Sukses

Bersih-Bersih Debu Vulkanik Usai Erupsi Gunung Sinabung

Sejak Kamis pagi, para petugas BPBD Karo langsung bergerak cepat membersihkan abu vulkanik Gunung Sinabung.

Liputan6.com, Karo - Usai erupsi Gunung Sinabung yang terjadi pada Rabu, 27 Desember 2017, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo, Sumatera Utara, melakukan pembersihan di desa-desa yang terkena dampak hujan abu vulkanik.

Kepala BPBD Karo, Martin Sitepu mengatakan, erupsi Gunung Sinabung yang terjadi kemarin sore, menyebabkan beberapa desa terkena dampak abu vulkanik. Sebab, erupsi yang terjadi cukup besar, bahkan luncuran awan panas mencapai sejauh 4,6 kilometer.

"Hujan abunya mengenai beberapa desa, sehingga banyak pertanian warga yang rusak dan jalan-jalan tertutup abu vulkanik," ucap Martin, Kamis, 28 Desember 2017.

Untuk membersihkan jalan-jalan yang ditutupi abu vulkanik itu, BPBD Karo melakukan pembersihan dan membagi-bagikan masker kepada masyarakat. Abu yang dibersihkan mulai dari Desa Namanteran hingga Kota Berastagi.

"Pembersihan ini dibantu mobil pemadam kebakaran (damkar)," ujarnya.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Karo Natanail Peranginangin menambahkan, pembersihan dan pembagian masker tersebut bertujuan agar warga yang di wilayah yang terdampak abu bisa melakukan aktivitas seperti biasanya.

Sejak Kamis pagi, para petugas BPBD Karo langsung bergerak cepat membersihkan abu vulkanik Gunung Sinabung. "Hal ini agar aktivitas masyarakat tidak terganggu," kata Martin.

 

 

2 dari 3 halaman

2 Kali Erupsi dalam Sehari

Kemarin, Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali erupsi atau meletus. Akibatnya, sejumlah kawasan di Kabupaten Karo dihujani debu abu vulkanik akibat erupsi Sinabung sebanyak dua kali.

Beberapa desa terkena dampak akibat hujan abu vulkaniknya seperti di Desa Sukanalu, Kota Tonggal, Kuta Tengah, Gamber, Berastepu, Jeraya, Pintu Besi, dan beberapa desa lain di sektor timur.

Kepala Pos Pemantau Gunung Api Sinabung, Armen Putra, mengatakan, semburan erupsi Gunung Sinabung terakhir terjadi Rabu sore sekitar pukul 15.36 WIB dengan tinggi kolom abu tidak teramati, karena tertutup. Namun, ‎jarak luncur semburan abu vulkanik mencapai 3.500 meter bahkan lebih.

"Kondisi angin tertiup ke arah tenggara-timur dan luncuran mencapai 4.600 meter, dengan kondisi angin ke arah selatan-tenggara," ucap Armen, Rabu, 27 Desember 2017.

Selain menyemburkan abu vulkanik, erupsi Sinabung kali ini juga disertai gempa dengan kekuatan amplitudo 120 mm. Adapun durasi gempa sekitar 500 detik.

"Sinabung saat ini tertutup kabut. Kondisi angin mengarah ke timur-tenggara," sebutnya.

Armen mengungkapkan, erupsi pertama Gunung Sinabung pada hari ini terjadi sekitar ‎pukul 12.24 WIB. Tinggi semburan abu vulkanik mencapai 2.800 meter. Erupsi pertama pada hari ini juga disertai gempa amplitudo 105 mm.

"Lama gempanya tadi 480 detik. Itu yang pertama tadi, kondisi angin ke arah timur-tenggara," ujar dia.

Saat ini, Gunung Sinabung masih Level IV atau berstatus Awas. Warga diimbau agar menjauhi zona bahaya Gunung Sinabung, karena masih berpotensi terjadi awan panas dan guguran lava, serta erupsi.

"Imbauan masih sama, jauhi zona merah dari Gunung Sinabung," kata Armen.

3 dari 3 halaman

Luncuran Awan Panas Sejauh 4,6 Km

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, membenarkan Gunung Sinabung kembali erupsi pada Rabu, 27 Desember 2017. Dari puncak kawah keluar asap disertai abu vulkanik kelabu hitam dengan tekanan sedang hingga kuat.

Hujan abu vulkanik jatuh di beberapa desa di sekitar Gunung Sinabung. "Aktivitas vulkanik Gunung Sinabung masih tinggi. Status Awas (Level IV) diberlakukan sejak 2 Juni 2015 hingga saat ini," ujar Sutopo, dalam keterangan tertulis, Rabu, 27 Desember 2017.

Ia menjelaskan, ribuan warga terdampak langsung dari hujan abu vulkanik akibat letusan Gunung Sinabung. Namun, tidak ada korban jiwa. "Tidak ada kepanikan masyarakat melihat letusan tersebut karena hampir setiap hari Gunung Sinabung meletus," ujarnya.

Hujan abu menyebar di beberapa tempat, seperti di Desa Sukanalu, Kota Tonggal, Kuta Tengah, Gamber, Berastepu, Jeraya, Pintu Besi, dan beberapa desa lain di sektor timur.

Menurut Sutopo, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan masyarakat dan pengunjung agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 kilometer dari puncak dan dalam jarak 7 km untuk sektor selatan-tenggara, di dalam jarak 6 km untuk sektor tenggara-timur, serta di dalam jarak 4 km untuk sektor utara-timur Gunung Sinabung.

Saksikan video pilihan di bawah ini: