Liputan6.com, Palembang - Kecelakaan laut di perairan Sumatera kembali terjadi. Sebanyak 13 penumpang kapal cepat atau speedboat tenggelam digulung ombak tinggi di perairan Sumatera.
Insiden terjadi pada Rabu, 3 Januari 2018. Speedboat itu membawa 55 penumpang dari Karang Agung, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) ke Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Kapal cepat yang berlabel Awet Muda itu dinakhodai Adi.
Kapal cepat ini melewati perairan Tanjung Sere, Kabupaten Banyuasin, Sumsel, sekitar pukul 18.00 WIB. Karena kondisi cuaca yang buruk, ombak di perairan Tanjung Sere mulai meninggi.
Advertisement
Baca Juga
Kapal cepat tersebut langsung dihantam ombak yang tinggi, sehingga mengakibatkan haluan speedboat patah dan langsung tenggelam.
Kombes Robinson Siregar, selaku Direktur Polisi Perairan dan Udara (Polairud) Polda Sumsel, membenarkan ada kecelakaan di perairan sehingga salah satu speedboat tenggelam.
Polairud langsung mengerahkan anggotanya menuju lokasi kejadian.
Sesampainya di lokasi kecelakaan laut, banyak penumpang yang berupaya berenang ke tepi perairan. Petugas Polairud Polda Sumsel langsung mengevakuasi para korban.
Namun, 13 dari 55 penumpang tenggelam. Dua di antaranya sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Korban yang tewas dalam insiden tersebut, yaitu penumpang yang masih berusia anak-anak dan satu orang dewasa.
"Kita sedang mencari 11 orang lagi yang jadi korban speedboat tenggelam, karena belum ditemukan seusai kejadian," ucap dia kepada Liputan6.com, Kamis (4/1/2018).
Â
Â
Belasan Penumpang Selamat
Jasad dua penumpang yang meninggal dunia akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, Kota Palembang, Sumsel.
Sedangkan sebelas penumpang yang selamat sudah dievakuasi ke Pangkalan Sandar Simpang PU, Kabupaten Banyuasin.
Para korban yang selamat sedang dimintai keterangannya saat terjadi kecelakaan di perairan Tanjung Sere, Banyuasin.
"Kita juga dibantu oleh anggota Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) Sumsel saat mengevakuasi korban," ungkapnya.
Dari prakiraan cuaca yang dipantau petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II, Sumsel, pada saat kejadian memang potensi hujan disertai petir akan terjadi di beberapa kabupaten.
Seperti di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, OKU Selatan, Pagaralam, Empat Lawang, Musi Rawas Utara (Muratara), Musi Banyuasin, dan Kota Lubuklinggau.
Untuk potensi hujan ringan diperkirakan terjadi di Kabupaten Lahat, Musi Rawas, Kota Pagaralam, dan Palembang
Potensi hujan sedang juga diperkirakan terjadi di OKU dan OKU Timur. Prakiraan suhu udara sendiri, di kawasan TKP di Kabupaten Banyuasin Sumsel, sekitar 24-32 derajat Celsius dengan kelembaban udara 60 persen hingga 95 persen.
Advertisement
Perkiraan Cuaca Buruk
Embusan angin berasal dari barat hingga barat laut dengan kecepatan 0-20 kilometer per jam.
Untuk tinggi gelombang laut seperti di Selat Gelasa, Selat Bangka bagian utara dan selatan diperkirakan setinggi 0,3 meter hingga 0,8 meter. Bahkan tingginya maksimum bisa mencapai 1,5 meter.
Potensi hujan berintesitas sedang–lebat bahkan disertai petir dan angin kencang diperkirakan terjadi di beberapa kabupaten.
Seperti Kabupaten OKI, OKU, OKU Timur, Ogan Ilir, Muara Enim, Prabumulih, PALI, Lahat, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, Palembang, dan sekitarnya.
Menurut Sinta, prakirawan BMKG SMB II Palembang, pihaknya sudah mendengar adanya kecelakaan laut di perairan Tanjung Sere, Kabupaten Banyuasin.
Saat ini mereka sedang melakukan koordinasi dengan BMKG Jakarta bidang Kemaritiman, untuk mengetahui titik koordinat TKP.
Dari analisis awal, memang terjadi cuaca buruk karena ada pertemuan awan kumulonimbus sekitar pukul 16.00 WIB yang bermuara di kawasan Sungsang, Kabupaten Banyuasin, Sumsel.
"Kita koordinasi dulu, apakah kawasan ini dekat daerah Sungsang, Kabupaten Banyuasin," ungkapnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini: