
7. RS AH di Surabaya
8. RS MP di Cirebon
Secara terpisah, Kepala Desa Panguragan Wetan Kabupaten Cirebon, H Parida Glundung, mengaku tidak tahu kapan dan dari mana limbah medis tersebut berasal. Bahkan, dia mengklaim sudah biasa menghadapi tumpukan sampah hingga limbah.
Baca Juga
Dia menyebut tidak ada masalah dan dampak signifikan kepada masyarakat sekitarnya. Sebab, sebagian besar masyarakat di Kecamatan Panguragan merupakan pengusaha rongsok.
"Satu Kecamatan Panguragan ini sebagian besar pengusaha rongsok lho jangan salah. Saya tidak bisa menyebutkan satu orang saja," ujar dia.
Kendati demikian, Parida kewalahan saat ditanyai wartawan perihal keberadaan limbah medis tersebut. Sesekali, Parida menjawab tidak tahu asal usul limbah medis, di sisi lain Parida juga sempat menjawab limbah tersebut sudah lama namun diakui baru tahu menyatu dengan sampah rongsok yang lain.
Dia mengaku, sudah lebih dari lima tahun masyarakat di Panguragan menjadi pengusaha dan karyawan rongsok. Namun, Parida mengaku keberadaan limbah medis tersebut tidak membahayakan masyarakat sekitarnya.
"Saya tidak tahu ini bahaya atau tidak tapi mau melarang pengusaha rongsok juga tidak bisa," ujar dia.
Â
Â
Yang Memanfaatkan Limbah Medis
Edi menyebut limbah medis seperti tabung suntik bekas nyatanya masih dimanfaatkan kembali. Setelah jarumnya dipisahkan, tabung yang dianggap masih layak lalu dibersihkan menggunakan deterjen.
Tabung suntik bekas itu kemudian dijual untuk mainan anak-anak. Sementara, botol vaksin dan infus dibersihkan menggunakan deterjen dijual kembali ke rumah sakit yang sudah memesan.
Untuk limbah medis yang dianggap tidak layak, pengusaha rongsok tidak segan untuk membuang ke tempat penampungan sementara. Dia mengaku sudah berupaya mencegah pihak pengusaha rongsok, tapi tak kunjung digubris.
Dinkes Kabupaten Cirebon terus berkoordinasi dengan Pemprov Jabar untuk menyelesaikan permasalahan ini. Dia berharap, seluruh instansi terkait turut membantu terutama dalam upaya menyadarkan masyarakat.
"Kami tetap berkomitmen untuk menyelesaikan persoalan ini," ujar dia.
Kasdim 0620 Kabupaten Cirebon Mayor Infanteri Zulkifli mengatakan akan mengambil tindakan cepat untuk mengangkut tumpukan limbah medis tempat penampungan sementara itu. Menurut dia, tumpukan limbah medis sangat mengganggu kenyamanan masyarakat dan ekosistem yang ada di sekitarnya.
"Kami akan melaporkan ke kesatuan dan segera ditindaklanjuti apapun caranya yang penting ini barang harus segera diangkut," kata dia.
Zulkifli menilai tumpukan limbah medis di tempat penampungan sementara merupakan kelalaian orang yang tidak bertanggung jawab. Dia berjanji akan segera menyelidiki asal usul penumpukan limbah hingga ke akarnya.
Informasi terbaru yang diterima, limbah medis juga berasal dari salah satu apotek yang tidak terpantau di Cirebon. Sejumlah limbah medis lain juga disinyalir berasal dari laboratorium.
"Ini perintah Pangdam III apabila ada yang mengganggu ekosistem segera ditindaklannjuti yang penting kita bersihkan dulu limbah medisnya," ujar dia.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement