Sukses

Riang Natal di Gereja Katedral dengan Nuansa Negeri Sakura

Kesan gereja berada di negeri sakura, asal para samuraim, pun lebih kental lagi dengan berbagai atribut bertuliskan huruf kanji

Liputan6.com, Purwokerto - Suasana berbeda terasa di Gereja Katedral Kristus Raja Keuskupan Purwokerto, Jawa Tengah pada perayaan Natal 2017 ini. Dekorasi gereja diubah bernuansa Jepang, dengan hadirnya pohon-pohon sakura.

Ribuan bunga berawarna merah jambu menghiasi dahan dan ranting pohon sakura, membuat replika kandang domba tempat Yesus dilahirkan pun terlihat lebih bernuansa negara matahari terbit ini.

Kesan gereja berada di negeri sakura, asal para samurai pun lebih kental lagi dengan berbagai atribut bertuliskan huruf kanji. Pantulan marmer putih laksana salju menambah suasana bertambah syahdu.

Minggu Malam, 24 Desember 2017, halaman parkir Jalan Gereja dipenuhi kendaraan. Umat Katolik hadir ke gereja untuk beribadat Natal dan bertemu dengan sanak famili di gereja ini.

Ibadat dimulai ketika visualisasi Maria dan Yosef membawa bayi Yesus ke altar dimulai. Jemaat menyalakan lilin, tanda dimulainya perayaan.

Adapun pemimpin ibadat dan para petugas menuju sudut kiri altar yang berhias pohon bunga Sakura setinggi tiga meter, pohon Natal dan kandang domba. Prosesi pun berlangsung dengan khidmat.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 5 halaman

Kekaguman Jemaat akan Nuansa Sakura di Gereja

Nuansa Jepang yang hadir di Gereja Katedral Kristus Raja Keuskupan Purwokerto ini pun tak pelak membuat umat betah berlama-lama di gereja. Sejak tiba, tak henti-henti jemaat mengagumi bermacam ornamen yang menghias gereja.

Altar menjadi tempat paling favorit jemaat. Di tempat ini, pohon sakura berpadu dengan lampion, membuat kandang domba terlihat sangat indah dan terkesan damai.

Umumnya tempat kelahiran Yesus digambarkan dalam kandang sepi di Betlehem. Di perayaan kali ini, Yesus digambarkan lahir di gubug yang dinaungi pohon Sakura dengan ribuan bunganya yang cantik.

“Tahun ini perayaan Natalnya unik. Rasanya seperti sedang ibadat di Jepang,” ucap seorang jemaat, Imelda Angelina (18), Sabtu malam, 24 Desember 2017.

Imelda hanya satu di antara ratusan jemaat yang terus berdecak kagum dengan hadirnya nuansa Jepang ini. Setelah ibadat usai pun, umat masih berlama-lama di gereja untuk menikmati suasana berbeda ini.

3 dari 5 halaman

Makna Bunga Sakura dalam Natal 2017

Romo Paroki Katedral Kristus Raja, RD Bonifasius Abbas pun mengakui, sejak beberapa hari lalu dekorasi ala Jepang yang mulai disetting membuat sejumlah umat bertanya-tanya tentang kaitannya dengan tema Natal tahun ini.

Banyak jemaat penasaran karena ada pohon Sakura berukuran cukup besar dan kalimat dalam Bahasa Jepang yang berarti "Kemuliaan bagi Allah di Tempat Yang Maha Tinggi".

“Ketika mekar, Bunga Sakura tidak meninggalkan satu daun pun. Semua bunga berwarna pink. Ini menjadi simbol totalitas cinta kasih Yesus kepada manusia,” Romo Bonifasius menerangkan.

Romo menjelaskan, proses mewujudkan cinta kasih tidak ada yang berjalan instan. Yesus pun harus jatuh bangun untuk mewujudkan cintanya kepada manusia.

Bahkan, Yesus pun harus menderita kepedihan, sejak dilahirkan. Ia dilahirkan di kandang domba, lantaran ketiadaan rumah yang menampung.

Daun dan bunga pohon Sakura merupakan buatan tangan. Dibuat dengan menggunakan lebih dari 7.000 imitasi bunga yang digunting sendiri sejak tiga bulan lalu, atau awal Oktober 2017.

Ribuan bungan sakura mengekspresikan cinta kasih. Pun, bunga ini menjadi simbol kegembiraan umat menyambut datangnya kelahiran Yesus Kristus.

4 dari 5 halaman

Yesus Ada dan Milik Siapa Saja

Koordinator Dekorasi Natal bernuansa Jepang, Agustinus Kus Anggoro (56) mengemukakan, dekorasi ini sengaja dibuat melalui kesepakatan pihak gereja. Ide perayaan natal bernuansa Jepang ini memiliki pertimbangan filosofis.

Bunga Sakura yang mekar dan rimbun dengan warna khas merah muda mengubah suasana menjadi segar. Kekhasan bunga Sakura yang banyak digandrungi anak muda ini juga diharap mampu menarik sekaligus meneduhkan suasana batin pemuda Kristiani yang merayakan Natal.

Melalui tema lanskap Sakura ini, gereja ingin berpesan bahwa Yesus Kristus bisa hadir dan terlahir dimana pun untuk semua umat, termasuk di negeri matahari terbit.

“Yesus milik semua umat, bukan satu golongan tertentu,” ucap Kus Anggoro.

5 dari 5 halaman

Energi Baru Para Pemuda untuk Gereja

Ketua Panitia Natal 2017 Gereja Katedral Kristus Raja Keuskupan Purwokerto, FX Parman mengemukakan, gereja memang membebaskan tim dekorasi Natal menelurkan ide-ide kreatifnya.

Lanskap Sakura dipilih dengan pertimbangan untuk memberi warna baru dalam perayaan Natal. Ia pun mendukung lontaran ide kreatif ini.

Inti Natal, bagi Parman, adalah menyatukan umat hingga bersuka cita bersama menyambut hari berbahagia. Pelibatan mayoritas pemuda dalam persiapan Natal juga membawa energi baru untuk kaum muda Katolik.

Ia pun menilai, kerja bersama puluhan pemuda selama berbulan-bulan juga bakal memupuk kegotongroyongan umat, terutama di kalangan muda usia.

"Persiapan sejak bulan Oktober, tiga bulan. Siang malam bahu membahu menyiapkan Natal. Semangat mereka mengagumkan," katanya.