Sukses

Callind, Aplikasi Pesan Bikinan Gadis Desa Penantang WhatsApp

Aplikasi pesan Callind mengakomodasi pengguna galau yang butuh curhat dengan fitur khusus. Salah satu yang merekomendasikannya adalah FPI.

Liputan6.com, Purwokerto - Komunikasi selalu berkembang seiring perkembangan teknologi. Di zaman now, nyaris seluruh umat manusia bergantung pada aplikasi pesan telepon pintar.

Berbagai macam aplikasi pesan lahir untuk memenuhi kebutuhan komunikasi yang semakin kompleks. Salah satu yang paling populer di Indonesia adalah WhatsApp, yang memiliki beragam fitur, mulai telepon, video call, kirim berbagai file, foto, hingga video.

Pengembang teknologi pun semakin tertantang untuk menciptakan aplikasi baru yang melengkapi kekurangan aplikasi yang sudah ada sebelumnya. Baru-baru ini, lahir aplikasi dari perusahaan startup sejenis bikinan anak negeri.

Namanya, Callind. Singkatan dari Calling Indonesia, kurang lebih bermakna menghubungkan seluruh Indonesia. Dari namanya, basis pengguna lokal sepertinya akan sangat diandalkan oleh pengembang aplikasi pesan ini.

Selain fungsi utamanya sebagai media komunikasi atau aplikasi pesan, Callind diklaim memiliki beragam kelebihan yang belum dimiliki oleh aplikasi lainnya. Salah satu yang diandalkan adalah pengguna bisa memasang iklan dengan gratis di aplikasi Callind.

Callind juga mengakomodasi kebutuhan pribadi pengguna yang tengah galau dan butuh seseorang untuk mencurahkan isi hatinya. Callind memiliki fitur menemukan pengguna Callind lain yang dirasa cocok untuk curhat atau malah saling curhat.

Pemilik aplikasi Callind, Novi Wahyuningsih mengklaim dibanding WhatsApp, kelebihan Callind sebagai aplikasi pesan, bisa menemukan sesama pengguna Callind dalam radius 100 km meski belum saling terhubung sebagai kontak.

2 dari 3 halaman

Bisa Iklan Gratis

Callind pun bisa menjadi sarana promosi dan pemasaran bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Pemilik Aplikasi Callind bisa mempromosikan produknya secara gratis, tanpa harus menyebar kiriman ke banyak grup (broadcast) layaknya WhatsApp.

Menurut dia, tantangan bagi pengembang teknologi untuk memenuhi kebutuhan komunikasi masyarakat terus berkembang dan selalu menginginkan yang baru dan lebih lengkap.

Sebab itu, ia pun tertantang mengembangkan Callind sebagai aplikasi yang menggabungkan beragam platform, mulai aplikasi pesan pribadi, forum, komunitas, iklan dan jual beli produk. Dan seluruhnya, gratis.

Saat ini, Callind mulai menjalin kerja sama dengan komunitas Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. Pada masa awal ini, UMKM Jawa dan Sumatera menjadi target Callind.

Kami sedang dalam proses pengembangan kerja sama dengan beberapa UMKM yang bergerak di sektor retail," dia menjelaskan, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Jumat, 29 Desember 2017.

Meski belum diluncurkan secara resmi, Callind telah diunduh oleh lebih dari 100 ribu orang. Rencananya, Callind akan diluncurkan pada Februari 2018.

"Masih tahap uji coba dan dikembangkan," kata gadis asal Desa Tepakyang, Kecamatan Adimulyo, Kebumen, Jawa Tengah ini.

3 dari 3 halaman

Pencegah Hoax dan Anti-Konten Porno

Seiring meningkatnya jumlah pengguna, ia pun mulai mempersiapkan tim untuk mencegah Callind dipakai oleh orang-orang yang bertanggung jawab. Misalnya, menggunakan Callind untuk mengunggah hal negatif, seperti SARA dan ujaran kebencian.

Ia pun berjanji untuk tak bakal menyediakan fitur yang dapat memancing kontroversi, misalnya konten porno, sebagaimana sempat muncul pada beberapa aplikasi sejenis.

"Kami menyediakan media komunikasi dengan harapan bisa bermanfaat dan menjadi raja di negeri sendiri," katanya.

Lantaran masih tahap uji coba dan pengenalan ke publik, ia pun berharap saran dan kritik dari masyarakat agar Callind bisa semakin baik. Dia berharap Callind bisa diterima semua kalangan.

Novi menargetkan, pengguna Callind mencapai 10 juta pengguna dalam setahun, setelah diluncurkan secara resmi, dan menembus 50 juta pengguna pada tahun ketiga.

Belakangan, aplikasi Callind semakin populer. Bahkan, Front Pembela Islam (FPI) menyarankan agar umat Islam dan Alumni 212 menggunakan aplikasi Callind sebagai pengganti WhatsApp.

Di samping itu, FPI pun menyarankan agar umat Islam menggunakan Redaksitimes.com sebagai alternatif Facebook.com, dan Geevv.com sebagai pengganti google.

Novi menjelaskan bahwa Callind sampai saat ini belum menjalin kerja sama dengan lembaga atau institusi mana pun. Akan tetapi, ia pun berterima kasih kepada pihak-pihak yang mengampanyekan penggunaan Callind.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Â