Sukses

Merawat Toleransi, Remaja Masjid di Sikka Merangkai Pohon Natal

Biaya pembuatan pohon Natal itu sumbangan sukarela sekelompok remaja di Masjid Al-Hidayah, Kampung Buton, Sikka, NTT, dan beberapa warga.

Liputan6.com, Sikka - Di saat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) diguncang isu radikalisme agama, sekelompok Remaja Masjid (Remas) Al-Hidayah di Kampung Buton, Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), bersemangat membuat sepasang pohon Natal.

Pohon Natal itu dibuat dari bahan senar dan hiasan rumbai-rumbai tali rafia ditambah hiasan lampu kerlap-kerlip. Hadirnya pohon Natal ini membuat suasana Natal semakin hidup di Kampung Buton, yang mayoritas warganya beragama Islam.

Para remaja masjid itu begitu bersemangat merangkai bahan yang telah disiapkan persis di gapura Kampung Buton.

Muhammad Anjas, salah satu pemuda muslim, mengatakan bahwa rencana untuk membuat pohon Natal merupakan ungkapan persaudaraan yang sudah lama dirajut khususnya di antara warga Kampung Buton.

Mereka hidup bersama sejak lama. Walau berbeda agama, mereka tetap menjunjung tinggi persaudaraan. "Karena itu, saat Natal begini, ya kami juga ambil bagian supaya pesta Natal jadi meriah," ujar Anjas, kepada Liputan6.com, yang ditulis, Minggu (24/12/2017).

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

2 dari 3 halaman

Sumbangan Sukarela

Biaya pembuatan pohon Natal itu merupakan sumbangan sukarela para anggota Remas Al-Hidayah dan beberapa warga yang turut ambil bagian di dalamnya. "Inilah toleransi, kami adalah satu," ujar Anjas.

Hal senada diungkapkan Abdul Misbah. Menurut dia, warga Kampung Buton sangat menjaga toleransi antarumat beragama. Walau belakangan ini negara sedang ramai diisukan soal radikalisme agama, warga Kampung Buton tidak terpengaruh sedikit pun.

"Jadi, tidak ada salahnya, kami ramaikan suasana Natal tahun ini dengan buat pohon Natal," kata Abdul.

Lain lagi diungkapkan La Aboks. Bagi dia, pohon Natal yang dibuat Remas Al-Hidayah itu juga untuk merayakan kelahiran Isa Almasih.

"Kami juga percaya Nabi Isa, karena itu kami juga mau rayakan kelahirannya bersama saudara kami yang Katolik dan Protestan. Nanti saat malam Natal kami juga akan jaga keamanan di Gereja Katedral," imbuh La Aboks.

3 dari 3 halaman

Apresiasi Positif Tokoh Gereja

Sementara itu, Donny Rihi, salah satu anggota Majelis Gereja Masehi Injil Timor (GMIT) Kalvari Maumere yang juga turut ambil bagian dalam pembuatan pohon Natal itu mengungkapkan apresiasinya atas inisiatif Remas Al-Hidayah. Menurut dia, toleransi antarumat beragama bisa dimulai dari hal-hal kecil seperti ini.

"Saya yakin kalau semua kita pikir seperti ini untuk pupuk toleransi, maka tidak akan ada kekacauan seperti yang terjadi belakangan ini. Kita kan bersaudara," papar Donny.

Donny berharap, toleransi yang selama ini sudah dibangun bisa dipertahankan. Dengan demikian, persaudaraan tetap terjaga sekalipun ada ancaman provokasi dari luar.

Demikian juga diungkapkan pemuda lingkungan St. Antonius Sinde Kabor, Toto Diaz. Bagi dia, inisiatif membangun pohon Natal dari Remas Al-Hidayah patut dicontoh, sehingga keutuhan bangsa akan terus terjaga.

"Ini hal yang baik. Kami sudah saling tolong-menolong di sini. Ke depan kalau saat Idul Fitri pasti kami akan ramaikan dengan bangun lampion dan jaga di masjid," Toto memungkasi.