Sukses

Mencegah Tragedi Antre Beras dengan ATM Beras

Secara teknis, mesin tersebut akan mengeluarkan beras 2 liter, setelah kartu sejenis kartu kredit ditempelkan pada bagian depan mesin.

Liputan6.com, Semarang - Harga beras yang tinggi, antrian bantuan beras yang kadang menyebabkan korban, mendorong para remaja masjid meluncurkan ATM Beras. Adalah Ikatan Remaja Masjid Baiturrahman (IKAMABA) Semarang yang tak ingin ada tragedi bagi kaum dhuafa akibat beras.

Diawali dari acara Minggu Wagen di Masjid Baiturrahman, menghadirkan budayawan Prie GS, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dan penulis novel 'Ayat-ayat Cibta', Habiburrahman El Shirazy.

Menurut ketua IKAMABA, Asrul Sani, ATM Beras ini seperti ATM pada umumnya. Namun ketrika difungsikan tidak mengeluarkan uang, melainkan beras.

"Mesin itu inovatornya alumni ITB-80," kata Asrul Sani, Selasa (16/1/2018).

Secara teknis, mesin tersebut akan mengeluarkan beras 2 liter, setelah kartu sejenis kartu kredit ditempelkan pada bagian depan, mirip mesin ATM. Sebagai langkah awal, IKAMABA membagikan 50 kartu kepada dhuafa, yang ada di sekitar lingkungan masjid.

Dengan adanya ATM Beras itu, pembagian beras akan berbeda dari satu dhuafa dengan dhuafa lain, menyesuaikan kebutuhan rumah tangga masing-masing.

"Jumlahnya tertentu, jadwal pembagian tertentu dengan pembinaan tertentu pula, menyesuaikan per individu," kata Asrul.

Sebagai pelaksana, lanjut Asrul, aksi kesalehan sosial tersebut hanya membantu meringankan beban kaum dhuafa. Aksi filantropi ini mendapat dukungan penuh dari Wali Kota Semarang dengan donasi beras 2 ton.

"Ke depan, jika dengan ATM Beras ini bisa lebih tertib, jumlah kartu yang dibagikan akan ditingkatkan. Tentu dengan menggandeng takmir-takmir masjid dan juga bidang sosial budaya Masjid Baiturrahman," kata Asrul.

2 dari 2 halaman

Infrastruktur Membangun Kultur

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi juga sempat mencoba ATM tersebut. Usai mencoba, Hendi berharap aksi filantropi ini akan lebih tertib.

"Ke depan semoga tak ada antrean yang berdesak-desakan karena takut nggak kebagian. Selama ini Masjid Baiturahman sudah sangat tertib. Namun dengan ATM Beras ini, pasti akan semakin tertib lagi," kata Hendi.

Hendi menyebutkan bahwa jika semua masjid yang biasa membagikan zakat atau sedekah bagi kaum dhuafa berupa beras bisa memanfaatkan ATM ini, masyarakat akan terbiasa bersikap tenang. Menurutnya selama ini desak-desakan dan ketidaktertiban itu dipicu adanya kekhawatiran mereka tak kebagian.

Dengan ATM tersebut, tentu panitia sudah menjamin ketersediaan dan ketercukupan beras yang dibagikan. Itu dimungkinkan karena kendali ada pada kartu ATM-nya.

"Infrastruktur diharapkan akan mengubah kultur," kata Hendi.

Selain itu, keberadaan ATM Beras ini tentu saja menjadi dukungan bagi perkembangan kota yang tengah bertransformasi menjadi kota cerdas atau Smart City. Bukan hanya karena ada perangkat atau infrastruktur yang mencerminkan kota cerdas, namun juga karena kultur masyarakatnya yang sudah lebih tertib.

"Terima kasih IKAMABA. Terima kasih kepada semua yang sudah mendukung Semarang menjadi kota yang lebih baik," kata Hendi.