Sukses

Lintas Generasi Pelestari Musik Koes Plus di Tanah Dewata

Di Bali, banyak penggemar Koes Bersaudara dan Koes Plus masih terus bermusik hingga kini.

Liputan6.com, Denpasar - Koes Bersaudara (1960-1969) yang kemudian menjadi Koes Plus merupakan legenda musik Indonesia. Koes Plus yang populer sejak awal dekade 70-an bahkan kerap dianggap sebagai pelopor musik pop dan rock 'n roll di Indonesia.

Tak hanya dua genre tersebut, band yang digawangi oleh Tonny Koeswoyo (lead guitar, kibor, vokal), Yon Koeswoyo (vokalis utama dan rhythm guitar), Yok Koeswoyo (bas dan vokal), dan Kasmurry atau Murry (drum dan vokal) juga piawai membawakan pop Melayu, dangdut, keroncong, pop Jawa, pop anak-anak hingga kasidah.

Kini, Koes Plus hanya menyisakan satu personel, Yok Koeswoyo, usai wafatnya Yon Koeswoyo pada Jumat pagi, 5 Januari 2018. Selain Yok, sebenarnya ada Nomo Koeswoyo yang masih hidup. Hanya saja, Nomo lebih terkenal sebagai personel Koes Bersaudara, bahkan di tahun 1969 tidak bergabung ke dalam Koes Plus dan memilih jalan musiknya sendiri.

Kendati demikian, bagi para penggemar, Koes Plus tetap hidup di hati mereka. Di Bali, misalnya, lagu-lagu Koes Plus tetap disukai, dicintai, dan dijadikan inspirasi oleh para penggemarnya. Mereka bahkan terdiri dari lintas angkatan, mulai generasi old hingga zaman now.

Jika tak percaya Koes Plus menjadi inspirasi generasi lintas zaman di Pulau Dewata, The Empresa adalah buktinya. Grup musik asal Bali ini dibentuk oleh mereka yang memang mencintai Koes Plus.

Salah satu personelnya, Putu Indrawan, merupakan kelahiran Denpasar, 18 September 1960. Sementara personel lainnya bernama I Kadek Budi Prasetya lahir di Denpasar, pada 29 Juli 1990.

Meski secara usia personel The Impresa terpaut jauh, mereka memiliki kecintaan yang sama terhadap Koes Plus. Alhasil, tak ada kendala sama sekali meski berbeda generasi bagi mereka untuk tetap berkarya.

 

2 dari 3 halaman

Mendengar dari Tape Mobil Sang Paman

The Impresa, sebagaimana dituturkan Putu Indrawan, mengambil napas Koes Plus dan The Beatles sebagai genre bermusiknya. Ia berkenalan dengan musik Koes Plus saat masih duduk di sekolah dasar.

Ketika itu, sang paman yang tinggal di Surabaya pulang ke Bali. Indrawan kemudian diajak berkeliling kota menaiki sedan Toyota Corolla. Seiring dengan itu, tape mobil (pemutar kaset di mobil) milik sang paman mengalunkan lagu-lagu Koes Plus.

"Dari sana saya mulai mengenal Koes Plus dan menggemari lagu-lagunya," ucap Indrawan, saat ditemui Liputan6.com di Warung Tresni, Denpasar, Kamis, 11 Januari 2018.

Bagi Indrawan, Koes Plus adalah grup band yang berhasil melakukan revolusi dalam musik Indonesia. Keberanian Koes Plus dalam bermusik, menurut pemilik Warung Tresni ini, membuat mereka sejajar dengan grup band legendaris dunia, The Beatles.

"Lirik lagunya sederhana, mudah dicerna masyarakat dan seakan nyata dalam kehidupan warga dari generasi ke generasi," papar dia.

Sementara itu, I Kadek Budi Prasetya yang merupakan vokalis The Impresa menilai lirik lagu Koes Plus sarat akan pesan moral. "Koes Plus sukses menyampaikan pesan melalui musik dan lirik mereka kepada masyarakat di Tanah Air," ujarnya.

Ia pun mengakui bahwa lirik lagu Koes Plus sangat sederhana dan mudah diingat.

Tentunya, wafatnya Yon Koeswoyo meninggalkan duka mendalam. Meski Putu Indrawan dan I Kadek Budi Prasetya belum bertemu dengan personel grup band idolanya tersebut, Koes Plus tetap membekas di ingatan mereka.

"Koes Plus selalu hidup dalam genre musik kami," kata Indrawan yang diamini Budi Prasetya.

 

3 dari 3 halaman

Hati dan Jantung Koes Plus di Kota Anging Mamiri

Sementara di Sulawesi Selatan, khususnya di Kota Makassar mungkin tak ada yang lebih mencintai Koes Bersaudara dan Koes Plus dibanding HJK Band. Band yang terdiri dari lima personel itu bahkan menyebut diri mereka pelestari lagu Koes Bersaudara dan Koes Plus.

Manajer HJK Band, Syarifuddin Akbar, kepada Liputan6.com mengatakan bahwa grup musik tersebut setiap kali tampil dalam sebuah ajang pasti membawakan lagu-lagu milik band legendaris era 60-an dan 70-an.

"Pasti teman-teman bawa lagu Koes Bersaudara atau Koes Plus, tidak pernah yang lain, kita memang mau melestarikan lagu Koes," ucap Syarifuddin, saat ditemui di studionya di Jalan Al-Markaz I Nomor 29, Kota Makassar, Minggu, 7 Januari 2018.

Itulah salah satu bukti kecintaan band yang digawangi oleh Rey pada kibor sekaligus backing vocal, lalu Eja pada drum sekaligus backing vocal, Amri pada lead guitar, Asworo pada bas, serta Tony pada rhytm guitar sekaligus vokalis utama. Tony bahkan hapal lebih dari 500 lagu milik Koes Bersaudara dan Koes Plus.

"Vokalis kita, Tony hapal banyak lagu, lebih dari 500 lagu dari 900-an lagu milik Koes yang dia hapal lirik dan notnya," tutur Syarifuddin.

Bahkan, Tony banyak mengoleksi kaset milik Koes Bersaudara maupun Koes Plus. "Ada banyak koleksi itu dia," katanya.

Kepergian vokalis utama Koes Plus, Yon Koeswoyo, pada Jumat, 5 Januari 2018, menjadi pukulan telak bagi HJK Band. Bagaimana tidak, HJK Band sangat ingin mendatangkan Yon Koeswoyo ke Makassar yang berjuluk Kota Anging Mamiri dan secara resmi membentuk Jiwa Nusantara Makassar Koes Plus Community.

"Itu impian kita sejak dulu, yang belum kesampaian sampai dia meninggal dunia, kita mau datangkan om Yon ke sini sekaligus meresmikan Jiwa Nusantara di Sulawesi Selatan," ujar Syarifuddin dengan mata berkaca-kaca.