Sukses

Awas, Awan Panas Gunung Sinabung Meluncur Sejauh 4,6 Km

Semburan erupsi Gunung Sinabung terakhir terjadi Rabu sore tadi sekitar pukul 15.36 WIB dengan tinggi kolom abu tidak teramati.

Liputan6.com, Karo - Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali erupsi atau meletus. Akibatnya, sejumlah kawasan di Kabupaten Karo dihujani debu abu vulkanik akibat erupsi Sinabung sebanyak dua kali.

Kepala Pos Pemantau Gunung Api Sinabung, Armen Putra, mengatakan, semburan erupsi Gunung Sinabung terakhir terjadi Rabu sore tadi sekitar pukul 15.36 WIB dengan tinggi kolom abu tidak teramati, karena tertutup. Namun, ‎jarak luncur semburan abu vulkanik mencapai 3.500 meter bahkan lebih.

"Kondisi angin tertiup ke arah tenggara-timur dan luncuran mencapai 4.600 meter, dengan kondisi angin ke arah selatan-tenggara," ucap Armen, Rabu (27/12/2017).

Selain menyemburkan abu vulkanik, erupsi Sinabung kali ini juga disertai gempa dengan kekuatan amplitudo 120 mm. Adapun durasi gempa sekitar 500 detik.

"Sinabung saat ini tertutup kabut. Kondisi angin mengarah ke timur-tenggara," sebutnya.

Armen mengungkapkan, erupsi pertama Gunung Sinabung pada hari ini terjadi sekitar ‎pukul 12.24 WIB. Tinggi semburan abu vulkanik mencapai 2.800 meter. Erupsi pertama pada hari ini juga disertai gempa amplitudo 105 mm.

"Lama gempanya tadi 480 detik. Itu yang pertama tadi, kondisi angin ke arah timur-tenggara," ujar dia.

Saat ini, Gunung Sinabung masih Level IV atau berstatus Awas. Warga diimbau agar menjauhi zona bahaya Gunung Sinabung, karena masih berpotensi terjadi awan panas dan guguran lava, serta erupsi.

"Imbauan masih sama, jauhi zona merah dari Gunung Sinabung," kata Armen.

 

 

2 dari 3 halaman

Luncuran Awan Panas Sejauh 4,6 Km

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, membenarkan Gunung Sinabung kembali erupsi pada hari ini. Dari puncak kawah keluar asap disertai abu vulkanik kelabu hitam dengan tekanan sedang hingga kuat.

Hujan abu vulkanik jatuh di beberapa desa di sekitar Gunung Sinabung. "Aktivitas vulkanik Gunung Sinabung masih tinggi. Status Awas (Level IV) diberlakukan sejak 2 Juni 2015 hingga saat ini," ujar Sutopo, dalam keterangan tertulis, Rabu (27/12/2017).

Ia menjelaskan, ribuan warga terdampak langsung dari hujan abu vulkanik akibat letusan Gunung Sinabung. Namun, tidak ada korban jiwa. "Tidak ada kepanikan masyarakat melihat letusan tersebut karena hampir setiap hari Gunung Sinabung meletus," ujarnya.

Hujan abu menyebar di beberapa tempat, seperti di Desa Sukanalu, Kota Tonggal, Kuta Tengah, Gamber, Berastepu, Jeraya, Pintu Besi, dan beberapa desa lain di sektor timur.

Menurut Sutopo, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan masyarakat dan pengunjung agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 kilometer dari puncak dan dalam jarak 7 km untuk sektor selatan-tenggara, di dalam jarak 6 km untuk sektor tenggara-timur, serta di dalam jarak 4 km untuk sektor utara-timur Gunung Sinabung.

3 dari 3 halaman

Ancaman Bahaya Lahar

Adapun masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap ancaman bahaya lahar.

Mengingat telah terbentuk bendungan alam di hulu Sungai Laborus, penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sekitar hilir daerah aliran Sungai Laborus agar tetap menjaga kewaspadaan.

"Karena bendungan ini sewaktu-waktu dapat jebol, bila tidak kuat menahan volume air, sehingga mengakibatkan lahar/banjir bandang ke hilir," ujar Sutopo.

Menurut Sutopo, PVMBG telah merekomendasikan agar BPBD Kabupaten Tanah Karo segera melakukan sosialisasi ancaman bencana lahar/banjir bandang ini ke penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sepanjang hilir dan sekitar Sungai Laborus.

BNPB terus mendampingi dan memberikan bantuan kepada Pemda Karo dalam penanganan darurat erupsi Gunung Sinabung. Saat ini masih terus dilakukan penyelesaian relokasi warga Gunung Sinabung.

Sutopo menjelaskan, meletusnya Gunung Sinabung yang tak henti-henti telah menyebabkan kawasan rawan bencana meluas dan beberapa desa-desa tidak boleh ditempati lagi. Masyarakat harus direlokasi ke tempat yang aman.

"Sebanyak 3.331 KK (kepala keluarga) harus direlokasi," ia menambahkan.

Sebanyak 370 KK warga dari Desa Bekerah, Desa Simacem dan Desa Sukameriah sudah selesai direlokasi di kawasan Siosar. Sebanyak 1.863 KK dalam proses relokasi mandiri dan diharapkan awal 2018 selesai.

Adapun, 1.098 KK akan direlokasi di kawasan Siosar, yang ditargetkan selesai pada 2018 mendatang. Sementara itu, bagi pengungsi yang tidak harus direlokasi, pemerintah telah membangun 348 unit hunian sementara. Tidak ada pengungsi di tenda-tenda.

Masyarakat diimbau untuk terus waspada dan menaati rekomendasi pemerintah. Sebab, tidak dapat diprediksikan sampai kapan Gunung Sinabung akan berhenti meletus.

"Parameter vulkanik dan seismisitas gunung masih tetap tinggi, sehingga potensi letusan susulan masih akan tetap berlangsung," Sutopo memungkasi.

Saksikan video pilihan di bawah ini: