Liputan6.com, Karangasem - Untuk kesekian kalinya, Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, kembali erupsi. Ketinggian kolom erupsi sekitar 2.000 hingga 2.500 meter di atas puncak kawah, pada Senin pagi tadi, sekitar pukul 07.23 Wita.
"Erupsi disertai asap dan abu vulkanik berwarna kelabu dengan tekanan sedang, intensitas sedang dan condong ke arah timur laut," ucap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulis, Senin (15/1/2018).
Menurut Sutopo, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan erupsi Gunung Agung hanya sesaat dan tidak menerus karena gempa letusannya hanya sesaat pada pukul 07.23 Wita. Namun, aktivitas vulkanik masih cukup tinggi yang ditandai dengan kegempaan dan tremor menerus.
Advertisement
Baca Juga
Status Awas (Level IV) dengan rekomendasi daerah berbahaya adalah di dalam radius 6 kilometer dari puncak kawah. "Tidak boleh ada aktivitas masyarakat dalam bentuk apa pun di dalam radius 6 kilometer. Di luar radius 6 kilometer, kondisinya aman," tuturnya.
Sesuai Standar Operasi Prosedur (SOP) dalam upaya peningkatan keselamatan perhubungan udara, maka PVMBG telah mengeluarkan VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation) dengan kode warna Oranye pascaerupsi Gunung Agung.
Â
Bandara Bali dan Lombok Aman
Kendati demikian, sebaran abu vulkanik hanya terjadi di sekitar Gunung Agung. Abu vulkanik tidak ada yang mengarah ke bandara. "Kondisi Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dan Bandara Internasional Lombok aman dan beroperasi normal," katanya.
Sutopo menjelaskan pula, hujan abu vulkanik tipis dilaporkan jatuh di beberapa desa seperti di Desa Kesimpar, Desa Datah Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem. Aktivitas masyarakat tetap berjalan normal.
Masyarakat melihat erupsi Gunung Agung juga tidak panik. Sosialisasi yang terus diberikan kepada masyarakat mengenai potensi dan antisipasi erupsi Gunung Agung menyebabkan tingkat kesiapsiagaan masyarakat meningkat.
"Pengalaman penanganan erupsi selama November 2017 lalu telah memberikan pemahaman yang lebih baik, sehingga masyarakat lebih siap menghadapi erupsi," ujar Sutopo.
Jumlah Pengungsi 47.268 Jiwa
Sementara itu, jumlah pengungsi erupsi Gunung Agung saat ini mencapai 47.268 jiwa yang berada di 229 titik pengungsian. BNPB dan unsur terkait terus memberikan pendampingan dan bantuan kepada pemerinbtah daerah dan masyarakat yang terdampak erupsi Gunung Agung.
Hanya saja, masih ada beberapa permasalahan dalam penanganan pengungsi seperti aktivasi posko belum berjalan normal, distribusi logistik ke pos pengungsian belum lancar dan lainnya.
"Koordinasi terus dilakukan dengan berbagai pihak," kata Sutopo.
Karena itu, masyarakat diimbau untuk selalu meningkatkan kewaspadaan menghadapi erupsi susulan. Pantauan PVMBG melaporkan aktivitas vulkanik Gunung Agung masih cukup tinggi.
Rekaman seismograf pada 14 Januari 2018 tercatat nihil gempa tektonik lokal (TL), 7 kali gempa vulkanik dalam (VA), 6 kali gempa vulkanik dangkal (VB), nihil gempa Low-Frekuensi (LF), 24 kali gempa embusan, dan tremor menerus dengan amplitudo 1-5 mm (dominan 1 mm).
Â
Advertisement
Aktivitas Gunung Agung Terus Terpantau
Pada Kamis sore pekan lalu, 11 Januari 2018, Gunung Agung kembali erupsi mengeluarkan asap berwarna kelabu kehitaman dengan intensitas tebal bertekanan sedang. Ketinggian kolom 2,5 kilometer dari puncak kawah. Erupsi dengan amplitudo 27 milimeter diikuti gempa selama 130 detik. Asap condong ke arah utara hingga timur laut.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, aktivitas vulkanik masih cukup tinggi. Hal itu ditandai dengan tremor menerus dengan amplitudo 1-13 milimeter (dominan 1 milimeter).
Sehari kemudian, Kepala PVMBG, Kasbani, mengatakan kondisi Gunung Agung terpantau kembali normal. "Gunung Agung masih dalam status Awas dengan aktivitas relatif tinggi meski fluktuatif," katanya.
Menurut Kasbani, aktivitas Gunung Agung masih terpantau oleh PVMBG setiap saat. Namun, mengingat masih tingginya aktivitas vulkanik Gunung Agung, masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apa pun di dalam radius 6 kilometer dari puncak Gunung Agung.
Terutama di sekitar lembah sungai yang berpotensi mengalirkan lahar hujan. Sedangkan di luar radius 6 kilometer, masyarakat masih dapat beraktivitas dengan normal.
"Diharapkan masyarakat mengenakan masker ketika abu melanda daerah sekitar gunung," jelasnya.
Larangan Pendakian
Di luar radius tersebut, Kasbani menyatakan transportasi masih berjalan normal dan aman. Termasuk untuk penerbangan dari dan ke Bandara Ngurah Rai.
Berkaitan dengan radius zona bahaya, PVMBG meminta agar imbauan untuk menjauh dari Gunung Agung dipatuhi. Terutama untuk mengurangi risiko bencana.
Ia menegaskan agar tak ada kebijaksanaan atau toleransi apa pun pada radius 6 km, termasuk pendakian. "Jangan ada yang naik ke puncak gunung lagi, kena batunya saja bisa berbahaya," ujar Kasbani.
Saksikan video pilihan di bawah ini: