Liputan6.com, Semarang Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi kaget ketika kantornya didatangi warga rumah susun sewa (Rusunawa) Kaligawe, Kecamatan Gayamsari. Mereka menggeruduk kantor Wali Kota karena tiga hari air dari PDAM diputus sepihak, meskipun sudah membayar. PDAM menganggap warga belum membayar dan masih berutang Rp 23 juta.
Warga mengaku mereka tak pernah terlambat membayar PDAM. Karena tagihan PDAM dilakukan oleh pengurus lama Rusunawa bernama Musiran. Kedatangan warga ini mengagetkan Hendi. Ia baru saja selesai mengikuti sidang paripurna di DPRD Kota Semarang.
"Lo, ada apa ini kok pada berbondong-bondong di sini,” Hendi bertanya.
Advertisement
Baca Juga
Di hadapan Wali Kota Semarang, warga kemudian menyampaikan keluhannya. Mereka keberatan dianggap memiliki utang kepada PDAM karena faktanya mereka sudah membayar. Sementara PDAM juga tak mau mengalah, karena data pembayaran warga memang belum masuk.
"Siapa yang menjadi juru bicara warga, silakan duduk sini," kata Hendi.
Juru bicara yang ditunjuk adalah Maksun. Seorang pria dengan raut muka tegas. Secara rinci dan runtut ia kemudian menjelaskan bahwa warga merasa keberatan untuk membayar tunggakan air PDAM Kota Semarang senilai Rp 23 juta. Sebab, tagihan PDAM selama 10 bulan dan telah disetorkan kepada pengurus lama Rusunawa, Kaligawe.
"Setelah diketahui, warga lalu membayar tagihan langsung ke PDAM tiga bulan terakhir. Tahu-tahu PDAM dimatikan dan warga tetap dianggap berutang," kata Maksun.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi manggut-manggut. Ia serius menyimak keluhan warga.
Aksi Wali Kota
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi meminta yang utama adalah menjaga kekompakan warga. Sedangkan persoalan utang piutang dengan PDAM, semua akan diselesaikan dengan manusiawi.
"Pertama, sing penting guyub (kompak), nek jenengan guyub pasti ono sing ngatasi (kalau kompak pasti ada yang menyelesaikan ). Nah, sing tagihan Rp 23 juta sing mbayar kancaku sing jenenge Hendi (Nah, yang tagihan Rp 23 juta biar dibayar teman saya, namanya Hendi). Tapi saya tidak mau bulan berikutnya jenengan nunggak. PDAM ini harus profesional," kata Hendi ringan.
Wajah warga mulai cerah. Seperti lepas beban.
"Nanti, Pak Ali (Plt Direktur Teknik PDAM Kota Semarang) nanti nagihnya sama saya, kayaknya saya masih ada TPP (Tunjangan Tambahan Penghasilan Pegawai) ya pak?” kata Hendi.
Hendi kemudian menyerahkan sepenuhnya penanganan Musiran, pengurus Rusunawa lama yang mengemplang uang PDAM. "Yang utama, mulai nanti malam air PDAM langsung mengalir lagi. Saya hanya ikut menyelesaikan, Pak Musiran kalau mau diapakan silakan, tapi jangan dipukuli,” kata Hendi.
Sementara itu, Nanik, salah satu warga, mengaku bahwa Selasa (30/1/2018) pagi air PDAM telah mengalir dan mengucur deras. Semua mengalir lancar dan warga tak lagi kesulitan air.
"Alhamdulillah sudah mengalir deras, Mas," kata Nanik.
Dengan mengalirnya air tersebut, Nanik tidak lagi resah. Usaha laundry rumahan yang ia tekuni bisa menjadi sandaran hidup kembali.
"Suami saya sopir travel. Sedih juga selama tiga hari kemarin kebutuhan dapur berkurang. Namun sekarang sudah normal kembali," kata Nanik.
Advertisement