Liputan6.com, Palembang - Salah satu terduga teroris yang ditangkap Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri, Suarto alias Abu Jakfar, ternyata berdomisili di Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).
Saat ditangkap pada Minggu pagi, 10 Desember 2017, ketiga anak Abu Jakfar juga turut diamankan Tim Densus 88 AT Mabes Polri.
Abu Jakfar dan ketiga anaknya ditangkap di Desa Lecah, Kecamatan Lubay Ulu, Kabupaten Muara Enim, Sumsel. Di lokasi yang sama, Tim Densus 88 AT Mabes Polri juga menangkap terduga teroris lainnya, yaitu Sugianto alias Abu Faris.
Advertisement
Baca Juga
Dari informasi yang dihimpun, Tim Densus 88 AT Mabes Polri sudah membidik Abu Jakfar sejak satu tahun lalu.
Abu Jakfar jadi target karena diduga ikut serta membantu kelompok teroris Asep, yang sudah ditangkap terlebih dahulu di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan.
Kediaman Abu Jakfar di Palembang berlokasi di Jalan Swadaya, RT 73, Kampung Suka Damai, Palembang. Lokasi rumahnya memang berada agak menjorok ke dalam.
Jarak rumah Abu Jakfar dengan tetangganya tidak terlalu dekat. Di sekitar rumahnya juga ditumbuhi beberapa jenis tanaman dan buah-buahan.
Menurut Mashur (60), Ketua RT 73, Kampung Suka Damai, Palembang, Abu Jakfar tinggal bersama istri, ibunya dan keenam anak kandungnya. Terduga teroris ini sudah hampir tiga tahun terakhir tinggal di kediamannya tersebut.
Namun, baik Abu Jakfar maupun anggota keluarga lainnya tidak bersosialisasi dengan baik ke tetangga sekitar.
Bahkan, saat diundang di acara sedekahan tetangga, tidak ada satu orang pun dari keluarga terduga teroris ini yang hadir.
"Dia sudah tinggal di sini sebelum saya jadi ketua RT. Mereka sangat tertutup, jarang berkomunikasi dengan tetangga sekitar," ucap dia kepada Liputan6.com, saat disambangi di kediamannya, Senin, 11 Desember 2017.
Istri Pilih Menghindar
Satu tahun lalu, Mashur pernah didatangi oleh anggota kepolisian dari Mabes Polri. Polisi tersebut meminta informasi terkait Abu Jakfar dan keluarganya.
Sang ketua RT juga mendapat kabar bahwa Suarto ditangkap di Kabupaten Muara Enim bersama ketiga anaknya.
Namun, dua anaknya akhirnya dipulangkan ke rumah Abu Jakfar karena masih di bawah umur.
"Cukup kaget juga dengar Suarto ditangkap polisi. Karena pihak Mabes Polri sudah sangat lama menanyakan tentang Suarto ke saya," katanya.
Setelah penangkapan tersebut, kediaman Abu Jakfar di Jalan Swadaya langsung ramai. Ada banyak polisi yang datang, dengan lima mobil. Namun, rumah Abu Jakfar tidak dipasang garis polisi.
Mashur melihat polisi menggeledah rumah Abu Jakfar, pada Minggu pagi sekitar pukul 10.30 WIB.
Setelah menggeledah, para polisi terlihat membawa beberapa barang dari rumah Abu Jakfar.
"Polisi membawa beberapa buku dan dokumen. Di rumahnya ada istri, ibunya dan beberapa anaknya. Tapi tidak dipasang garis polisi di depan rumahnya sampai sekarang," ujarnya.
Suarto dan keluarganya dikenal sebagai pribadi yang taat beribadah. Namun, para tetangga jarang melihat Suarto dan keluarganya melakukan salat berjemaah maupun salat Jumat di masjid sekitar rumah.
Di rumah terduga teroris ini juga sering terlihat beberapa orang yang datang, namun pintu rumahnya sering tertutup. Alhasil, Mashur tidak tahu kegiatan apa yang dilakukan di rumah Abu Jakfar.
"Suarto biasanya berjualan keripik, tapi orangnya tertutup. Jadi kita tidak tahu apa lagi kegiatannya lainnya. Dia tidak pernah berceria ke tetangga," katanya.
Dari luar rumah Abu Jakfar, terdengar ada orang yang masih tinggal di dalam rumah. Saat para awak media berusaha berkomunikasi dengan salah satu penghuni rumah, istri Abu Jakfar langsung merespons.
"Tidak ada laki-laki di dalam rumah, jadi tidak bisa masuk," ujarnya saat berkomunikasi dengan awak media, di balik pintu rumah. Istri Abu Jakfar langsung menutup pintu dan komunikasi langsung terputus.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement