Sukses

Pertamina Palembang Mengaku Ada Elpiji 3 Kg yang Tidak Laku

PT Pertamina wilayah Sumbagsel menyebut bukan kelangkaan yang terjadi saat warga mengeluhkan kesulitan memperoleh Elpiji 3 kg di pasaran.

Liputan6.com, Palembang - Pasokan tabung gas Elpiji 3 kg di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) dikeluhkan oleh warga dan pedagang. Kelangkaan tabung gas ‘melon’ mulai dirasakan November 2017.

Menanggapi keluhan para pengguna tabung gas subsidi ini, Pertamina angkat bicara. Perusahaan pelat merah itu membantah tudingan pasokan tabung gas ‘melon’ yang tersebar tidak mencukupi kebutuhan masyarakat Palembang.

General Manager Maketing Operation Regional (MOR) II PT Pertamina Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) Erwin Hiswanto mengatakan, pasokan tabung gas Elpiji 3 Kg sudah ditambah se-Indonesia.

PT Pertamina Sumbagsel pun menyangkal terjadi kelangkaan karena pihaknya sudah memonitor kondisi di setiap daerah. Hasilnya tidak ada yang kurang, bahkan melebihi dari konsumsi pengguna tabung gas 'melon'.

"Agar masyarakat tenang, kita sudah menggelontorkan 1,5 juta tabung gas Elpiji 3 Kg untuk Sumbagsel. Sebagian stok ini sudah disebarkan," ujarnya kepada Liputan6.com, Selasa (12/12/2017).

Di Sumsel , PT Pertamina akan menyebarkan sebanyak 760 ribu gas melon dan sebagian sudah didistribusikan.

Untuk mencari tahu adanya kelangkaan tersebut, mereka menggelar survei ke lokasi tersebut. Namun hingga saat ini, tidak ditemukan terjadi kelangkaan tabung gas Elpiji 3 Kg.

PT Pertamina Sumbagsel juga menggelar operasi pasar di beberapa pasar tradisional di Palembang. Hasilnya, stok yang dijual bahkan tidak habis terjual hingga operasi pasar usai.

Salah satunya di Pasar Tradisional Sukabangun Palembang pada Minggu, 10 Desember 2017. Operasi Pasar PT Pertamina Sumbagsel hanya terjual sebanyak 270 tabung. Padahal, mereka menyediakan hingga 650 tabung gas Elpiji 3 Kg.

"Banyak juga tabung gas Elpiji 3 Kg yang tidak laku. Satu mobil untuk Operasi Pasar itu bisa memuat 560 tabung, tapi yang terjual hanya sebagiannya saja. Ini buktinya bahwa tidak ada kelangkaan di Palembang," katanya.

Dalam kasus ini, kemungkinan bukan kelangkaan yang terjadi, melainkansuplai ke pangkalan gas yang tidak rutin setiap harinya. Akibatnya, banyak masyarakat yang menyangka terjadi kelangkaan tabung gas 3 Kg.

Jika memang terjadi kelangkaan di daerah tertentu, lanjut Hiswan, pihaknya akan menerima aduan dan langsung turun ke lokasi untuk mengecek kebenarannya.

"Ini karena dampak pemberitaan di Jakarta, jadi warga panik, sehingga banyak yang beli dan stok di rumah. Ini mungkin yang menyebabkan pasokan tabung gas Elpiji 3 Kg berkurang banyak di pasaran," katanya.

 

2 dari 2 halaman

Hentikan Pangkalan Curang

Penyebaran 1,5 juta tambahan gas Elpiji 3 Kg sudah dilakukan PT Pertamina sejak 7 Desember 2017 hingga akhir tahun nanti. Pasokan itu bahkan melebihi distribusi gas melon pada Ramadan lalu.

Jika kelangkaan ini terjadi karena adanya pangkalan gas yang menimbun stok, Hiswan menegaskan akan segera melakukan Penghentian Hubungan Usaha (PHU).

"Di Palembang sudah banyak pangkalan gas yang kita hentikan kerja samanya. Kebanyakan kasusnya karena penimbunan dan mematok harga jual diatas Harga Ecer Tertinggi (HET) yang ditetapkan Pertamina," ujarnya.

Pihaknya pun menghimbau kepada masyarakat dengan tingkat perekonomian menengah keatas, agar sudah bisa beralih ke Bright Gas. Karena, penyediaan gas Elpiji 3 Kg hanya diperuntukkan bagi masyarakat miskin saja.

Gayi, pengusaha makanan di kawasan Sekip Palembang merasakan kelangkaan gas Elpiji dalam beberapa bulan ini. Ia sudah mencari gas melon di beberapa agen, tetapi tetap tidak mendapatkannya.

Jika pun ada, harga gas Elpiji yang dijual cukup mahal yaitu Rp 24.000. Padahal, di pengecer harganya berkisar di Rp 20.000 hingga Rp 22.000.

"Baru tiga hari ini bisa mudah dapat gas Elpiji 3 Kg. Minggu lalu, saya harus keliling di kawasan Sekip, baru bisa dapat gas melon," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini: