Sukses

Tahun Baru, Polisi Repot Tolong Puluhan Turis Dieng yang Kesasar

Rata-rata turis yang kesasar saat menuju Dieng itu menggunakan aplikasi peta Global Positioning System (GPS) dan Google Maps.

Liputan6.com, Wonosobo - Puluhan kendaraan turis tujuan wisata ke Dataran Tinggi Dieng (DTD) kesasar lantaran mengandalkan aplikasi peta, Minggu, 31 Desember 2017.

Belasan kendaraan turis terjebak di jalur sempit Watumalang dan Garung, Wonosobo. Polisi pun sampai kewalahan menolong turis yang kesasar dan terjebak tersebut.

Kepala Polres Wonosobo, AKBP Abdul Waras mengatakan rata-rata turis yang tersasar itu menggunakan Global Positioning System (GPS) dan Google Maps. Ini terjadi lantaran di aplikasi peta tersebut, titik tanjakan 15 persen masih tertera tanda larangan lewat.

Mereka pun secara otomatis diarahkan aplikasi peta ke jalur alternatif. Padahal, jalur ini belum siap. Kesulitan bertambah lantaran musim hujan menyebabkan jalan licin. Akhirnya, mereka terjebak di jalur sempit tanpa bisa kembali ke jalur utama.

“Mereka rata-rata menggunakan aplikasi GPS maupun Google Maps. Jalur yang mereka lewati yaitu melalui wilayah Watumalang dan Garung yang mana bukan merupakan jalur utama,” Abdul Waras menerangkan, Minggu sore, 31 Desemeber 2017.

Abdul membenarkan jalur Watumalang dan Garung tersebut diproyeksikan sebagai jalur alternatif. Namun, kondisi jalannya belum siap.

Contohnya, jalur via Garung, Mlandi, Sirangkel kemudian Dieng, masih banyak tanjakan terjal dan medan jalan sulit. Menurut dia, hanya kendaraan berpenggerak 4 roda yang mampu lewat. Dan itu tak bisa dibaca oleh aplikasi peta.

2 dari 3 halaman

Jalur Alternatif ke Dieng Dibangun 2018

Pembangunan Jalan Rake Panangkaran untuk membuka jalur alternatif wisata menuju Dieng, telah masuk anggaran Dana Alokasi Khusus Tahun 2018 mendatang sebesar Rp 18 Milyar.

Soal tanda larangan lewat di titik tanjakan 15 persen yang tertera di peta, Kapolsek Kejajar, AKP Sukriman menjelaskan, hal tersebut dimungkinkan karena keterlambatan update dari penyedia layanan aplikasi peta.

“Memang benar pada awal bulan kemarin di titik tersebut sempat ditutup total selama 2 minggu. Namun sekarang sudah dibuka kembali,” ucap Sukirman.

Ia pun menjamin, jalur utama Wonosobo-Dieng masih ramai lancar. Kendaraan padat, namun masih bisa diurai sehingga tak sampai terjadi kemacetan panjang.

“Oleh karena itu, kami menghimbau kepada wisatawan yang hendak menuju Dieng agar tidak terpengaruh aplikasi peta di ponsel. Lewat jalur utama saja,” Sukirman menegaskan.

3 dari 3 halaman

Rekayasa Lalu Lintas di Purwokerto

Sementara, Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Banyumas merekayasa lalu lintas pada malam tahun baru 2018 di beberapa titik yang diperkirakan macet, terutama di pusat keramaian dan jalur wisata.

Kepala Seksi Rekayasa Lalu Lintas dan Prasarana Dishub Banyumas, Hermawan mengatakan Dishub dan kepolisian menutup jalur kawasan Alun-alun dan sepanjang jalur arteri Jalan Jenderal Soedirman.

Dari arah timur, kendaraan dilarang masuk mulai simpang empat Palma, dan diarahkan ke jalur selatan dan utara. Sedangkan dari arah barat, kendaraan dilarang masuk mulai dari Simpang Tiga Tapen, Kalibogor, dan diarahkan ke jalur selatan.

Penutupan ini dilakukan lantaran jalur ini kerap macet, terutama pada jam-jam ramai dan akhir pekan. Sebab, jalur itu merupakan pusat keramaian Purwokerto dan ada perlintasan kereta api yang berdekatan dengan Stasiun Besar Purwokerto.

“Alun-alun Purwokerto itu rencananya akan dilakukan car free night,” ujar Hermawan.

Dishub Banyumas juga merekayasa lalu lintas di jalur utama menuju Kawasan Wisata Baturraden yang juga diprediksi menjadi pusat perayaan tahun baru.

Kendaraan yang hendak menuju Baturraden tetap melalui jalur utama. Namun, kendaraan yang turun diarahkan untuk menggunakan jalan alternatif melalui Sumbang dan Jalur Barat.