Boyolali - Kesadaran pendaki Gunung Merbabu yang masih rendah tentang ekosistem hutan, membuat perilaku satwa berubah. Pendaki yang memberi makanan kepada satwa monyet membuat perilaku monyet menjadi agresif terhadap keberadaan manusia di habitat mereka.
"Hasil dari observasi yang kami lakukan seperti itu," kata Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb), Edy Sutiyarto, Jumat (12/1/2018) sebagaimana diberitakan krjogja.com.
Edy mengatakan, Surili, jenis lutung endemik asli Merbabu, habitat mereka bergeser karena menghindari interaksi dengan manusia. Habitatnya bergeser, menghindari lokasi yang ramai atau kerap dilalui manusia di jalur-jalur pendakian.Â
Advertisement
Baca Juga
"Surili ini hanya memakan buah dan daun saja dan cenderung takut dengan manusia. Saat kami patroli untuk mengecek di habitatnya, mereka pada lari," katanya.
Sementara jenis monyet ekor panjang malah sebaliknya, habitatnya saat ini berada di lokasi yang ramai, terutama di sepanjang jalur-jalur pendakian yang dianggap dekat dengan sumber makanan.
Sebabnya, para pendaki atau pengunjung kawasan hutan kerap memberi mereka makanan sehingga ada perubahan pola dan perilaku. Monyet jenis itu kini makin agresif.
Misalnya, saat monyet melihat pendaki yang membawa kantong plastik, mereka mengidentifikasinya sebagai sumber makanan. Tak jarang monyet-monyet tersebut merebut paksa atau mencurinya dari pendaki.Â
"Mereka menjadi agresif karena terbiasa diberi makanan pendaki. Berbeda dengan Surili yang pasif, monyet jenis ekor panjang ini secara biologis akan memakan apa saja dan bisa menjadi agresif. Karena ada manusia memberi jenis makanan yang di hutan tidak ada, pola makanan dan perilaku mereka juga berubah," tambah Edy.
Baca berita menarik lainnya dari krjogja.com di sini.
Saksikan video pilihan berikut ini: