Sukses

Saat NU Cilacap dan Barongsai Berkolaborasi Aksi Bela Palestina

Barongsai yang mewakili etnis Tionghoa turut ambil bagian dalam aksi menolak pemindahan ibu kota Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem

Liputan6.com, Cilacap - Aksi bela Palestina terus meluas di Jawa Tengah. Kali ini, seratus lebih anggota massa dari sejumlah elemen sipil yang dikomando Nahdlatul Ulama (NU) Cilacap berdemonstrasi menuntut Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) bersikap tegas terhadap sikap Amerika Serikat (AS) yang mengakui Yerusalem ibu kota Israel.

Menariknya, sejumlah kelompok seni lintas etnis, yakni silat yang merupakan seni bela diri khas Jawa, hadroh mewakili kelompok Islam, dan barongsai yang mewakili etnis Tionghoa turut ambil bagian dalam aksi menolak pemindahan ibu kota Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem itu.

Mereka menganggap, apa yang dilakukan oleh AS telah mencederai hak asasi manusia (HAM) dan berpotensi memancing konflik baru antara Palestina dan Israel.

Keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang bakal memindah Kedutaan Besar dari Tel Aviv ke Yerusalem dinilai juga bakal memicu ketegangan antara negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam dengan negara non-muslim.

Koordinator Aksi Bela Palestina, Jalaludin Albab mengatakan pelibatan barongsai, hadroh, dan silat ini merupakan simbol bahwa yang menolak keputusan Amerika yang mendukung Yerusalem sebagai ibu kota Israel itu tak hanya umat muslim atau etnis tertentu.

Indonesia, sebagai bangsa yang multi-etnis dan bermacam agama juga turut marah dan menolak apa yang dilakukan oleh AS. Pengakuan Amerika bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel berpotensi menambah panjang konflik antara Palestina dan Israel.

2 dari 4 halaman

Yerusalem Ibu Kota Israel Rawan Picu Meluasnya Konflik

Sebab itu, mereka menuntut agar pengakuan Yerusalem sebagai bagian dari negara Israel segera dibatalkan. Mereka pun menuntut agar PBB bersikap tegas.

"Ya kita ini memang, masyarakat Indonesia, tidak hanya umat Islam yang peduli dengan nasib Palestina itu. Dengan pernyataan Donald Trump itu, semua agama yang ada di Indonesia itu tak sepakat," kata Jamaludin, yang juga Komandan Banser Cilacap, Selasa siang, 19 Desember 2017.

Koordinator Forum Santri, Ahmad Murtadlo, mengemukakan pelibatan berbagai elemen masyarakat dalam aksi bela Palestina itu juga berarti bahwa atas alasan apa pun, tidak ada satu agama pun di dunia yang membenarkan penjajahan.

Ia mengajak agar seluruh masyarakat Indonesia bersatu untuk menolak dan menuntut agar Amerika menganulir keputusannya mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Ia juga mengajak seluruh negara di dunia, tak terbatas pada negara Islam, untuk membela Palestina.

 

 

3 dari 4 halaman

Barongsai, Hadroh dan Silat Berkolaborasi

Pasalnya, selama puluhan tahun, masyarakat Palestina telah menderita berbagai perlakuan tak manusiawi. Mereka terdiskriminasi di negaranya sendiri, diembargo, hingga menderita kekerasan sampai pembunuhan oleh militer Israel.

"Kami menolak pemindahan kedutaan besar Amerika dari Tel Aviv ke Yerusalem. Sebab, itu menunjukkan bahwa Amerika mendukung penjajahan," Murtadlo menegaskan.

Dalam aksi itu, massa menggelar mimbar bebas dan berkonvoi di jalur arteri Kota Majenang, Cilacap. Yel-yel membela Palestina ditingkahi orasi membela Palestina dan menolak AS dan Israel terus berkumandang.

Barongsai, hadroh serta silat berkolaborasi mempertontonkan keunikannya masing-masing. Warga di sepanjang jalan pun turut terbawa suasana.

Sebagian turut berteriak memberikan semangat pada peserta aksi, sebagian lainnya menangis teringat nasib bangsa Palestina.

 

4 dari 4 halaman

Seribu Lebih Orang Gelar Aksi Bela Palestina di Wonosobo

Sebelumnya, aksi menolak pemindahan ibu kota Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem juga berkumandang di Wonosobo. Seribu lebih anggota massa dari berbagai organisasi Islam berunjuk rasa membela Palestina.

Aksi diawali dengan long march mulai dari Masjid Al Huda Sudagaran, Jalan Ahmad Yani hingga Taman Plaza. Sesampai di di Taman Plaza, sejumlah perwakilan massa berorasi. Massa juga berkumpul di alun-alun untuk berorasi.

Polisi mengamankan jalannya aksi dengan cara yang cukup simpatik. Belasan polwan atau polisi wanita mengiringi peserta aksi sembari membagikan air mineral dan permen. Selain itu, sejumlah polisi juga akrab dengan Komando Keamanan (Kokam) yang turut mengamankan unjuk rasa ini.

"Kami memang mengutamakan pendekatan secara humanis kepada para peserta aksi," kata Kepala Satuan Sabhara Polres Kebumen, AKP Agus Priyono, melalui keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Senin, 18 Desember 2017.

Dalam tuntutannya, massa mendesak agar pemerintah Indonesia lebih giat melakukan aksi diplomatik untuk menggalang dukungan negara-negara di dunia untuk menolak pemindahan ibu kota Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Mereka juga menuntut agar Amerika membatalkan niatnya mendirikan kedutaan besar untuk Israel di Yerusalem.