Sukses

Kebanjiran Melulu, Warga Blokade Jalan Proyek Tol Brebes-Pemalang

Warga mengancam akan kembali menutup jalan proyek Tol Brebes-Pemalang jika rumah dan sawah mereka kebanjiran lagi.

Liputan6.com, Brebes - Puluhan warga di Desa Lembarawa, Kecamatan/ Kabupaten Brebes berdemonstrasi di area proyek Tol Brebes-Pemalang yang saat ini masih dikerjakan, Jumat (19/1/2018). Mereka menuding proyek tol itu menjadi pemicu banjir yang menggenangi pemukiman dan lahan pertanian warga.

Mereka meminta pelaksana pembangunan tol untuk bertanggung jawab atas banjir yang terjadi selama ini yang melanda desanya tersebut. Warga menuntut pelaksana proyek tol membangun boks yang melintang tol untuk saluran air.

Hal itu mengingat gorong-gorong yang dibangun saat ini ditutup akibat pengerjaan pancang beton, sehingga aliran air tersumbat. "Setiap hujan turun, pemukiman kami selalu kebanjiran. Bahkan, tingginya sampai dada orang dewasa," ucap Abdul (50), seorang warga Desa Lembarawa Brebes.

Menurut Kepala Desa Lembarawa, Darkian, sekitar 300 rumah warga terdampak banjir akibat proyek tol tersebut. Selain itu, banjir juga merendam puluhan hektare sawah di wilayahnya.

"Hampir setiap hujan turun, wilayah kami ini kebanjiran. Ini karena saluran di bawah tol tidak lancar. Dari catatan kami, ada sekitar 300 rumah warga yang terkena dampak banjir ini," katanya.

Jika tuntutan warga tak dipenuhi, warga mengancam akan menutup paksa pekerjaan proyek tol tersebut. Padahal, pihak desa sudah berulang kali berkoordinasi dengan pelaksana proyek tol menyampaikan keluhan warga tersebut.

"Tadi, saya langsung sampaikan aspirasi warga ini ke pelaksana tol, dan pihak pelaksana siap untuk memperbaiki mulai besok Sabtu (20/1/2018). Jika itu tidak direalisasikan, warga akan kembali turun ke jalan dan mengancam menutup proyek tol ini," ucapnya.

Hal tersebut diakui perwakilan Pelaksana Proyek Tol Brebes-Pemalang, Irfan. Ia mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan PT Waskita Karya selaku pelaksana utama proyek tol, untuk secepatnya membangun saluran air.

"Besok kita sudah melalukan pekerjaan pembangunan boks ini. Kita akan melakukan pengerukan tanah untuk membuat saluran air," kata dia.

 

 

2 dari 2 halaman

Pasutri Kupang Tewas Terseret Banjir

Elkana Bankole (50) dan istrinya Nonei Namkole Olla (40) warga Desa Oelnasi, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, yang hilang terseret banjir ditemukan tim Basarnas dalam kondisi meninggal dunia, Jumat.

"Dua korban yang hilang terseret banjir berhasil di temukan setelah dilakukan pencarian oleh anggota Basarnas Kupang," kata Kepala Humas Kantor Basarnas Kelas IA Kupang Nela Amabi di Kupang, Jumat (19/1/2018), dilansir Antara.

Kedua korban ditemukan di dua lokasi berbeda oleh Basarnas bersama masyarakat Desa Oelnasi yang dilibatkan dalam upaya pencarian terhadap kedua korban yang hilang terseret arus banjir Rabu, 17 Januari 2018, pukul 17.30 Wita.

Tim Basarnas, kata dia, mulai mencari kedua korban dengan membentuk dua tim pencari untuk menyusuri Kali Tuahanat hingga ke Pantai Manikin sejak pukul 06.00 Wita.

Nonei Nomkole Olla, kata dia, ditemukan tim pencari di tepi Pantai Manikin, Kelurahan Tarus dalam kondisi meninggal. Nonei, kata dia, terseret arus banjir sejauh 5 km dari lokasi kedua korban hilang terseret banjir di Kali Tuahanat.

"Korban Nonei Nomkole Olla ditemukan pertama kali oleh tim Basarnas Jumat, pukul 07.00 Wita," kata Nela.

Sementara, Elkana Bankole (50), suami dari Nonei Nomkole Olla, ditemukan tim Basarnas dan warga di Bendungan Tarus atau 3 km dari lokasi kejadian. Ketika ditemukan, jasad korban dalam kondisi terendam dalam air di Bendungan Tarus.

"Proses evakuasi terhadap kedua korban sedang berlangsung," kata Nella.

Saksikan video pilihan berikut ini: