Sukses

Firasat Keluarga Korban Kapal Cepat Awet Muda Sebelum Tenggelam

Keluarga korban Kapal Cepat Awet Muda yang tenggelam menunggu hasil identifikasi di RS Bhayangkara Palembang.

Liputan6.com, Palembang - Sebanyak 13 orang penumpang Kapal Cepat Awet Muda yang tenggelam pada hari Rabu, 3 Januari 2018, lalu ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.

Para keluarga korban berbondong-bondong ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palembang untuk melihat jasad korban speedboat.

Kapal cepat ini mengalami kecelakaan lalu lintas (lakalantas) di Perairan Tanjung Serai Bagan 13 Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan (Sumsel), pada Rabu sore sekitar pukul 18.00 WIB.

Salah satu korban Kapal Cepat Awet Muda yang ditemukan mengambang di tengah Perairan Banyuasin bernama Yusril (53).

Bapak dua anak ini dievakuasi Tim Basarnas Sumsel pada hari Kamis malam, 4 Januari 2018, dengan tubuh yang sudah membusuk.

Keluarga korban pun turut hadir ke RS Bhayangkara Palembang untuk mengambil jenasah dan segera dimakamkan di Palembang.

Lina (45), adik ipar Yusril, mengatakan istri korban sempat bercerita tentang tingkah laku sang suami yang tampak berbeda dari biasanya.

"Istrinya cerita, sebelum berangkat berdagang ke Karang Agung Kabupaten Banyuasin, Yusril sempat memandangi wajah istrinya sangat lama,” katanya kepada Liputan6.com, saat ditemui di RS Bhayangkara Palembang, Jumat, 5 Januari 2018.

Sebelum berangkat menaiki Kapal Cepat Awet Muda pada hari kejadian, Yusril sempat menelepon istrinya.

Korban menanyakan kondisi istri dan kedua anaknya. Bahkan korban tak biasanya bertanya istrinya sudah makan apa belum.

 

2 dari 3 halaman

Menolak Diajak Pulang

Saat mendengar kakak iparnya menjadi salah satu korban tenggelamnya Kapal Cepat Awet Muda, keluarganya selalu melakukan shalat berjamaah dan membaca surat yaasin. Terlebih saat jasad korban belum ditemukan.

"Dari empat korban yang ditemukan terakhir oleh tim, kemungkinan positif itu kakak ipar saya. Tinggal menunggu hasil identifikasi saja," ujarnya.

Rencananya jenasah Yusril yang tercatat sebagai warga Jalan Sekolahan, Lorong Hikmah, Kecamatan Pipa Reja Palembang ini akan dimakamkan di dekat kediamannya.

Satu hari sebelum kejadian, Yusril sempat diajak keponakannya John Kenedi (48), untuk pulang ke Palembang lebih cepat. Namun korban menolak dan tetap memilih pulang di hari Rabu.

Setiap seminggu sekali, Yusril berangkat ke Karang Agung, Kabupaten Banyuasin Sumsel untuk berdagang buku dan alat tulis.

Jadwal kepulangan Yusril dari Kabupaten Banyuasin ke Palembang memang selalu diagendakan di hari Rabu.

Saat pulang ke Palembang, Yusril hanya membawa tas berisi pakaian sehari-harinya saja. Korban biasanya hanya dua hari menginap di Palembang dan akan kembali ke Karang Agung di hari Jumat.

 

3 dari 3 halaman

Firasat Sang Anak

Mustofa (23), anak korban, mengatakan ia dan keluarga mendapatkan informasi lakalantas yang menimpa ayahnya pada Rabu malam.

Mereka pun langsung mencari tahu kebenaran informasi tersebut dari keluarganya yang menunggu di Kabupaten Banyuasin.

"Di Kabupaten Banyuasin, ada saudara kami yang menunggu kapal ayah lewat. Namun saat tahu ada kecelakaan itu, keluarga kami disana langsung menuju ke posko (lakalantas Kapal Cepat Awet Muda)," katanya.

Anak sulung Yusril ini juga mendapat kabar bahwa ayahnya menghilang saat mencoba menyelamatkan diri saat Kapal Cepat Awet Muda hancur dan terbalik di Perairan Banyuasin.

Di malam Selasa (2/1/2018), anak bungsu Yusril terus menerus menghubungi ayahnya melalui telepon genggam.

Namun Yusril tidak sempat mengangkat telepon anaknya tersebut. Baru pada Rabu pagi, keponakan Yusril, John Kenedi menelepon kembali anak bungsu Yusril.

"Anak bungsunya telepon terus, saya juga sudah beritahu, tapi beliau tak sempat menelepon balik anaknya. Besok paginya saya telepon balik, ternyata anaknya menanyakan bagaimana kabar pak Yusril," katanya.