Sukses

Romantisme Pagi Sambil Jajal Nyali di Bukit Hud

Bukit Hud wajib dikunjungi mereka yang suka berswafoto sambil uji nyali. Yang tak cukup berani, tak perlu berdiri di Bukit Hud.

Liputan6.com, Kebumen - Libur akhir tahun menjadi berkah bagi pengelola wisata di berbagai daerah. Salah satunya, Bukit Hud di Desa Karangbolong, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

Bukit Hud menyajikan landview yang unik nan spektakuler, dan barangkali menjadi satu di antara sedikit objek wisata yang menggabungkan dua view yang kontras. Alam perbukitan yang berlomba menyentuh awan berpadu dengan luasnya samudera.

Dari bukit ini, wisatawan dapat melihat luasnya Samudera Hindia tanpa penghalang. Angin yang bertiup dari tengah samudera menyegarkan tubuh. Apalagi, jika dinikmati dengan kelapa muda sembari menikmati birunya laut dan ombak-mbak yang bekejaran.

Tak aneh jika belakangan Bukit Hud menjadi destinasi yang ramai didatangi pelancong, apalagi di libur akhir tahun 2017 ini. Musababnya, bukit ini menjanjikan kisah romantis sekaligus menguji adrenalin lewat salah satu spot untuk berfoto ria.

Spot ini menjanjikan latar swafoto spektakuler. Saking spektakulernya, beberapa pasangan memilih untuk tak berdiri lantaran deru angin di ketinggian menciutkan nyali.

Pelancong ditantang berswafoto di ketinggian gardu pandang berbentuk kupu-kupu di tebing karang Bukit Hud yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia.

Angin deras dipadu ketinggian tebing dari dasar pantai menciptakan suasana mencekam tapi romantis bagi sejoli yang tengah memadu kasih. Tak aneh jika pada peak season libur akhir tahun ini, kunjungan turis ke Bukit Hud meningkat 500 persen.

2 dari 3 halaman

Berkat Swafoto Warganet

Popularitas Bukit Hud terangkat dengan maraknya foto-foto nan romantis yang diunggah warganet di dunia maya. Tentu, oleh sepasang kekasih yang telah menguji ketinggian Bukit Hud.

Biasanya, objek wisata yang terhitung baru ini hanya dikunjungi oleh sekitar 100 orang pada hari-hari biasa. Namun kini, objek wisata itu dikunjungi oleh lebih dari 500 orang per hari.

"Dibandingkan dengan hari-hari biasa memang ada kenaikan yang drastis pengunjung selama libur Natal," kata Aminasir, Ketua Pengelola Objek Wisata Bukit Hud, Rabu, 27 Desember 2017.

Anasir memperkirakan, kunjungan wisatawan akan terus naik hingga memasuki masa puncaknya pada tahun baru, 1 Januari 2018 mendatang.

Bahkan, jumlah kunjungan akhir 2017 ini lebih tinggi dibanding kunjungan wisatawan pada momentum Natal 2016 lalu. Hal itu bisa dimengerti lantaran Bukit Hud saat itu belum sepopuler saat ini.

Meski terjadi lonjakan yang signifikan, pengelola Bukit Hud tak menaikkan harga tiket di libur akhir tahun ini. Harga tiket masuk ke Bukit Hud dipatok normal, yakni Rp 5.000 per orang ditambah Rp 2.000 untuk ongkos parkir kendaraan.

3 dari 3 halaman

Menjajal Camping Ground Bukit Hud

Libur akhir tahun ini juga dimanfaatkan pengelola wisata Bukit Hud untuk mengenalkan fasilitas baru yang bakal menjadi daya tarik anyar bagi wisatawan yang disebut Gerbang Cinta.

Kali ini, pengelola ingin menyajikan latar swafoto berlatar pegunungan dan pedesaan. Latar swafoto itu tentu beda dengan beberapa tempat swafoto lain di Bukit Hud yang berlatar lautan lepas.

Anasir menerangkan, Bukit Hud juga memiliki camping ground atau perkemahan yang biasa dimanfaatkan turis untuk berakhir pekan. Pengunjung bisa membawa tenda sendiri mapun menyewa dari pengelola.

"Objek wisata ini buka 24 jam, karena biasanya ada yang camp juga di bukit ini," Anasir menerangkan.

Di malam hari, turis bisa menyalakan api unggun dan membakar ikan laut, atau hanya sekadar menikmati jagung bakar di sejumlah gardu pandang yang ada di Bukit Hud, sembari menikmati pemandangan malam laut.

Lampu petromaks nelayan berkerlap-kerlip di kejauhan, timbul tenggelam di antara ombak-ombak Samudera Hindia.

Saksikan video pilihan berikut ini: