Sukses

Loncat Bareng ke Sungai Cimanuk, 2 Sahabat Terpisahkan oleh Maut

Dua sahabat sesama pelajar itu menganggap permukaan tenang Sungai Cimanuk tak berbahaya bagi mereka.

Liputan6.com, Garut - Ardi (10), seorang pelajar, tewas terseret arus deras Sungai Cimanuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Minggu siang, 21 Januari 2018. "Kejadiannya sekitar pukul 11.30 WIB siang," ujar Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna.

Budi mengatakan, kejadian berlangsung cukup singkat. Saat itu, Gilang, Galang, dan Ardi yang berasal dari Desa Jangkurang RT 04 RW 12, Desa Sukamenteri, Kecamatan Garut Kota, berenang di sekitar Sungai Cimanuk blok Jangkurang.

Melihat permukaan air yang tenang dan tidak memperhitungkan kedalaman sungai, Galang dan Ardi langsung meloncat ke dasar sungai. "Mungkin saat bersamaan intensitas air sedang tinggi," kata dia.

Melihat keduanya tergulung arus deras sungai, Gilang adik dari Galang langsung melaporkan kejadian tersebut ke pihak orangtuanya. "Awalnya keduanya tergulung arus deras hingga beberapa puluh meter," ujarnya.

Akan tetapi, nasib baik masih menghampiri Galang. Meskipun terseret arus sungai hingga 50 meter, Galang masih terselamatkan dalam kondisi lemas mengambang.

"Nah korban Ardi terbawa arus sungai hingga akhirnya meninggal," kata dia.

 

 

2 dari 3 halaman

Kehabisan Napas

Kepala Seksi Penyelamatan Non-Kebakaran pada Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Garut, Tubagus Agus Sofyan, menyatakan, setelah mencari selama empat jam, satu regu yang berhasil diterjunkan akhirnya menemukan korban.

"Memang kondisi air di Sungai Cimanuk sedang lumayan deras, dan kedalamannya pun cukup dalam," kata dia.

Galang ditemukan sekitar 50 meter dari lokasi tenggelam dalam keadaan pingsan setelah menelan banyak air. Sementara Ardi baru ditemukan sekitar pukul 14.30 WIB.

"Kemungkinan korban kebanyakan meminum air dan kehabisan napas," ujarnya.

Saat ini, jenazah Ardi sudah dikuburkan di Pemakaman Umum Kampung Jangkurang, Kecamatan Garut Kota.

"Semoga dengan adanya kejadian ini menjadi pengingat bagi orangtua menjaga anak-anaknya dari aktivitas yang membahayakan," katanya.

3 dari 3 halaman

Pemancing Danau Limboto

Isak tangis keluarga mewarnai penemuan jenazah seorang pemancing bernama Aripin Dente (42), warga Kelurahan Huwangobotu, Kecamatan Dungingi, Kota Gorontalo. Ia tenggelam diduga akibat perahu yang ditumpanginya saat memancing di Danau Limboto tertiup angin kencang hingga terbalik, Sabtu, 20 Januari 2018.

Korban yang diduga tidak bisa berenang tak mampu menyelamatkan diri. Keluarga dibantu warga menemukan tubuhnya sudah mengapung di rimbunan eceng gondok Danau Limboto dua jam kemudian.

Menurut keterangan saksi, Udin Djafar, ia bersama korban datang memancing di Desa Hutadaa, Kecamatan Telaga Jaya, di Danau Limboto. Mereka datang ke lokasi sekitar pukul 06.30 WIB.

"Kemudian kami sudah berpisah jauh, tiba-tiba pada pukul 14.30 WIB, angin dan ombak menghantam perahu. Diduga angin dan ombak itu juga menghantam perahu yang ditumpangi korban hingga terbalik," tuturnya.

Ia lalu mendekati perahu temannya yang sudah terbalik. Ia mencoba memanggil Aripin, tapi tak ada jawaban.

"Dan akhirnya saya meminta bantuan kepada warga sekitar dan menelepon keluarga," katanya.

Kapolres Gorontalo AKBP Purwanto saat dikonfirmasi mengatakan korban ditemukan oleh keluarga dan dibantu masyarakat sekitar pada pukul 17.30 Wita sudah tidak bernyawa lagi.

"Hal tersebut adalah murni kecelakaan. Saya mengimbau kepada nelayan Danau Limboto agar lebih berhati-hati saat mencari ikan, lebih melihat cuaca apakah baik atau buruk," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini: