Sukses

Menancap ke Kepala Siswa SMK, Anak Panah Tembus Jaringan Otak

Siswa SMK korban serangan anak panah itu menjalani operasi segera setelah dirujuk ke RSUD Gunung Jati Cirebon.

Liputan6.com, Cirebon - Korban serangan anak panah, Rahmat Setiawan (17) segera menjalani operasi saat tiba di RSUD Gunung Jati Cirebon. Rupanya, anak panah yang menancap di pelipis kanan siswa SMK itu sempat tembus ke jaringan otak sedalam 3 cm.

Sebelum dioperasi, Rahmat menjalani CT-Scan. Penanggung jawab pasien di RSUD Gunung Jati Cirebon, Dasa Sariadi SpB menerangkan operasi dimulai pada pukul 15.00 WIB.

Dalam operasi diketahui anak panah yang menancap di kepala korban itu menembus lapisan kulit, tulang tengkorak, hingga masuk jaringan otak dengan kedalaman 3 cm. Namun, tidak ada jaringan atau sel otak yang terganggu.

Dasa menerangkan, berdasarkan observasi, ia memprediksi tidak ada gangguan yang terjadi pada kemampuan memori korban. Apalagi, anak panah yang menancap di pelipis siswa SMK itu tidak berkarat. Kini, korban dirawat di ruang HCU RSUD Gunung Jati.

"Hanya dilancipkan, mata panahnya menancap mulus saat kami cek tidak ada pendarahan serius. Hanya muntah akibat nyeri di kepala," ujar dia, Selasa (16/1/2018).

Tim dokter, kata dia, masih terus memantau kondisi kesehatan korban setelah operasi. Jika kondisi siswa SMK itu semakin membaik, ia akan dipulangkan dalam waktu dekat.

"Umumnya kurang lebih tiga sampai empat hari (dirawat) dan belum ada penanganan khusus juga," ujar dia.

 

 

2 dari 3 halaman

Anak Yatim

Serangan anak panah yang diterima Rahmat menuai berbagai kecaman. Keluarga korban juga akan menuntut pemanah siswa SMK itu agar dijerat hukum.

"Kami tidak terima dan akan menuntut pelaku dijerat hukum," kata paman korban, Suato.

Suato mengaku saat kejadian, dirinya sedang berada di luar kota. Dia lalu dihubungi oleh keponakannya hingga langsung pulang ke Cirebon.

Menurut Suato, korban serangan anak panah dikenal sebagai anak yang pendiam dan rajin. Korban, kata dia merupakan anak yatim.

"Dari kecil, saya bersama ayahnya ikut membesarkan," ujar dia.

Sebelumnya, seorang siswa SMKN 1 Cirebon terkena anak panah saat turun dari kendaraan umum hendak masuk ke sekolah pada Senin, 15 Januari 2018, sekitar pukul 07.15 WIB.

Baru hendak menyeberang jalan, tiba-tiba anak panah menancap di bagian atas telinga sebelah kanan. Ia lalu dibawa ke RS Ciremai sebelum dirujuk ke RSUD Gunung Jati.

 

3 dari 3 halaman

Rambut Mohawk

Wakil Kepala SMK Dwi Darma, Engkus Kusnadi menambahkan, gerombolan pelajar bersenjata tajam tidak hanya menyerang anak didiknya. Mereka juga mengancam sopir angkutan kota.

Mereka mengacungkan celurit agar sopir angkot segera tancap gas dari stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Hal itu diketahuinya setelah sopir angkot trayek 09 jurusan Cibadak-Cicurug yang ditumpangi para pelajar, meminta pertanggungjawaban pihak sekolah.

Ternyata, sopir angkot salah sasaran, malah meminta pertanggungjawaban kepada sekolah korban. "Kaca mobilnya pecah oleh warga, dikira sengaja bawa kabur anak-anak itu. Padahal, sopir angkotnya juga ditodong celurit," tutur Engkus.

Atas kasus pembacokan yang menimpa anak didiknya, sekolah menyerahkannya kepada kepolisian.

Saksikan video pilihan berikut ini: