Sukses

Dokter RS National Hospital Diduga Lecehkan Calon Perawat

Laporan dugaan pelecehan seksual calon perawat oleh dokter di RS National Hospital Surabaya disampaikan ke polisi sejak Agustus 2017.

Liputan6.com, Surabaya - Dokter yang berdinas di Rumah Sakit (RS) National Hospital Surabaya diduga juga pernah melecehkan calon perawat secara seksual. Hal itu berdasarkan laporan yang masuk ke Polda Jawa Timur pada Agustus 2017.

"Pada bulan Agustus 2017, kami menerima pelaporan di Polda Jatim, yakni seseorang calon perawat berinisial O di rumah sakit NH terhadap seorang dokter berinisial R yang melakukan pelecehan," tutur Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera melalui sambungan telepon seluler, Jumat, 26 Januari 2018.

Barung menyatakan terhadap kasus dugaan pelecehan seksual yang bersifat sensitif, polisi menindaklanjuti dengan beberapa tahapan sebelum memulai penyelidikan.

"Pertama kita pelajari dahulu SOP penerimaan perawat di sebuah rumah sakit itu seperti apa," kata Barung.

Kedua, polisi mengaku telah memeriksa saksi kunci terkait kasus yang terjadi. "Dan ketiga kita tentunya perlu menggelar kasus ini dengan para ahli," ucapnya.

Hingga kini, dokter yang diduga melecehkan calon perawat itu belum dipanggil. Namun, rencana pemanggilan sudah disiapkan.

"Hari Senin kita panggil si dokter dan hari Rabu kita gelar perkara," ujarnya.

Dikonfirmasi secara terpisah, Humas RS National Hospital, Elizabeth enggan berkomentar perihal tersebut. "Saya baru tahu ini, saya kan cuma fokus di bagian saraf," ucap Elizabeth.

 

 

2 dari 2 halaman

Kronologi Pelecehan Versi Pelapor

Sementara itu, kuasa hukum pelapor, Okky Suryatama, menjelaskan kasus yang menimpa kliennya terjadi pada Rabu pagi, 23 Agustus 2017. "Waktu itu klien saya lulus (pendidikan) perawat, terus melamar jadi perawat (di National Hospital)," tutur Okky melalui telepon seluler.

Okky menceritakan saat itu O diminta untuk datang ke National Hospital Surabaya sekitar pukul 09.00 WIB untuk menjalani tes kesehatan. Ia diarahkan ke ruangan medical check up.

Saat itu, ada tiga dokter laki-laki dan satu perawat perempuan menemani O di dalam ruangan. "Kemudian yang lain ke luar, tinggal satu dokter berinisial R di dalam ruangan bersama klien saya," katanya.

Beberapa saat kemudian, R meminta O membuka baju. Dada kliennya diremas-remas. Bukan hanya itu, R juga meminta O agar membuka pakaian bawah. "Bagian alat vital klien saya lalu dimasukkan dengan jari dokter itu," ucapnya.

Karena merasa janggal, O lantas menanyakan cara R mengetes calon perawat itu. "Dokternya diam saja. Tetapi klien saya bertanya ke dosennya, katanya tidak harus begitu cara mengetes jadi perawat. Akhirnya, klien saya langsung laporan ke Polda dan divisum," ujar Okky.

Berdasarkan penjelasan pihak kepolisian, ucap Okky, kasus ini sudah masuk dalam tahap penyidikan. Tetapi, sampai kini dokter R belum ditetapkan sebagai tersangka.

"Sudah berbulan-bulan tapi sampai sekarang si dokter itu belum jadi tersangka," ucap Okky.

Saksikan video pilihan berikut ini: