Liputan6.com, Banyuwangi - Pemerintah Banyuwangi, Jawa Timur, menggandeng Go-Jek untuk memberi layanan pengantaran obat kepada pasien RSUD Blambangan dan RSUD Genteng. Pengantaran obat tersebut gratis untuk pasien miskin.
"Banyuwangi adalah pemerintah daerah pertama yang berkolaborasi dengan Go-Jek," kata CEO Go-Jek Nadiem Makarim saat menghadiri peluncuran layanan tersebut di RSUD Blambangan, Jumat 15 Desember 2017.
Untuk sementara, pengantaran obat dilakukan oleh 15 pengemudi Go-Jek. Sehari sebelumnya pengemudi Go-Jek dilatih oleh apoteker rumah sakit agar obat tetap utuh dan aman saat tiba di rumah pasien.
Advertisement
Baca Juga
Go-Jek menggelontorkan dana Rp 150 juta sebagai biaya transportasi pengantaran obat untuk pasien miskin. Sementara bagi pasien yang mampu akan dikenakan tariff sesuai jarak dari rumah sakit ke rumah tujuan.
Menurut Nadiem, bantuan sosial tersebut pertama kali dikeluarkan Go-Jek untuk rumah sakit dan keluarga miskin. Dia berharap langkah Banyuwangi bisa ditiru oleh pemerintah daerah lain.
"Kolaborasi antara pemda dan swasta bisa dilakukan untuk meningkatkan pelayanan publik menggunakan sarana digital," kata pengusaha berusia 33 tahun ini.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, mengatakan, program ini diinisiasi karena semakin membludaknya jumlah pasien di rumah sakit pemerintah. Banyaknya pasien membuat antrian pasien di apotik semakin lama.
"Padahal untuk obat racik saja baru selesai satu jam," katanya.
Selain pengantaran obat, Azwar Anas, menambahkan, kolaborasi dengan Go-Jek bisa diperluas untuk layanan lain seperti mengantar akta kelahiran dan kartu tanda penduduk.
Usai menghadiri peluncuran di RSUD Blambangan Banyuwangi, Nadiem Makarim menyaksikan bazaar makanan anggota Go-Food. Nadiem juga menadatangani kesepakatan dengan sejumlah operator taksi lokal.
Saksikan video pilihan di bawah ini:Â
Â
Tunggu Kolaborasi Selanjutnya
Warga yang berobat dimudahkan. Setelah memeriksakan diri ke dokter, pasien tinggal mendaftarkan diri di pos yang sudah disiapkan di rumah sakit daerah. Obat pun diantarkan.
"Warga yang sakit bisa langsung pulang beristirahat, tanpa harus antre menunggu obat," kata Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr Widji Lestationo.
Sebelumnya Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan pemanfaatan teknologi tidak dapat dihindari. Pemerintah daerah harus dapat memanfaatkannya untuk pelayanan kepada masyarakat.
"Ini adalah wujud konkret pemerintahan kolaboratif, di mana pemerintah daerah merangkul inovasi-inovasi sosial, karena pemerintah jelas tak bisa berjalan sendirian," tutur Azwar.bupati berusia 44 tahun ini.
Selain dengan Gojek, Pemkab Banyuwangi juga telah dan akan terus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memajukan daerah.
"Sebentar lagi kami juga berkolaborasi dengan start-up teknologi kelas dunia untuk pemerataan pendidikan. Kami ingin bukan hanya anak orang kaya yang bisa dapat les tambahan, tapi juga anak warga miskin lewat pembelajaran berbasis internet hingga ke desa-desa," kata Azwar Anas.
Advertisement