Liputan6.com, Pekanbaru - Sudah hampir 5 tahun, bocah berusia 11 tahun bernama Arazakhul menjadi korban kekerasan. Akibatnya, ia hanya bisa menerima asupan makanan dan minuman melalui selang yang dipasangkan ke lambungnya.
Tenggorokannya masih ada, tapi sudah tidak bisa lagi dilalui makanan karena menderita luka parah pada 2013 silam.
‎Anak dari Rajiman, warga Desa Pasir Limau Kapas, Kecamatan Panipahan, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, ini juga terlihat berbicara. Sesekali dia menahan rasa sakit ketika menoleh. Dia juga harus berhati-hati terhadap selang yang melobangi kerongkongan serta dihubungkan ke perutnya.
Advertisement
Penderitaan bocah ini bukan karena gerogotan virus. Dia menjadi korban kekerasan pada 2013, ketika beberapa orang tak kenal menyerang keluarga dan dirinya di kebun sawit di desa tersebut.
Baca Juga
Permasalahan ini diduga dipicu sengketa lahan antara orangtuanya dengan oknum DPRD di Sumatera Utara. Sang oknum mengklaim tanah yang didiami Rajiman adalah tanahnya. Dia diduga mengutus tiga orang tak dikenal untuk menyelesaikan hal tersebut.
Hanya saja dalam pembicaraan itu, terjadi selisih paham hingga berujung penyerangan. Rajiman, istrinya, dan bocah tadi diserang pakai senjata tajam. Bahkan, tombak mengenai tenggorokan Arazakhul dan perutnya.
Dia kritis kala itu dan dilarikan ke rumah sakit. Akhirnya dokter memvonis tenggorokannya cacat permanen dan harus memakai selang untuk bertahan hidup.
"Dari selang ini, korban makan dan minum. Ini mau diganti lagi selangnya karena sudah cukup lama," kata kuasa hukum keluarga bocah yang menjadi korban kekerasan, Suroto SH berbincang dengan Liputan6.com di Pekanbaru, Senin, 8 Desember 2018 malam.
Â
Ingin Bertemu Jokowi
Kasus ini dilaporkan ke Polres Rokan Hilir. Silih berganti Kapolres dan Kepala Satuan Reserse Kriminal di sana tak membawa perkembangan kasus ini. Bahkan beberapa Kapolda Riau sering mengumbar janji menuntaskan, tapi pelaku penganiayaan tak kunjung tertangkap.
"Sampai sekarang belum ada hasilnya, ke mana lagi kami mau mengadu," ucap Suroto.
Berbagai upaya sudah dilakukan Suroto dan keluarga Rajiman. Surat pengaduan juga dibuat ke Kapolda, tapi hasilnya masih nihil. Dia pun nekat mendatangi Presiden Joko Widodo ketika berkunjung beberapa waktu lalu ke Riau.
Bocah ini, bersama Suroto dan ayahnya Rajiman sempat lolos ke ring 1 pengamanan. Hanya saja dirinya diamankan petugas kepolisian hingga akhirnya pulang tanpa hasil. Pesan pun tak sampai ke Joko Widodo.
Akhir tahun lalu, keluarga Rajiman nekat ke Jakarta untuk mengadu langsung ke Presiden Jokowi. Sembilan hari menunggu di depan Istana Negara Jakarta dan lima hari di Istana Negara, orang nomor 1 di Indonesia itu tak berhasil dijumpai.
"Bahkan Jokowi pun sulit ditemui, meski telah ada upaya," ungkap Suruto.
Advertisement
Polisi Janji Tuntaskan Kasus
Tak putus asa, Suroto kembali berkirim surat ke Kapolda Riau yang baru menjabat, Irjen Pol Nandang. Pertemuan disepakati harinya. Namun, pada akhirnya‎ Nandang mengutus bahawannya, Wakil Direktur Reserse Kriminal Polda Riau, AKBP Dolifar Manurung.
"Bukan Kapolda yang kita temuin tadi, tapi bawahannya. Hasilnya tidak memuaskan, malainkan akan mempelajari kembali dari penyelidikan Polsek Penimpahan yang katanya sudah ditetapkan tersangkanya," ucap Suroto yang didampingi Maryatun, ibu korban.
Sementara itu, Kapolda Riau Irjen Pol Nandang dikonfirmasi mengakui perkara ini pernah ditangani Polres setempat tapi tak selesai. Diapun menyebut telah memerintah Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Riau untuk membantu pengusutannya.
"Nanti ditindaklanjuti, di-backup Polda Riau," ucapnya singkat.
Saksikan video pilihan berikut ini: