Sukses

3 Karakter Kuat Jokowi Semasa Kuliah di UGM Versi Teman dan Dosen

Kenangan soal karakter Jokowi melekat di benak teman kuliah dan dosennya di UGM.

Liputan6.com, Yogyakarta - Presiden Joko Widodo kembali menginjakkan kaki di kampusnya, Selasa, 19 Desember 2017. Kenangan teman dan dosen semasa Jokowi mengenyam pendidikan tinggi di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) pun kembali bermunculan.

Bambang Supriyambodo, teman seangkatan Jokowi saat kuliah, tidak bisa melupakan pengalaman mereka saat naik gunung setiap akhir pekan. Di matanya, Jokowi merupakan orang yang sangat mencintai alam.

Jokowi kerap menegur teman-temannya yang membuang bungkus mi instan sembarangan saat mereka mendaki.

"Kalau naik gunung kan biasa bawa bekal mi instan. Nah, kami sering meninggalkan sampahnya begitu saja. Tetapi, Jokowi menegur dan memilih untuk mengantongi sampah-sampah bungkus mi instan," ujar Bambang yang kerap dipanggil Gento oleh teman-temannya.Kesannya terhadap Jokowi sebagai sosok yang mencintai lingkungan masih berlanjut ketika Jokowi melarang keras teman-temannya memetik bunga edelweis ketika naik gunung.

Ia masih ingat bagaimana Jokowi mengucapkan kalimat yang mendalam kala itu.

"Jangan dibawa turun, dinikmati saja. Kalau dibawa turun, kita hanya menjadikan dia sampah, padahal dia indah," ucapnya menirukan kata Jokowi muda.Gento juga sempat heran ketika Jokowi memutuskan maju dalam bursa pemilihan Wali Kota Solo puluhan tahun kemudian. Selama kuliah, ia tidak pernah melihat Jokowi aktif di organisasi kemahasiswaan.

Jokowi hanya menghabiskan masa mudanya dengan naik gunung bersama teman-temannya. Bahkan, pacaran pun tidak.

Jokowi juga dikenal sebagai pendengar yang baik. Saran-saran yang dilontarkan kepada teman-temannya kerap membuat Jokowi dicap sebagai sok tua. Namun, justru hal itu yang membuat sosoknya kian berkesan.

 Saksikan video pilihan berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Mahasiswa yang Responsif

Dosen pembimbing skripsi Jokowi bernama Kasmujo. Laki-laki berusia 68 tahun ini memandang Jokowi muda sebagai orang yang responsif. Dia tepat waktu ketika datang untuk membimbing skripsi. Setiap ada kesalahan juga langsung diperbaiki.

Ketika itu, Jokowi mengambil judul Studi tentang Pola Konsumsi Kayu Lapis pada Pemakaian Akhir di Kotamadya Surakarta.

"Disiplin, walaupun saat itu jiwa kepemimpinannya belum menonjol, tetapi Jokowi muda tidak pernah takut untuk belajar dan mengikuti saran saya," kata Kasmujo.Jokowi lulus dengan IPK yang cukup memuaskan. Ada di kisaran 2,65 sampai 3,2. Selepas kuliah pun Jokowi masih kerap menemui Kasmujo. Mereka kerap berdiskusi soal kayu. Kebetulan Jokowi membantu pekerjaan keluarganya di pabrik mebel.

"Jokowi kerap meminta pertimbangan saya, dan saya juga beberapa kali berkunjung ke pabriknya di Sukoharjo," ucap Kasmujo.

 

Â