Sukses

Gerak Cepat Banyumas dan Cilacap Usai Gempa Jawa

Taksiran kerugian akibat gempa di Cilacap mencapai Rp 726.350.000. Adapun Banyumas kerugiannya mencapai Rp 683 juta.

Liputan6.com, Banyumas - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cilacap, Jawa Tengah, hari Minggu (17/12/2017) mulai mendistribusikan bantuan untuk korban gempa bumi yang mengguncang Pulau Jawa, terutama Jawa Barat bagian selatan, Jawa Tengah bagian selatan dan Yogyakarta.

Cilacap menjadi salah satu daerah yang paling terdampak gempa Jawa 6,9 skala ritcher (SR), Jumat malam (15/12/2017) lalu. Di daerah pesisir selatan yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia ini, sedikitnya 110 rumah rusak.

"Terdiri dari 18 unit roboh, 29 unit rusak berat, 18 unit rusak sedang, dan 45 unit rusak ringan," kata Kepala Pelaksana Harian (Lakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Tri Komara Sidhy.

Angka itu merupakan jumlah keseluruhan kerusakan di 15 dari 24 kecamatan seluruh Cilacap. Dari jumlah tersebut, taksiran kerugian sementara mencapai Rp 726.350.000.

Tak tertutup kemungkinan, jumlah kerusakan akan bertambah seiring masuknya data-data dari desa-desa yang terdampak gempa Jawa lainnya. Selain rumah, sejumlah sekolah, fasilitas umum dan tempat ibadah juga dilaporkan rusak.

2 dari 4 halaman

Prioritas Bantuan Gempa untuk Rumah Rusak Berat dan Sedang

Komara menjelaskan, bantuan terutama diberikan pada korban gempa yang rumahnya mengalami kerusakan berat dan ringan. Namun, sementara ini, bantuan masih berupa material bangunan terbatas, sepereti papan kalsiboard dan asbes, serta logistik untuk bekerja bakti.

Adapun bantuan tambahan untuk penanganan korban gempa yang rumahnya mengalami kerusakan berat hingga roboh masih belum diputuskan. Hal ini masih menunggu hasil assesment Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang sudah mulai turun ke daerah-daerah terdampak gempa Jawa.

Bantuan diserahkan oleh beberapa tim di empat wilayah Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPBD Cilacap, yakni Kroya, Cilacap, Sidareja dan Majenang.

"Saya menyerahkan bantuan BBR, yang di Adipala yang terdampak gempa, dengan Pak Wakil Bupati, Pak Dandim ke Kedungreja, Kapolres ke Sidareja, Pak Danlanal ke Gandrungmangu," Tri Komara menjelaskan.

3 dari 4 halaman

Dua Kecamatan di Banyumas Paling Terdampak Gempa Jawa

Hampir sama dengan di Cilacap, di Kabupaten Banyumas, Pemkab juga mulai mendistribusikan bantuan bahan bangunan. Sementara ini, jumlah rumah rusak akibat gempa Jawa mencapai 95 rumah.

"Terdiri dari 55 rumah rusak sedang, 18 rumah rusak sedang, 22 rumah rusak berat, 4 di antaranya roboh," kata Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Banyumas, Kusworo.

Dua kecamatan menjadi wilayah paling parah terdampak, yakni, Tambak dan Pekuncen. Di Kecamatan Tambak, puluhan rumah rusak berat dan sedang. Adapun di Kecamatan Pekuncen, kerusakan lebih banyak berkategori ringan dan sedang.

"Kalau yang terparah malah Kecamatan Tambak. Kalau di Kecamatan Pekunceng, memang banyak tetapi lebih ringan, seperti dapur yang rusak," Kusworo menjelaskan.

Kusworo menjelaskan, hari ini BPBD dan instansi terkait lainnya masih terus mendata bersama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Assesment ini dilakukan untuk memutuskan langkah penanganan pasca-gempa selanjutnya.

4 dari 4 halaman

Kerugian Akibat Gempa di Banyumas Capai Rp 683 juta

Namun begitu, BPBD mulai mendistribusikan bantuan bahan bangunan. Bersama masyarakat dan instansi lainnya, petugas BPBD dan relawan juga bekerja bakti memperbaiki rumah yang rusak akibat gempa.

"Hari ini, kita membereskan rumah di Desa Baseh Kecamatan Kedungbanteng," ucapnya, saat dihubungi Liputan6.com.

Sementara ini, diperkirakan kerugian akibat gempa di Banyumas mencapai Rp 683 juta. Ini diperoleh dari jumlah kerusakan yang nyaris terjadi merata di seluruh Banyumas.

Namun, kerugian itu belum termasuk yang dialami oleh rumah sakit terdampak, seperti RSUD Banyumas. Diketahui, sejumlah bangunan vital di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banyumas, rusak parah akibat goncangan gempa Tasikmalaya.

Akibatnya, rumah sakit menghentikan tiga layanan penting, yakni radiologi, haemodialisa dan laboratorium. Alat diagnosa pasien bernilai ratusan juta hingga miliaran rupiah per unit juga terancam rusak.

Ini termasuk, alat rontgen, magnetic resonance imaging (MRI) dan CT Scan. Puluhan mesin cuci darah di ruang Hemodialisa yang juga terancam rusak.

Video Terkini