Sukses

Cabuli 5 Siswa SD, Guru Dikejar Puluhan Orangtua

Si guru diduga cabul tak ada di tempat. Sekolah tempat dia mengajar kena getahnya.

Liputan6.com, Pekanbaru - Seorang guru salah satu sekolah dasar negeri di Kecamatan Rambah, Kabupaten Rokan Hulu, Riau, diburu puluhan orangtua siswa, pada Jumat, 26 Januari 2018. Pengajar berstatus pegawai negeri sipil (PNS) itu diduga mencabuli lima siswanya sejak November 2017 hingga Januari 2018.

"Kasus ini sudah ditangani polres setempat, di mana pelakunya inisial AR sudah ditahan," kata Kabid Humas Kepolisian Daerah Riau, Kombes Guntur Aryo Tejo, Senin malam, 29 Januari 2018.

Guntur menerangkan, terungkapnya perbuatan cabul pria setengah abad lebih itu berawal dari informasi adanya konsentrasi puluhan warga di sebuah sekolah dasar negeri. Sebagian besar merupakan orangtua siswa dalam keadaan marah.

Mereka ke sekolah itu untuk mencari guru yang diduga berbuat cabul. Namun, ketika itu, si guru tak berada di lokasi. Massa yang sedang lalu menganggap sekolah telah melindungi guru cabul ini.

"Beruntung ada yang melapor ke polisi. Selanjutnya, petugas piket serta reskrim menuju ke sekolah itu dan memberi pengertian kasus ini akan ditangani," kata mantan Kapolres Pelalawan ini.

Tak lama kemudian, petugas mendapat informasi bahwa pelaku berada di daerah Pasir Pangaraian. Guru diduga cabul itu langsung ditangkap dan dibawa ke mapolres untuk pengusutan lebih lanjut.

2 dari 2 halaman

Kronologi Pencabulan

Dalam laporan orangtua korban berinisial SN ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Reskrim Polres Rokan Hulu, anaknya mengaku telah dicabuli dalam kelas ketika belajar.

Penuturan korban, kejadian tersebut berlangsung pada November 2017, di mana harinya sudah tak ingat lagi. Korban sudah berontak, tapi pelaku mendekap dari belakang.

"Pengakuan korban, ada empat teman lainnya yang juga mengalami hal serupa sampai Januari 2018," kata Guntur.

Menurut Guntur, korban lainnya bakal diperiksa sebagai bukti tambahan. Polisi juga akan memvisum korban pencabulan lainnya untuk melihat tanda-tanda pencabulan dan dilakukan gelar perkara.

"Dari lima korban, dua duduk di kelas 6 dan sisanya kelas 5. Kemungkinan ada korban lainnya karena kasus ini terus didalami," kata Guntur.

Saksikan video pilihan berikut ini: