Sukses

Puti Guntur Soekarno Sebut Bung Karno Kagumi Kiai Kholil, Siapa Dia?

Sebelum jadi presiden, Soekarno sering sowan ke Kiai Kholil di Bangkalan Madura.

Liputan6.com, Bangkalan - Puti Soekarno mengisi safari politik perdananya sebagai Calon Wakil Gubernur Jatim 2018 ke Pulau Madura dengan ziarah ke makam KH Muhammad Kholil di Desa Martajesah, Kabupaten Bangkalan, Sabtu, 20 Januari 2018.

Ia ditemani pasangannya Calon Gubernur Syaifullah Yusuf. Mereka diantar langsung Pengasuh Pesantren Syaikhona Kholil KH Fahrillah Aschal, Ketua Muslimat NU Bangkalan Nyai Mutmainnah dan Ketua GP Ansor Bangkalan Hasani Zubair dan seluruh pengurus DPC PDIP Bangkalan.

"Alhamdulillah bisa ziarah, ini pertama kali saya ziarah ke Kiai Kholil," kata Puti, usai ziarah.

Ziarah Puti Soekarno ini menarik sekaligus bikin penasaran warganet karena dua politisi PDI Perjuangan yang mencalonkan diri di Pilgub Jatim 2018 pasti mengawali safari politiknya dengan ziarah ke makam Syiakhona Kholil.

Pertama Azwar Anas, tak lama setelah diusung partainya menjadi calon wakil gubernur mendampingi Gus Ipul, Bupati Banyuwangi itu berkunjung ke Madura dan diawali berziarah ke makam Syaikhona Kholil.

Tapi belakangan Anas mundur dari pencalonan. PDIP kemudian menunjuk politisi senayan yang juga cucu presiden pertama RI, Puti Soekarno sebagai pengganti.

Sama seperti Anas, Puti pun mengawali safari politiknya dengan ziarah ke makam Syaikhona Kholil. Bedanya ketika Anas ziarah pada Oktober 2017 lalu tanpa Gus Ipul. Sementara saat Puti ziarah, Gus Ipul menemani.

Kata Puti Soekarno, dia sengaja mengawali ziarah karena kakeknya Bung Karno mengagumi sosok Kiai Kholil. Selain itu, Puti mengaku mendapat pesan khusus dari sang ayah Guntur Soekarno, agar ziarah ke makam Kiai Kholil setelah dirinya jadi calon wakil gubernur.

"Kiai Kholil juga merupakan guru besar para kiai dari Nahdiyyin di Indonesia," kata dia.  

2 dari 2 halaman

Siapa Kiai Kholil?

Dikutip dari situs resmi NU, Kiai Kholil hidup antara tahun 1835 hingga 1925 di Bangkalan. Setelah lulus sekolah di Makah, Kholil kembali ke Bangkalan dan mendirikan pesantren.

Setelah lulus, murid-murid Kiai Kholil banyak yang jadi ulama besar di Indonesia. Sehingga Kiai Kholil pun digelari ‘Syaikhona’ yang bermakna guru kami.

Murid Kiai Kholil di antaranya yaitu pendiri NU, KH. Hasyim Asy’ari dan Kiai Bisri Syamsuri dari Jombang, Kiai Maksum, Lasem. Kiai Munawir, Krapyak, Yogyakarta.

Juga Kiai Abdul Manaf Lirboyo, Kediri. Kiai Bisri Mustofa, Rembang. Kiai Nawawi, Sidogiri. Kiai Ahmad Shiddiq, Jember. Kiai As’ad Syamsul Arifin, Situbondo.  Kiai Abdul Majjid, Bata-Bata, Pamekasan.

Kiai Abi Sujak, Astatinggi Kebun Agung, Sumenep. Kiai Usymuni, Pandian Sumenep, Kiai Muhammad Hasan, Genggong Probolinggo dan masih banyak yang lainnya.

Bahkan, sebelum jadi tokoh nasional dan kemudian jadi Presiden Indonesia Pertama, Soekarno kerap Sowan ke Kiai Kholil di Bangkalan untuk menimba ilmu. Puti Soekarno mengikuti jejak kakeknya.

 

Â