Liputan6.com, Yogyakarta - Penerapan soal esai 100 persen akan dilaksanakan dalam Ujian Nasional (UN)( tahun 2018. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendi menyatakan soal esai 100 persen akan dilakukan dalam Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), sedangkan pada Ujian Nasional (UN) hanya sebagian.
"Mulai 2018, soal-soal esai kami terapkan dalam USBN di seluruh Indonesia," ucap Mendikbud di Museum Tino Sidin, Yogyakarta, Kamis (14/12/2017).
Ia menjelaskan, tim Kemendikbud masih mempersiapkan penerapan ujian esai ini. Persiapan ini dilakukan demi memuluskan pelaksanaan soal ujian dengan esai.
Advertisement
"Sedang melakukan persiapan menyongsong pelaksanaannya di April nanti," ujarnya.
Baca Juga
Soal-soal esai di Ujian Nasional akan diterapkan ke beberapa soal yang memiliki kesulitan tinggi atau Hingher Order Thingking Skill (HOTS) di tingkat SMA/SMK maupun SMP. Sementara soal-soal lainnya masih dalam pilihan ganda.
"Namun untuk UN, soal esai ini sifatnya hanya uji coba saja. Kita akan evaluasi nanti," Mendikbud Muhadjir Effendi menjelaskan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Sekolah Peserta UNBK
Berdasarkan informasi dari laman Kemendikbud.go.id, pada tahun ini, satuan pendidikan yang mengikuti UNBK untuk jenjang SMP, yakni sebanyak 8.879 SMP, 1.970 MTs (madrasah tsanawiyah), 198 SMP terbuka, serta 693 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). UNBK SMP diikuti oleh 1.349.744 siswa.
Meskipun demikian, dari segi persentase sekolah dan siswa UNBK jenjang SMP masih lebih rendah dari jenjang di atasnya, yakni 32 persen. Sebab, jumlah siswa SMP/MTs jauh lebih banyak.
Dosen Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) DI Yogyakarta, Wuryadi, menilai positif pelaksanaan ujian dengan soal-soal esai. Sebab, soal esai akan mampu menunjukkan ekspresi dan rasionalitas siswa dalam menjawab persoalan dibandingkan pilihan berganda.
"Dalam pilihan berganda, tujuan awalnya adalah penggunaan rasionalitas. Namun, di lapangan, ternyata kebanyakan anak didik lebih banyak mengandalkan jawaban berdasarkan spekulatif seperti berdasarkan kancing baju," ujarnya.
Advertisement
Pesan Tak Terduga Mendikbud di SMA Muhammadiyah 1 Yogya
Mendikbud Muhadjir Effendy juga menyambangi SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Kamis (14/12/2017). Kedatangannya ke salah satu sekolah swasta terbesar di Yogyakarta ini untuk meresmikan gedung olahraga baru milik sekolah itu.
Ia mengaku terkesan dengan sekolah yang luasnya mencapai puluhan ribu meter persegi ini. Bukan hanya gedungnya yang megah, melainkan juga kualitas pendidikannya. Terbukti, SMA Muhammadiyah 1 meraih gelar perpustakaan sekolah terbaik tingkat nasional pada tahun lalu.
Ia menceritakan, sekolah Muhammadiyah dulu ditujukan bagi masyarakat umum sewaktu masa kolonial. Sebab, tidak semua orang bisa bersekolah di institusi pendidikan Belanda.
"Kalau sekarang sudah bukan waktunya Muhammadiyah bikin sekolah gratis dan tidak mutu, Muhammadiyah harus bikin sekolah yang bagus, mutunya di atas sekolah negeri," ujar Muhadjir.
Meskipun demikian, ia tetap meminta ada alokasi untuk siswa tidak mampu supaya bisa bersekolah di sekolah swasta yang bagus. Kuota untuk siswa tidak mampu tidak perlu diberi persyaratan berprestasi. Menurut Muhadjir, agak sulit mencari kriteria siswa miskin sekaligus berprestasi.
"Sekolah gratis dan mutu tidak bagus biar diurusin pemerintah," ucapnya.
Muhadjir juga sudah berupaya menghilangkan kasta sekolah negeri lewat kebijakan zonasi dalam penerimaan siswa baru. Tujuannya supaya siswa dengan nilai tinggi tidak berkumpul di satu sekolah saja. Dengan demikian, kualitas pendidikan bisa merata.