Sukses

Puluhan Pasien RSUD Banyumas Dievakuasi ke Ruang Darurat

Akibat gempa Jawa, 56 pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banyumas dievakuasi ke ruangan yang lebih aman karena rusaknya ruang rawat inap.

Liputan6.com, Banyumas - Gempa yang mengguncang Pulau Jawa menyebabkan puluhan rumah dan fasilitas umum di Kabupaten Banyumas dan Cilacap, Jawa Tengah, rusak. Gempa 6,9 Skala Ritcher (SR) itu juga menyebabkan pasien di sejumlah rumah sakit di Banyumas dievakuasi dari ruangan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, Prasetyo Budi Widodo, mengatakan sedikitnya 56 pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banyumas dievakuasi ke ruangan yang lebih aman lantaran kerusakan ruang rawat inap.

Puluhan pasien itu sesaat dievakuasi terlebih dahulu keluar ketika terjadi gempa. Kemudian, pasien dipindah ke ruangan yang lebih aman. BPBD juga menyediakan tenda darurat untuk pasien untuk mengantisipasi jika ruangan darurat tak cukup untuk menampung pasien.

"Tapi sepertinya cukup, tertampung semua ke ruangan yang lebih aman," katanya kepada wartawan, Sabtu dini hari, 16 Desember 2017.

Komandan Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Kabupaten Banyumas, Heriana Adi Chandra, mengatakan berdasarkan data yang masuk pada Sabtu (16/12/2017) pukul 03.00 WIB, puluhan rumah di beberapa wilayah Banyumas rusak mulai kategori ringan, sedang, hingga ambruk total akibat gempa Jawa.

Beberapa rumah yang ambruk atau rusak berat, sehingga tak bisa ditempati antara lain milik Kuseri (42) dan Kusmirah, warga Desa Kracak RT 06/RW 02, Kecamatan Ajibarang. Kemudian, rumah Wastuti yang berlokasi di RT 01/RW 04, Desa Windujaya, Kecamatan Kedungbanteng.

Dampak gempa yang mengguncang Pulau Jawa lainnya terjadi di Desa Nusadadi, Kecamatan Sumpyuh, yakni rumah milik Sutarno RT 09 RW 01, Kuatman, Rohimi dan Sudirman RT 02/RW 02, serta Nusadadi, Satinah, dan Jariman RT 06/01.

Saksikan video menarik di bawah ini:

2 dari 3 halaman

Warga Cilacap Mengungsi ke Banyumas

Dilaporkan pula, ada 17 rumah rusak di Desa Pasiraman Lor Kecamatan Pekuncen dan satu rumah rusak di Desa Banjarsari Kidul Kecamatan Sokaraja.

"Sementara yang masuk baru itu. Masih ada yang belum dilaporkan," ujar Chandra.

Selain mendata dan penanganan tanggap darurat gempa Jawa, Tagana Banyumas juga sibuk menenangkan warga Cilacap yang mengungsi hingga Kemranjen, Kabupaten Banyumas. Puluhan warga itu berasal dari Nusadadi, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap.

Mereka tiba di Kemranjen setelah peringatan dini tsunami dicabut oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang kemudian diteruskan ke Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) dan BPBD Provinsi dan kabupaten/kota se-Jawa.

Pengungsian akibat gempa di Cilacap terpusat di wilayah Kecamatan Jeruklegi. Ratusan di antaranya terkonsentrasi di area Bandar Udara Tunggul Wulung Cilacap.

Komandan Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) Pos SAR Cilacap, Moelwahyono mengatakan, warga sebelumnya mengungsi secara mandiri ke lokasi aman. Rata-rata menuju Kecamatan Jeruklegi yang merupakan wilayah perbukitan.

"Kami sudah mengimbau agar mereka kembali ke rumahnya masing-masing. Karena peringatan dini tsunami sudah dicabut," ucap Moelwahyono.

3 dari 3 halaman

BPBD Masih Mendata Jumlah Kerusakan Akibat Gempa Jawa

Soal kerusakan akibat gempa yang menggoncang Pulau Jawa, Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Cilacap, Martono mengatakan, sementara ini yang dilaporkan rusak adalah Pendopo Wijayakusuma Cilacap. Kerusakan juga terjadi di sejumlah hotel dan bangunan sekitar Cilacap.

Belasan rumah juga dilaporkan rusak kategori ringan, sedang hingga berat. "Datanya sedang dilengkapi. Kita sedang mendata terus," ujar Martono.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan telah terjadi gempa dengan kekuatan 6,9 SR dengan pusat gempa 11 km barat daya Kab Tasikmalaya pada kedalaman 107 km pada Jumát, 15 Desember 2017, pukul 23.47.57 WIB.

Wilayah terdampak adalah Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). BNPB dan BPBD di berbagai daerah mengeluarkan peringatan dini tsunami sepanjang pantai Jawa Barat, Jawa Tengah dan DIY.

"Gempa dirasakan kencang atau kuat 5-10 detik di Provinsi Jawa Barat, masyarakat panik keluar rumah," katanya melalui keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.

Di Provinsi Jawa Tengah dan DIY, gempa dirasakan kencang atau kuat sekitar 10-30 detik. BPBD Provinsi masih berkoordinasi dengan BPBD Kota/kabupaten wilayah masing-masing untuk mendata jumlah kerusakan akibat gempa Jawa ini.