Liputan6.com, Mataram - Amaq Rikiawan, salah seorang warga Desa Sembalun Bumbung, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, tewas setelah tertimbun tanah longsor dari atas perbukitan kaki Gunung Rinjani pada Rabu, sekitar pukul 06.00 Wita.
Kepala Desa Sembalun Bumbung H Subdi, ketika dihubungi dari Mataram, membenarkan adanya tanah longsor yang menyebabkan salah seorang warganya meninggal dunia.
"Jenazah saat ini sudah di rumah dan sedang dimandikan oleh warga," katanya, Rabu (10/1/2018), dilansir Antara.
Advertisement
Selain menyebabkan korban meninggal dunia, kata dia, dua orang warga lainnya mengalami luka ringan. Kondisinya kini relatif membaik dan sudah dipulangkan ke rumah dari Puskesmas Sembalun. Keduanya adalah Amaq Egi (35) dan Amaq Rindi (30).
Baca Juga
Subdi mengatakan ketiga korban sebelumnya sempat menginap di dalam mobil jenis Avanza yang diparkir di pinggir jalan raya. Mereka terpaksa bermalam karena jalan pulang mereka tertutup tanah longsor sekitar pukul 03.00 Wita. Tepatnya di jalan lintas Sembalun-Suela.
Sekitar pukul 06.00 Wita, Amaq Rikiawan keluar dari mobil untuk melihat keadaan, tiba-tiba terjadi tanah longsor dari atas perbukitan dan langsung menimbunnya.
Dua orang rekannya yang masih dalam mobil juga tertimbun tanah longsor. Namun, masyarakat yang melihat kejadian itu berhasil menyelamatkannya untuk kemudian dilarikan ke puskesmas terdekat.
"Saya juga sempat melintasi jalan itu sekitar pukul 02.00 Wita setelah dari Kota Mataram, tapi sebelum terjadi longsor. Korban yang juga datang dari Mataram untuk mengantar Egi berobat kemungkinan di belakang saya, tapi sudah terjebak karena jalan tertutup longsor," ucapnya.
Saat ini, kata dia, jalan lintas Sembalun-Suela menuju arah Selong Ibu Kota Kabupaten Lombok Timur, dan Kota Mataram, untuk sementara ditutup karena tertimbun tanah longsor. Pemerintah sedang berupaya memulihkan jalan menggunakan alat berat.
Â
Hutan Rinjani Sempat Terbakar
Beberapa bulan sebelumnya, cuaca panas yang melanda sebagian besar daerah di Indonesia memperburuk kondisi di Geopark Rinjani. Sejak Agustus hingga pertengahan September 2017, sebanyak 110 hektare lahan di kawasan Gunung Rinjani ludes terbakar.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), kebakaran tersebut terjadi di beberapa titik lahan dari dua pintu masuk menuju ke Rinjani, yaitu dari Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Lombok Timur.
Di Kabupaten Lombok Utara, kebakaran menghanguskan empat hektare lahan dan berhasil dipadamkan. Sementara itu, di Kabupaten Lombok Timur tercatat 106 hektare lahan berupa rumput kering dan alang-alang terbakar.
"Terakhir, kebakaran terjadi pada 13 September 2017 kemarin terjadi di pusuk Sembalun, sebelah kiri jalan seluas dua hektare. Rata-rata yang terbakar itu jenis rumput dan alang-alang," ujar Zainudin, Kepala Resort TNGR Sembalun di Mataram, Kamis, 14 September 2017.
Zainudin mengatakan, selain cuaca panas, banyak hal lain yang diperkirakan menjadi penyebab kebakaran di daerah Rinjani. Misalnya, banyaknya pendaki yang diduga membuang puntung rokok secara sembarangan tanpa mematikan api terlebih dahulu.
"Masih kita selidiki penyebab lainnya, seperti pengunjung yang buang puntung rokok sembarangan. Sebab saat musim kemarau, angin panas sangat kencang dan rawan menyambar," kata dia.
Saat ini, pihak TNGR menyiapkan beberapa langkah untuk mengantisipasi meluasnya kebakaran di Rinjani yang disebabkan karena kesalahan manusia. Di antaranya, memberikan sosialisasi kepada masyarakat dan pengunjung untuk menjaga lingkungan di Rinjani, khususnya melarang buang puntung rokok sembarangan.
"Selain itu, kita juga melakukan patroli di jalur daerah rawan kebakaran," katanya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement