Sukses

Libur Panjang Bali Aman Dikunjungi, Tidak Percaya? Ini Alasannya

Kicauan Sutopo disertai unggahan foto pemandangan. Menurutnya, banyak tempat wisata yang layak dikunjungi di luar zona merah Gunung Agung.

Liputan6.com, Bali - Sejak pagi, Rabu (27/12/2017), Humas Badan Penanggulangan Nasional Bencanan (BNPB), Sutopo berkicau di Twitter mengenai keamanan wilayah Bali. Bahkan, Sutopo mengajak masyarakat agar tak ragu mengunjungi Bali untuk merayakan libur panjang. Sutopo menjamin keamanan Bali meskipun Gunung Agung masih berstatus Awas. Asalkan, para wisatawan tidak mendekati zona 8-10 kilometer.

"Bali is safe. Come on visit to Bali," twitnya di akun @Sutopo_BNPB, Rabu (27/12/2017).

Kicauan Sutopo juga disertai unggahan foto pemandangan indah Pulau Dewata. Menurutnya, banyak tempat wisata Bali yang elok dikunjungi di luar zona merah Gunung Agung.

"Bali aman. Banyak orang mengira Bali berbahaya karena Gunung Agung. Itu tidak benar," tulisnya, Sabtu, 23 Desember 2017.

Sutopo bahkan mengunggah infografis wilayah-wilayah yang aman dikunjungi wisatawan. Meski, kemudian dihapus lagi karena ada beberapa tempat yang salah dalam penulisan jarak.

Dalam infografis tersebut, Sutopo memetakan wilayah-wilayah aman dikunjungi saat berlibur ke Bali, seperti Kintamani, Tampak Siring, Ubud, Tanah Lot, Seminyak, Kuta, Denpasar, dan Sanur. Artinya hanya sekitar dua persen wilayah Bali yang dinyatakan masuk zona berbahaya. 

"Status Gunung Agung Awas. Bali aman. Bandara aman," tulis Sutopo dua kali pada 24 Desember 2017.

2 dari 3 halaman

Pemerintah Jamin akan Ganti Rugi

Pemicu wisatawan enggan ke Bali, salah satunya karena takut tidak bisa pulang tepat waktu. Mereka khawatir jika sewaktu-waktu bandara ditutup karena terkena dampak Gunung Agung.

Wisatawan dari Australia, Paulin (39), mengaku khawatir saat berlibur ke Bali akan menghadapi skema penutupan bandara. Ia takut telantar jika sewaktu-waktu bandara ditutup karena terdampak Gunung Agung.

Menanggulangi hal itu, wisatawan kini tak perlu risau. Pemerintah telah menggelontorkan dana Rp 100 miliar untuk menjamin nasib wisatawan jika harus menghadapi skema penutupan bandara.

Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika sudah mengalokasikan dana yang digelontorkan pemerintah pusat itu. Ia telah berkonsultasi langsung rencana yang akan dibuatnya.

Selain untuk promosi, mantan Kapolda Bali itu tadi meminta pertimbangan jika dana tersebut digunakan untuk memanjakan turis yang telantar di bandara jika sewaktu-waktu Bandara Ngurah Rai ditutup akibat erupsi Gunung Agung.

"Dana Rp 100 miliar itu tadi disampaikan terserah gubernur (mau digunakan untuk apa). Tapi intinya untuk promosi pariwisata. Saya tanya tadi, bolehkan dana itu digunakan untuk sewa bus, ongkos transportasi penumpang menggunakan pelabuhan alternatif, membeli makan penumpang jika bandara nanti ditutup. Disampaikan tadi boleh,” ujarnya.

Dengan begitu, Pastika mengimbau kepada turis yang hendak berlibur ke Bali agar tak perlu khawatir. Pemerintah Indonesia telah mempersiapkan dengan matang skenario terburuk jika debu vulkanik imbas erupsi Gunung Agung mengganggu aktivitas penerbangan.

"Jadi itu saya kira jaminan, sehingga orang tidak perlu khawatir kalau airport ditutup. Saya sudah bicara dengan GIPI dan PHRI, mereka menjamin tiga malam free untuk akomodasi. Transportasi kami yang siapkan, uangnya sudah ada," kata Pastika.

 

3 dari 3 halaman

Wisata Bali Menurun

Pemerintah bergerak cepat memulihkan kondisi pariwisata Bali yang anjlok imbas dari aktivitas vulkanik Gunung Agung. Jika pada situasi normal jumlah kunjungan turis ke Bali mencapai 15 ribu wisatawan, selama krisis Gunung Agung, jumlah turis merosot drastis menjadi hanya 2 ribu kunjungan per hari.

Tak tanggung-tanggung, untuk mengupayakan hal itu, Arief mengaku pemerintah telah menggelontorkan dana sebesar Rp 100 miliar kepada Gubernur Bali, Made Mangku Pastika.

“Kita berikan dana kepada gubernur yang akan memimpin promosi ini. Berikan pelayanan terbaik kepada wisatawan,” pesannya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, pemerintah kini tengah berupaya keras mengembalikan citra pariwisata Bali. Status tanggap darurat yang dianggap menjadi momok menakutkan untuk datang ke Bali telah dicabut.

Kini, kata Arief, pemerintah akan melakukan promosi besar-besaran demi kembali memikat masyarakat internasional untuk datang dan menikmati keindahan alam Bali.

Saksikan video pilihan berikut ini: