Sukses

3 Maskapai Siapkan Penerbangan Tambahan dari Malang

Jadwal penerbangan dari Malang berpotensi terganggu jika cuaca semakin memburuk.

Liputan6.com, Malang - Bandara Abdul Rachman Saleh Malang, Jawa Timur, menyiapkan empat penerbangan tambahan selama Natal dan Tahun Baru. Volume penumpang pun diperkirakan naik 13 persen pada momen itu. Meski demikian, kepadatan jadwal penerbangan itu bisa terganggu cuaca buruk.

Sekretaris Unit Pengelola Teknis (UPT) Bandara Abdul Rachman Saleh Malang, Holili, mengatakan, extra flight atau jadwal penerbangan tambahan itu diajukan oleh tiga maskapai penerbangan.

"Surat pengajuan sudah masuk beberapa hari lalu, tinggal pelaksanaannya oleh pihak maskapai. Kalau cuaca terus baik, semua jadwal penerbangan pasti lancar," kata Holili di Malang, Selasa (19/12/2017).

Extra flight itu antara lain, Citilink bakal menambah dua jadwal sehingga dari sebelumnya tiga menjadi lima. Jadwal tambahan itu melayani rute Malang – Jakarta untuk periode 21 – 23 Desember dan 28 Desember – 3 Januari 2018.

Sriwijaya Air sudah ada tiga jadwal dan menambah satu penerbangan lagi untuk 20 Desember – 5 Januari 2018. Adapun Garuda Indonesia yang memiliki dua penerbangan akan menambah satu jadwal 28 - 29 Desember dan 2-3 Januari 2018. Sebaliknya, Batik Air tak menambah jadwal.

Holili memperkirakan volume keluar masuk penumpang di Bandara Abdul Rachman Saleh Malang pada Natal dan tahun baru nanti naik 13 persen. Momen serupa pada 2017 lalu tercatat 71.125 penumpang. Pada Natal dan tahun baru 2018 ini diperkirakan ada 81.371 penumpang.

"Prediksi kami naik mengacu pada jadwal penerbangan tambahan dari tiga maskapai itu. Semoga tak ada gangguan penerbangan," ujar Holili.

2 dari 2 halaman

Potensi Gangguan Penerbangan

UPT Bandara Abdul Rachman Saleh Malang menyebut padatnya jadwal penerbangan itu berpotensi terganggu oleh beberapa hal. Mulai dari cuaca buruk, paparan abu vulkanik Gunung Bromo, hingga gangguan teknis seperti runway atau landasan pacu mengelupas.

Sejumlah jadwal penerbangan pada Senin, 18 Desember misalnya, terpaksa tertunda lantaran runway mengelupas hingga 40 sentimeter. Beruntung petugas sudah memperbaiki dan sehari berikutnya pesawat sudah bisa melayani penerbangan lagi.

"Kalau cuaca hujan terus panas ya bisa membuat landasan mengelupas. Tapi, ada petugas yang siap segera memperbaiki," ucap Holili.

Menurutnya, cuaca buruk dan sebaran abu vulkanik Gunung Bromo jadi penyebab gangguan penerbangan yang paling sulit diprediksi. Pada libur Idul Fitri 2015 dan momen lain pada 2016 lalu misalnya, abu vulkanik Bromo membuat penerbangan dialihkan ke Juanda Surabaya.

"Sekarang kan musim penghujan, kalau cuacanya sangat buruk ya itu bisa mengganggu penerbangan. Semoga semua lancar," harap Holili.