Liputan6.com, Palu - Nahas benar nasib NL, pria asal Pantai Kampung Nelayan, Kelurahan Talise, Kecamatan Palu Timur ditemukan tak bernyawa usai berendam. Jasad pria berumur 55 tahun itu pertama kali ditemukan pengunjung pantai pada Rabu, 20 Desmber 2017.
Sudirman, anak dari NL mengatakan, ayahnya pamit berendam sebagai terapi untuk menyembuhkan penyakit. Sudirman pun sempat mengantarkan ayahnya.
"Saat itu saya tinggal isi bensin dan berpesan agar tak berendam di tempat yang dalam," ujarnya kepada Liputan6.com.
Advertisement
Baca Juga
Tetapi, sekitar 30 menit setelah ditinggal, pengunjung pantai histeris melihat NL mengambang dalam kondisi tak bernyawa. NL diduga terkena serangan jantung sehingga tenggelam.
Kapolres Palu, AKBP Mujianti SIK membenarkan kejadian miris itu. Tidak ada tanda-tanda kekerasan dalam tubuh NL. Pria paruh baya itu diduga terkena serangan jantung saat berendam.
"Untuk sementara peristiwa tenggelamnya korban diduga akibat korban mengalami serangan jantung," Mujianto.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Â
Sering Mengeluh Tidak Enak Badan
Dari keterangan polisi, saksi yang melihat NL sebenarnya sudah melakukan pertolongan pertama. NL bahkan sempat dibawa ke RSUD Undata namun nyawanya sudah tidak tertolong lagi.
"Dokter jaga sempat memeriksa korban, namun nyawa korban sudah tidak bernyawa," jelasnya.
Pihak keluarga tidak mengetahui jika NL mempunyai riwayat penyakit jantung. Namun NL kerap mengeluh tidak enak badan. Sekarang ini jasad NL sudah diserahkan ke pihak keluarga.Â
Advertisement
Nenek Uzur Meninggal Saat Berendam
Sebelumnya nasib nahas juga menimpa Ningsih (73), nenek uzur asal Kampung Nagara Tengah, Desa Cimanganten, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Dia ditemukan meninggal dunia dalam keadaan telungkup mengambang di kolam Pemandian Adji Saka kawasan wisata Cipanas, Garut, Rabu, 13 Desember 2017.
Agus Wawan Dermawan (42), salah satu anak korban mengakui jika korban adalah ibunya. Korban sempat menyampaikan rencana untuk berendam sekalian mandi di kawasan wisata tersebut. Namun, ketika berangkat, ibunya tidak berpamitan kepada anak-anaknya.
"Rupanya ibu tidak pamit pergi ke Cipanas untuk berendam lagi," ujarnya, Rabu petang.
Menurut Agus, ibunya diketahui memiliki keluhan gatal-gatal pada tubuhnya, sehingga kerap melakukan aktivitas berendam di kawasan wisata air hangat Cipanas, Garut.
"Kemarin juga habis berendam, cuma mungkin yang ini tidak laporan dulu," kata dia.
Agus mengakui, setiap korban ingin berendam, ia atau anggota keluarga lainnya, kerap mendampingi. Hal ini disebabkan berdasarkan rekam medis sebelumnya, ibunya diketahui memiliki riwayat sakit kepala.
"Saya jelas shock, mungkin dari itu (pusing)," ujarnya.
Kapolsek Tarogong Kaler Iptu Tito Bintoro menambahkan, korban pertama kali ditemukan sekitar pukul 08.30 pagi. Ia masuk ke kamar No.3 Penginapan sekaligus pemandian Aji Saka, tempat yang biasa digunakan korban untuk berendam.
Namun setengah jam kemudian, Wati (40), petugas kolam mulai curiga sebab pintu kamar yang dimasuki korban masih terkunci.
"Dan benar saat didobrak, korban sudah mengambang di bak rendam kamar pada posisi telungkup," ungkapnya.
Hasil pemeriksaan sementara, diduga korban meninggal dunia akibat sakit, tidak ditemukan bekas penganiayaan termasuk luka pada sekujur tubuhnya. "Pihak keluarga meminta untuk tidak diautopsi," ujarnya.