Liputan6.com, Garut - Wabah difteri di Kabupaten Garut, Jawa Barat belum mereda. Menjelang pergantian tahun, EC (34), satu pasien difteri yang tengah hamil tua, meninggal dunia Sabtu (30/12/2017) dini hari tadi.
"Pasien meninggal sekitar pukul 00.20 WIB Sabtu dini hari tadi," ujar juru bicara RSUD dr Slamet Garut, Muhammad Lingga Saputra, kepada Liputan6.com, Sabtu (30/12/2017).
Menurut Lingga, pasien EC masuk ruang perawatan bedah pada Jumat siang, 29 Desember 2017. Pasien saat itu bersiap menuju ruang perawatan bedah untuk dilakukan operasi cesar.
Advertisement
Setelah di ruang bedah, hasil observasi medis menyatakan pasien ternyata diketahui positif menderita difteri sehingga proses operasi pun urung dilakukan.
"Pasien kemudian dipindah ke ruang isolasi khusus difteri untuk mendapatkan perawatan lebih intensif," kata dia.
Namun, kondisi pasien keburu kritis. Sekitar pukul 00.20 WIB tadi, nyawa pasien asal Kampung Babakan Sari, Kecamatan Limbangan, Garut itu, tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.
"Setelah pasien dimandikan rumah sakit untuk menghilangkan virus, jenazah langsung dibawa pihak keluarga," kata dia.
Lingga menambahkan, selain pasien EC yang meninggal dunia, rumah sakit kembali menerima pasien positif difteri atas nama SYD (25), warga jalan Cimanuk, Muara Sanding, Kecamatan Garut Kota, sejak Rabu, 27 Desember 2017, lalu.
"Pasien kini sudah masuk ruang isolasi ruangan Puspa untuk mendapatkan perawatan secara intensif," kata dia.
Dengan meninggalnya pasien EC, jumlah penderita difteri yang meninggal dunia di Kabupaten Garut menjadi lima orang. Sedangkan, total kasus difteri yang ditemukan di Garut sepanjang 2017 mencapai 19 kasus yang tersebar di 17 kecamatan.
Â
Difteri Tewaskan Seorang Nenek
Dalam sepekan terakhir, dua penderita difteri asal Garut meninggal dua dunia. Sebelumnya, OM (63), seorang pasien difteri asal kampung Ciwalen, Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat akhirnya meninggal.
"Pasien meninggal hari Selasa lalu sekitar pukul 17.55 WIB," ujar juru bicara RSUD dr Slamet Garut Muhammad Lingga Saputra, Kamis, 28 Desember 2017.
Menurut Lingga, pasien OM meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan rumah sakit hingga 11 hari sejak 19 Desember 2017 lalu. "Jenazahnya kami mandikan dulu di sini untuk mencegah penyebaran virus," ujarnya.
Jenazah akhirnya diserahkan pihak rumah sakit, untuk selanjutnya dimakamkan pihak keluarga. "Jenazah diambil pihak keluarga hari itu juga, soal pemakamannya di mana kami kurang tahu," kata dia.
Sebelumnya, tiga pasien terduga difteri dirawat hingga akhirnya dinyatakan positif, mereka adalah SR (15), asal Kampung Palatar Kecamatan Pakenjeng, Jl (18), asal Kadungora, serta CH (68) berasal dari Cimangaten Tarogong Kaler.
Sedangkan dua pasien berikutnya menyusul sejak 19 Desember lalu. OM warga Ciwalen Garut kota serta NF, dari Kampung Malati Kecamatan Pasir Wangi. Untuk mendapatkan perawatan, seluruh pasien diisolasi di Ruang Puspa rumah sakit.
Selain OM yang meninggal, empat pasien difteri lainnya yakni SR (15), asal Kampung Palatar Kecamatan Pakenjeng, Jl (18), asal Kadungora, serta CH (68) berasal dari Cimangaten Tarogong Kaler serta NF (29), Pasir Wangi sudah diperbolehkan pulang.
"Mereka mengalami perkembangan yang baik saat dirawat di RSUD dr Slamet," kata dia.
Advertisement
Garut Tetapkan Status KLB Difteri
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, akhirnya menetapkan wabah penyakit Difteri yang menyerang warganya, sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Dalam dua pekan terakhir, satu orang meninggal dunia, serta lima orang pasien masih di rawat di RSUD dr. Slamet Garut.
"Statusnya penyakit Diteri sudah masuk kategori KLB, setelah Jawa Barat dinyatakan kategori KLB," ujar Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, Sabtu (23/12/2017).
Penyebaran penyakit difteri cukup mengkhawatirkan. Sepanjang tahun ini sebanyak tiga warga meninggal dunia, dengan 17 kasus telah terdeteksi yang penyebarannya hingga 16 kecamatan.
Untuk itu, Pemkab Gaurt terus berupaya melakukan pencegahanagar penyebaran penyakit itu tidak meluas. "Kami sudah meminta Pemerintah Pusat, untuk mengadakan pemberian vaksin secara massal," ucapnya.
Selain itu, ia terus menyosialisasikan gaya hidup sehat, sehingga penyebaran difteri bisa ditanggulangi sejak dini. "Kami juga menghimbau pada seluruh Puskesmas untuk segera mengadakan vaksin untuk mengatasi penyakit tersebut," ucapnya.
Saksikan video pilihan berikut ini: